13 Profil Pengusaha Sukses yang Wajib Kamu Tahu
Persepsi orang mengenai para pengusaha sukses sangatlah kontras dengan kenyataannya. Banyak yang mengira bahwa pengusaha adalah jalur karier yang sangatlah mudah dan enak untuk dijalani. Padahal, sisi yang mereka lihat dari para entrepreneur ini hanyalah dari sudut kesuksesan.
Sedikit yang paham bahwa perjalanan yang ditempuh oleh para pebisnis sangat berat. Ada banyak dari mereka yang bahkan harus memulai usaha dari nol. Berikut ini adalah daftar 13 pengusaha sukses yang berhasil mengembangkan usaha hingga ke luar negeri.
Djoko Susanto
Djoko Susanto adalah CEO Alfa Supermarket, yang memiliki 16.000 toko waralaba di seluruh Indonesia. Divisi propertinya Alfaland mengoperasikan Omega Hotel Management di seluruh negara.
Sebagai anak keenam dari 10 bersaudara, ia mulai mengelola warung sederhana milik orang tuanya di dalam pasar tradisional di Jakarta pada usia 17 tahun. Dia kemudian bermitra dengan taipan rokok kretek Putera Sampoerna untuk membuka kios serupa dan kemudian diskon rantai supermarket.
Ketika Putera menjual bisnis rokoknya ke Phillip Morris pada 2005, Susanto membeli bisnis ritel dan mengembangkannya menjadi Alfa Supermarket.
Husain Djojonegoro dan Keluarga
Almarhum ayah Husain Djojonegoro, Chandra dan pamannya, Chu Sok Sam, memulai Orang Tua Group pada tahun 1948 menjual anggur herbal. Sekarang dikelola dan dimiliki oleh Husain dan dua saudara lelakinya, kelompok ini dikenal dengan produk makanan dan minumannya.
Husain dan adiknya Pudjiono mengelola Grup ABC, yang membuat baterai ABC, minuman energi Kratingdaeng, dan minuman kesehatan KAMU. Saudaranya Hamid mengelola kelompok barang-barang konsumennya, yang memperkenalkan merek-merek baru seperti teh rasa Vit-Amin, wafer Chizmill dan minuman herbal Jagak.
Theodore Permadi Rachmat
Theodore Permadi Rachmat atau yang lebih dikenal dengan TP Rachmat merupakan seorang pengusaha sukses yang memimpin Grup Astra. Awalnya perusahaan ini didirikan pamannya, yakni William Soeryadjaya. Ia memulai kariernya sebagai sales Astra pada tahun 1968. Setelah lulus, ia menjadi karyawan ke-15. Akhirnya, pada 1972, TP dipercaya mengelola United Tractors yang merupakan anak perusahaan dari Astra, sampai tahun 2005.
Setelah itu ia mendirikan perusahaan sendiri bernama Triputra Group yang bergerak dalam bidang batu bara, karet olahan, manufaktur, perdagangan, agribisnis, hingga dealership motor serta logistik. Bersama saudaranya, ia juga turut andil membesarkan perusahaan tambang batu bara bernama PT Adaro Energy di Kalimantan. Pada 2017, ia sukses menembus peringkat 10 besar orang terkaya di Indonesia setelah pada tahun sebelumnya hanya masuk 20 besar.
Kuncoro Wibowo dan Keluarga
Kuncoro Wibowo adalah presiden komisaris PT Ace Hardware Indonesia, pemegang lisensi jaringan toko perangkat keras di AS. Ace Hardware Indonesia memiliki lebih dari 120 toko di negara tersebut, termasuk toko Ace terbesar di dunia. Grup Kawan Lama miliknya juga memiliki PT Home Indonesia, yang bersaing dengan Ikea. Wibowo mengambil alih bisnis setelah keluarga dan, dengan bantuan dari 5 saudara, mulai mengimpor dan mendistribusikan peralatan teknis.
Martua Sitorus
Martua Sitorus atau dikenal juga dengan Thio Seeng Haap (吴笙福) adalah seorang pengusaha Indonesia. Ia bersama dengan Kuok Khoon Hong mendirikan perusahaan Wilmar International yang bergerak di bidang perkebunan dan pengolah minyak sawit mentah (CPO) serta produsen gula.
Wilmar juga bekerja sama dengan perusahaan AS, Kellogg untuk menjual makanan di China dan mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Australia yakni Whitehaven Coal Ltd. Awalnya Martua Sitorus yang dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatera Utara ini, berdagang udang waktu masih muda.
Mochtar Riady
Mochtar Riady yang merupakan pengusaha Indonesia terkemuka. Ia adalah seorang pendiri sekaligus presiden komisaris dari Lippo Grup. Hingga saat ini, ia dikenal masyarakat sebagai seorang praktisi perbankan yang kamul. Karier suksesnya memang dimulai dari menjadi seorang bankir, cita-citanya dahulu sejak kecil.
Awalnya Mochtar mendapat kesempatan untuk mengurus bank yang bermasalah hingga akhirnya maju, kemudian ia pindah ke Bank Buana lalu Bank Panin. Hingga saat ini namanya melambung menjadi salah satu konglomerat keturunan Tionghoa hingga ke mancanegara.
Bachtiar Karim dan Keluarga
Bersama saudara-saudara Burhan dan Bahari, Bachtiar Karim mengelola Musim Mas yang merupakan sebuah perusahaan kelapa sawit terintegrasi dengan $7,6 miliar pada penjualan 2018.
Sementara almarhum ayahnya Anwar mendirikan Pabrik Sabun Nam Cheong pada tahun 1932. Hingga saat ini, pabrik tersebut masih beroperasi membuat sabun dan margarin.
Keluarga itu membuka kilang minyak kelapa sawit pertama di Indonesia pada tahun 1970. Musim Mas secara resmi didirikan dua tahun kemudian. Keluarga mendirikan pusat wirausaha di Universitas Sumatera Utara di Medan.
Jogi Hendra Atmadja
Jogi Hendra Atmadja adalah kepala Mayora Group, pengolah makanan terbesar di Indonesia, membuat semuanya mulai dari kopi dan sereal hingga permen dan biskuit. Produk dari Mayora Group telah tersebar lebih dari 90 negara.
Keluarganya adalah imigran Cina generasi ketiga yang mulai membuat biskuit pada tahun 1970. Atmadja dan keluarganya, termasuk saudara dan sepupu, memiliki saham besar dalam bisnis ini.
Chairul Tanjung
Berada di posisi empat, ada “si Anak Singkong”, Chairul Tanjung. Ia merupakan pengusaha sekaligus mantan Menko Perekonomian. CT, sapaan akrabnya, sempat menjadi Menko Perekonomian pada 19 Mei 2014 hingga 27 Oktober 2014 menggantikan Hatta Rajasa. Nama Chairul terkenal sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.
Hingga saat ini, perusahaannya telah membawahi beberapa anak perusahaan, seperti Bank Mega, Trans Corp, dan CT Global Resources. Ia memulai bisnis sejak di bangku kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.
Tahir
Dato’ Sri Tahir, atau yang terlahir dengan nama Ang Tjoen Ming, merupakan seorang pengusaha sukses di Indonesia. Selain sebagai pengusaha, ia juga seorang investor, filantropis, sekaligus pendiri dari Mayapada Group. Perusahaan ini merupakan holding company yang telah mempunyai beberapa unit usaha di Indonesia, meliputi perbankan, TV berbayar, media cetak, rumah sakit, properti, hingga rantai toko bebas pajak atau duty free shopping (DFS).
Anthoni Salim
Anthoni Salim adalah direktur utama PT. Salim Group, perusahaan investasi yang dikelola keluarga dengan yang juga bergerak di berbagai bidang lain termasuk makanan, perbankan, dan telekomunikasi. Selama krisis keuangan Asia 1997-1998, Salims kehilangan kendali atas Bank Central Asia kepada keluarga Hartono, yang sekarang menjadi keluarga terkaya di negara di Indonesia saat ini.
Salim juga adalah pemegang saham mayoritas (44%) dari perusahaan investasi yang terdaftar di Hong Kong First Pacific yang memiliki aset $ 17,2 miliar di enam negara. Anak dari pengusaha Sudono Salim ini juga merupakan CEO dari PT. Indofood.
Prajogo Pangestu
Pada 2017, Prajogo Pangestu berhasil menembus deretan 20 orang terkaya di Indonesia setelah beberapa tahun absen. Hal ini dikarenakan bisnisnya di perusahaan petrokimia Barito Pacific dan anak perusahaannya, Chandra Asri Petrochemical keuntungannya melonjak hingga 5 kali lipat dalam setahun terakhir. Taipan kelahiran 1944 ini mengawali bisnisnya di industri perkayuan pada akhir tahun 1970-an dengan menggunakan nama Djajanti Timber Group.
Eka Tjipta Widjaja dan Keluarga
Adalah seorang imigran Tionghoa ke Indonesia, Eka Tjipta Widjaja yang juga merupakan pengusaha sukses dan pendiri PT. Sinar Mas. Saat ini Sinar Mas telah merambah dunia bisnis di bidang kertas, real estat, jasa keuangan, agribisnis dan telekomunikasi.
Baru-baru ini dia juga mendirikan pabrik oleokimia yang bekerja sama dengan perusahaan Spanyol Cepsa di pulau Riau, Indonesia. Kedua anak laki-lakinya yaitu Franky menjalankan perusahaan raksasa kelapa sawit Golden Agri-Resources dan Oei Hong Leong mengelola investasinya sendiri di Singapura.
Diperlukan kerja keras dan usaha yang maksimal untuk menjadi seorang pengusaha sukses karena tidak ada kesuksesan yang didapat secara instan. Sama seperti para orang terkaya di Indonesia, mereka membutuhkan waktu yang tidak sebentar menata bisnisnya dari bawah hingga mencapai puncak kesuksesan. Oleh karena itu, mulailah meniti karier Kamu sejak masih muda, selagi masih banyak waktu.