Air Ketuban Merembes, Ini 15 Penyebabnya! Bumil Wajib Tahu

Dalam masa kehamilan, penting untuk mengetahui kondisi janin dan juga air ketuban. Kamu bisa mengetahui kondisi air ketuban melalui pemeriksaan USG. Namun, ketika terjadi sesuatu yang membahayakan kehamilan, akan ada beberapa gejala yang terjadi. Salah satunya yaitu air ketuban yang merembes bersamaan dengan cairan dari vagina.

Bila air ketuban keluar dalam jumlah sedikit, mungkin tidak terlalu menyebabkan masalah. Namun, kamu perlu berhati-hati bila cairan tersebut merembes dalam jumlah yang banyak. Karena bisa menyebabkan sejumlah komplikasi yang berbahaya bagi bayi dalam kandungan. Untuk mengetahui lebih dalam dan mencari cara mengatasi cairan ketuban yang merembes, kamu bisa menyimak informasi lengkapnya di bawah ini.

air ketuban merembes
Sumber: iStockPhoto

Fungsi Air Ketuban

Ada 5 fungsi air ketuban selama masa kehamilan, yaitu:

  1. Bantalan untuk janin dan tali pusar dari tekanan fisik di luar tubuh ibu
  2. Menjaga bayi tetap hangat
  3. Melindungi bayi dari infeksi virus/bakteri
  4. Melatih saluran pernafasan dan pencernaan
  5. Membantu perkembangan otot dan tulang bayi

Ciri-Ciri Air Ketuban Merembes

Setiap ibu hamil mungkin mengalami momen yang berbeda-beda saat air ketubannya pecah. Namun, ada 5 ciri-ciri umum yang dapat menunjukkan bahwa air ketuban Anda telah pecah, yaitu:

1. Kebocoran Ketuban yang Tidak Terkendali

Saat ketuban pecah, beberapa ibu hamil mungkin merasakan rembesan atau tetesan secara perlahan hingga semburan air tiba tiba dari vagina. Jumlah air ketuban yang keluar tergantung pada seberapa besar robekan yang terjadi di vagina. Jika kantung ketuban pecah di bawah kepala bayi, maka cairan telah menumpuk dan akan menyembur keluar. Namun, bila peristiwa pecah ketuban terjadi lebih tinggi dari kepala, aliran air tidak akan terlalu deras.

Dalam banyak kasus, aliran cairan ketuban sering tidak terkontrol. Seorang bumil bisa saja mendapat total 2,5-3 cangkir cairan ketuban. Apabila masih berada di rumah atau sedang dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan, kamu dapat mengatasi kebocoran ketuban dengan memakai pembalut atau duduk di atas handuk bersih.

Baca juga:  Sehat Semasa Hamil dengan 10 Makanan Penguat Kandungan Ini

2. Berwarna Jernih dan Tidak Berbau

Secara umum, cairan ketuban tidak berbau. Meskipun beberapa orang mendeteksi bau manis seperti air mani atau klorin. Air ketuban juga berwarna jernih dengan sedikit lendir. Pada beberapa wanita kemungkinan ditemukan sedikit garis-garis darah.

3. Adanya Tekanan Atau Letupan tanpa Rasa Sakit

Sebagian besar ibu hamil merasakan tekanan saat air ketuban pecah. Beberapa bumil juga mendengar suara letupan sebelum ketuban bocor. Bumil umumnya tidak merasakan sakit ketika air ketuban pecah. Namun, kontraksi dapat meningkat setelah air ketuban pecah.

4. Merasa Ingin Buang Air Kecil

Proses pecahnya air ketuban bisa saja terasa seperti inkontinensia urine atau kondisi saat seseorang sulit menahan buang air kecil hingga mengompol. Bumil yang belum menyadari bahwa air ketubannya pecah kemungkinan berpikir bahwa ia ingin buru-buru ke toilet. Namun sebelum sampai di kloset, air ketuban sudah mengalir dengan deras. Jika kamu masih tidak tahu apakah itu cairan ketuban atau air seni, cobalah duduk selama beberapa menit lalu berdiri. Apabila masih ada cairan yang keluar, kemungkinan itu merupakan air ketuban yang telah pecah.

15 Penyebab Air Ketuban Merembes

air ketuban merembes
Sumber: iStockPhoto

Penyebab ketuban merembes sesungguhnya belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa infeksi dan peradangan selaput korion menjadi salah satu penyebab kolagen yang menyusun dinding ketuban pecah. Akibatnya, berisiko meningkatkan kesakitan pada bayi dan sang ibu, seperti:

  1. Gangguan sistem pernapasan
  2. Infeksi serius, bisa berupa infeksi selaput ketuban
  3. Prolaps tali pusar plasenta terlepas
  4. Kematian bayi

Selain itu, beberapa kondisi berikut juga berisiko mengakibatkan ketuban pecah dini: 

  1. Infeksi pada rahim, mulut rahim, atau vagina ibu hamil
  2. Kantung ketuban meregang berlebihan karena produksi air ketuban terlalu banyak (polihidramnion)
  3. Pada kasus tertentu, ketuban pecah dini juga bisa terjadi pada ibu hamil yang mengalami kekurangan air ketuban (oligohidramnios)
  4. Perdarahan melalui vagina
  5. Berat badan ibu hamil kurang
  6. Risiko hamil anak kembar
  7. Jarak antara kehamilan kurang dari enam bulan
  8. Ibu hamil merokok atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang
  9. Pernah menjalani operasi atau biopsi pada mulut rahim
  10. Punya riwayat melahirkan bayi prematur sebelumnya
  11. Pernah mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya.
Baca juga:  Baik untuk Busui, Ini 10+ Makanan Pelancar ASI Bernutrisi Tinggi

Komplikasi yang Akan Terjadi

Berikut ini adalah risiko yang dapat terjadi bila ibu hamil kehilangan banyak air ketuban di trimester pertama dan kedua:

  1. Keguguran
  2. Bayi mengalami cacat bawaan lahir
  3. Bayi lahir prematur
  4. Kematian bayi

Sementara itu, kehilangan air ketuban dalam jumlah besar di trimester ketiga akan menyebabkan proses persalinan menjadi sulit. Dalam kondisi kekurangan air ketuban, tali pusar bisa terjepit dan melilit leher bayi, sehingga mengurangi aliran oksigen ke janin. Air ketuban merembes dalam jumlah banyak juga bisa meningkatkan risiko diperlukannya operasi caesar.

Penanganan Ketuban Merembes

air ketuban merembes
Sumber: iStockPhoto

Jika kamu mengalami tanda-tanda air ketuban pecah, segera hubungi dokter atau bidan. Tenaga kesehatan kemungkinan memintamu untuk tetap beristirahat di rumah apabila kamu belum merasakan kontraksi. Kendati begitu, kamu dianjurkan segera ke rumah sakit dalam keadaan berikut:

  1. Ketuban pecah sebelum 37 minggu: jika ketuban pecah sebelum waktunya, kamu bisa dinyatakan mengalami ketuban pecah dini (PROM).
  2. Ketuban berbau busuk, berwarna kehijauan atau kecokelatan, mengandung banyak darah: kondisi ini merupakan tanda-tanda gwat janin. Itu bisa disebabkan karena bayi telah mengeluarkan mekonium (feses pertamanya). Dalam hal ini, bidan atau dokter alan segera memeriksa kondisi bayi.
  3. Ibu hamil positif terinfeksi Streptokokus Grup B (GBS): bakteri di usus yang dapat berkoloni pada vagina dan ditularkan ke janin saat persalinan. Ibu hamil umumnya disarankan untuk uji GBS pada 36-37 minggu kehamilan. Jika positif, dokter akan memberi tindakan cepat setelah air ketuban pecah untuk risiko bayi terpapar selama persalinan.

Nah, itulah beberapa informasi mengenai air ketuban merembes. Untuk mencegah keluarnya air ketuban sebelum waktunya, kamu bisa memenuhi kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan. Tujuannya adalah agar kondisimu tetap sehat dan janin dapat tumbuh dengan baik. Selama kehamilan, kamu memerlukan tambahan energi, protein dan nutrisi penting lainnya untuk mendukung kesehatanmu dan tumbuh kembang janin yang sehat dan optimal.