Inilah 7 Band Indie Indonesia Paling Mencuri Perhatian
Perlahan namun pasti, band indie Indonesia dapat bersaing secara terbuka dengan band terkemuka yang dinaungi major label. Istilah indie diambil dari kata independent yang berarti merdeka atau bebas. Banyak yang beranggapan kalau indie merupakan sebuah genre musik, sama seperti pop, jazz, rock, metal, atau sebagainya. Padahal, anggapan tersebut salah besar.
Indie merupakan sebuah gerakan musik yang bebas, mandiri, dan tidak bergantung kepada sebuah label atau perusahaan rekaman. Karena tidak terikat dengan kontrak perusahaan inilah membuat musisi atau band indie Indonesia menciptakan lagu sesuai dengan apa yang mereka sukai. Meski tidak bergabung di perusahaan rekaman populer, tidak lantas membuat musisi indie kesulitan dalam proses rekaman, pemasaran, atau jadwal manggung. Bahkan, tidak jarang banyak musisi indie yang membuat manajemen atau label rekaman sendiri.
Banyak band indie Indonesia berhasil menghasilkan lagu hingga pemasaran sendiri. Namun, ada pula musisi-musisi indie berkualitas yang sudah menghasilkan banyak lagu yang mungkin belum kamu ketahui karena pemasarannya masih belum maksimal. Ada pula sebagian musisi indie yang berhasil meraih popularitas berkat karyanya. Bahkan ada yang melanglang-buana hingga diakui di dunia musik internasional.
Aliran indie tersebar di Indonesia pada pertengahan tahun 1990-an. Dulu kebanyakan orang belum mengenal istilah musik indie, namun lebih familier dengan istilah musik underground. Bedanya, musik underground cenderung lebih keras seperti rock dan metal. Tahukah kamu siapa musisi Indonesia yang pertama kali merilis album secara indie? Mereka adalah Pas Band. Sebelum mendapatkan tawaran dari label Aquarius Musikindo, band yang berasal dari Bandung ini awalnya merupakan band beraliran underground. Ada juga Pure Saturday yang sebelum bergabung bersama Aquarius Musikindo pada 1999 merupakan band indie pertama yang membuat album rekaman di tahun 1995.
Daftar Band Indie Indonesia
Nah, di era yang lebih kekinian ada semakin banyak band indie Indonesia yang muncul dengan karya-karyanya yang menarik. Inilah beberapa band indie Indonesia yang sukses menghasilkan karya berkualitas dan memiliki banyak penggemar. Keep scrolling!
1. Mocca
Mocca termasuk salah satu grup band indie Indonesia paling dinanti penampilannya oleh pencinta musik indie tanah air. Band yang beranggotakan Riko Prayitno (Gitar), Arina Ephipania (Vokal dan Flute), Achmad Pratama (Bass), dan Indra Massad (Drum) ini mengusung aliran indie pop folk jazz swing bossa nova.
Single pertama Mocca yang menjadi hits di awal tahun 2002 adalah lagu berjudul Secret Admirer. Tak hanya menghasilkan karya yang diterima banyak orang, Mocca juga pencatatkan diri sebagai musisi indie yang berhasil menembus angka penjualan di atas 100.000 kopi. Berkat pencapaian tersebut, Mocca pun bergabung dengan beberapa label rekaman indie salah satunya label indie di Jepang, Excellent Records.
2. The Panturas
Siapa sangka Indonesia punya band indie surf-rock? The Panturas merupakan band yang meneruskan kemunculan surf-rock yang sebelumnya berjaya di tahun 60-an oleh Eka Sapta. Band asal Jatinangor yang terbentuk pada tahun 2010 ini beranggotakan 4 personel yaitu Abyan (vokal/gitar), Rizal (gitar), Bagus Patria (bass) dan Surya (drum). Band ini telah mengeluarkan album bertajuk Mabuk Laut.
Dari album tersebut, The Panturas mengeluarkan tiga single berjudul Fisherman’s Slut, Gurita Kota, dan Sunshine. Ketiga single ini bisa menjadi perkenalan awal kamu untuk menelusuri lebih jauh band indie Indonesia, The Panturas. Bahkan, Sunshine sudah menjadi semacam anthem bagi sobat indie masa kini. Bisa dibilang mulai dari anak SMA hingga masyarakat indie pada umumnya pasti tahu lagu ini.
3. White Shoes and the Couples Company
White Shoes and the Couples Company pertama kali dikenal publik melalui soundtrack film “Janji Joni” yang dibintangi Nicholas Saputra dan Mariana Renata. Bahkan band indie Indonesia yang biasa disebut WSATCC ini merupakan senior di dunia musik indie tanah air. Daya tarik band ini terletak di gaya khas tahun 70-an dan vokal orisinil yang mendayu.
Tak hanya sukses di Indonesia, WSATCC juga menjalin kontrak dengan Minty Fresh Records, sebuah label rekaman dari Chicago, Amerika Serikat. Awal mula perjalanan WSATCC di negeri Paman Sam dimulai pada Januari 2007. Waktu itu Minty Fresh Records bertemu dengan Aksara Records, yang kemudian sepakat memberikan lisensi kepada Minty Fresh untuk merilis album pertama WSATCC. Hasil dari kesepakatan tersebut, akhirnya pada September 2007, Minty Fresh Records merilis album pertama WSATCC di lima wilayah yaitu Amerika Serikat, Mexico, Kanada, Australia, dan Jepang. Dalam album rilisan Minty Fresh ini, WSATCC menambahkan dua bonus lagu yaitu Kapiten & Gadis Desa, dan Sabda Alam.
4. Fourtwnty
Siapa sih yang tak kenal Fourtwnty? Band yang terbentuk sejak tahun 2010 ini memiliki tiga anggota, yaitu Ari Lesmana, Nuwi, dan Roots. Karya pertama mereka dirilis dalam bentuk mini album berjudul “Setengah Dulu”, yang dirilis pada bulan Desember 2014. Tak sampai setengah tahun berselang, mereka merilis full album berjudul “Lelaku” pada Mei 2015.
Mereka memanjakan pendengarnya dengan alunan musik santai dan nyaman didengar. Dalam karya-karyanya, Fourtwnty menyebarkan pesan toleransi, kedamaian, dan pluralisme melalui musik dan konsep yang matang. Salah satu lagu Fourtwnty yang sempat viral dan mengisi soundtrack Film Filosofi Kopi 2 adalah lagu berjudul Zona Nyaman.
5. Efek Rumah Kaca
Nama Efek Rumah Kaca atau sering disebut dengan ERK awalnya digunakan saat tampil dalam acara peringatan kematian Munir di Gothe Institute, Menteng, Jakarta Pusat. Karakter musik band Indie Indonesia ini terinspirasi dari Smashing Pumpkins, Jeff Buckley, jon Anderson, Radiohead dan Slank.
Hingga kini, ERK sudah memiliki tiga buah album yaitu, Efek Rumah Kaca (2007), Kamar Gelap (2008) , dan Sinestesia (2015). Beberapa karya ERK yang terkenal adalah Jatuh Cinta Itu Biasa Saja, Cinta Melulu, Di Udara, Desember, dan Pasar Bisa Diciptakan. ERK dikenal dengan lagu-lagunya yang memuat isu sosial, politik, dan budaya.
6. Stars and Rabbit
Stars and Rabbit jadi salah satu band indie Indonesia yang ikut menghidupkan geliat musik indie di pangsa pasar yang lebih besar. Keunikan yang mereka miliki mendapat apresiasi yang besar dari penikmat musik dalam maupun luar negeri. Kejutan datang di akhir tahun 2019, sang gitaris Adi Widodo dinyatakan keluar dari grup. Sebagai vokalis, Elda Suryani melanjutkan proyek musiknya dengan warna baru, tapi rasa lama.
Stars and Rabbit tampil di single terbaru berjudul Little Mischievous yang dirilis 22 Januari 2020 lalu. Saar ini Stars and Rabbit berkarya dengan formasi baru dengan kehadiran Didit Saad sebagai gitaris. Sosok ini bukanlah orang baru, karena ia sudah bermusik dengan Elda sejak era band Evo di awal 2000-an.
7. Banda Neira
Banda Neira memiliki jenis musik yang mampu memikat para penggemar band indie Indonesia dengan lirik yang tak biasa. Banda Neira berawal dari proyek iseng antara Ananda dengan Rara Sekar. Pada tahun 2012 Banda Neira sudah memiliki empat buah lagu antara lain, Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, Kau Keluhkan, dan Rindu (musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo).
Lagu-lagu tersebut mereka unggah ke Soundcloud, sebelum kemudian dikenal banyak pecinta musik dan memiliki basis penggemar. Salah satu alasannya adalah karena lirik-lirik lagu mereka puitis namun mudah dimengerti. Apalagi lagu mereka hanya dibalut gitar akustik yang ramah dan mudah dicerna telinga. Inilah yang membuat musik mereka terdengar easy listening karena tidak perlu berusaha keras untuk menikmatinya.