Macam Alat Tes Kesuburan, Bagaimana Cara Pakainya?
Jika kamu ingin melakukan program hamil, tentunya kamu ingin selalu memeriksa kesuburan pada organ reproduksimu. Baik wanita atau pria, keduanya perlu perlakuan yang tepat untuk mensukseskan program kehamilan. Salah satu cara agar promil berjalan dengan lancar adalah dengan menguji kesuburan menggunakan alat tes kesuburan. Perlu diketahui, masa subur wanita terjadi ketika wanita mengalami ovulasi.
Ini adalah proses di mana sel telur dilepaskan dari indung telur ke saluran tuba falopi, sehingga siap untuk dibuahi oleh sperma. Selain wanita, pria juga perlu melakukan tes kesuburan. Hal ini ditujukan untuk mengetahui kualitas sperma yang baik untuk program kehamilan. Lalu, apa saja ya alat yang digunakan untuk menguji kesuburan baik pada pria dan wanita? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Alat Tes Kesuburan Wanita
Bagi wanita dengan siklus menstruasi kurang teratur, cukup sulit mendeteksi kapan tubuh akan melakukan ovulasi setiap bulannya. Untuk itu, dibutuhkan alat tes masa subur. Berikut 5 alat tes kesuburan pada wanita dan prosedur atau cara menggunakannya.
1. Ovulation test pack
Ovulation test pack sangat mudah untuk digunakan, kamu hanya perlu meneteskan urin ke alat tersebut. Alat tes masa subur ini bekerja dengan mendeteksi perubahan luteinizing hormone (LH) dalam urin. Jika produksi LH mengalami peningkatan, berarti masa ovulasi akan segera tiba dan inilah waktu terbaik untuk melakukan hubungan seksual jika kamu sedang merencanakan kehamilan. Benda ini terbilang efektif untuk mengetahui masa subur wanita, yakni 98% hanya dalam sekali pakai. Namun sebelum membelinya, kamu bisa menanyakan kepada petugas toko karena ovulation test pack ini mirip dengan pregnancy test pack.
2. Pengukuran Suhu Basal
Cara lain untuk menentukan masa ovulasi adalah dengan melakukan pengukuran suhu basal tubuh, yaitu suhu tubuh saat beristirahat. Pengukuran suhu basal dapat dilakukan menggunakan termometer yang telah dilengkapi pengukur khusus. Gunakan termometer tersebut saat bangun tidur, tepatnya sebelum beranjak dari tempat tidur di pagi hari.
Normalnya, suhu badan wanita yang tidak sedang berovulasi berkisar antara 36,2–36,5°C. Namun, saat mengalami ovulasi, suhu tubuh akan mengalami peningkatan sekitar 0,5–1°C dari suhu tubuh normal. Hal ini disebabkan oleh hormon progesteron. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, lakukan pengukuran suhu tubuh basal setiap hari dalam siklus menstruasi penuh, sejak hari pertama kamu mengalami haid hingga hari pertama haid selanjutnya.
3. Lendir Serviks
Perubahan pada lendir serviks juga dapat dijadikan acuan untuk mengetahui masa subur wanita. Kondisi lendir serviks akan berubah ketika sel telur mulai dilepaskan. Perubahan pada lendir serviks ini dipengaruhi oleh hormon yang mengatur ovulasi. Umumnya, saat sel telur sedang bersiap untuk dibuahi, lendir serviks memiliki tekstur yang lebih elastis, transparan atau sedikit keputihan, dan licin, seperti putih telur.
Perubahan lendir ini mungkin sulit dibedakan bagi sebagian wanita. Namun, kamu dapat memeriksanya menggunakan tisu atau jari yang telah dicuci bersih. Lakukan pemeriksaan ini beberapa kali dalam satu hari. Jika tidak ada lendir di sekitar vagina, berarti kamu tidak sedang dalam masa subur.
4. Histerosalpingografi (HSG)
Histerosalpingografi (HSG) memanfaatkan teknologi sinar-X real time untuk mengetahui kondisi rahim dan tuba falopi. Tes kesuburan ini juga bisa melihat risiko keguguran terkait kelainan pada rahim. Jika terdapat sumbatan pada tuba falopi, dokter juga dapat membukanya melalui pemeriksaan ini. Ini merupakan pemeriksaan yang perlu dilakukan wanita sebelum menjalani tes lainya. Pasalnya, hasil yang kamu peroleh nantinya merupakan dasar untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, terutama bila terdapat gangguan pada organ reproduksi.
5. USG transvaginal
USG transvaginal bertujuan untuk mengetahui kondisi rahim, leher rahim, tuba falopi, ovarium, dan vagina. Tes kesuburan ini juga disarankan untuk kasus kelainan seperti nyeri panggul, kista, perdarahan vagina, serta untuk memeriksa posisi alat kontrasepsi dalam rahim. Saat melakukan tes USG transvaginal, dokter akan memasukkan alat pemancar gelombang suara berfrekuensi tinggi ke dalam vagina. Gelombang suara akan memantul pada organ reproduksi. Pantulan ini lantas menghasilkan gambar pada layar.
Alat Tes Kesuburan Pria
Berikut 5 alat tes kesuburan pada pria dan prosedur atau cara menggunakannya.
1. Tes Pemeriksaan Fisik
Salah satu cara tes kesuburan pria dilakukan melalui tes fisik dan riwayat penyakit oleh dokter spesialis urologi. Pada tes ini, dokter akan mencari tahu mengenai segala kondisi yang berpotensi mengganggu kesuburanmu. Dalam pemeriksaan fisik, dokter juga akan menanyakan apakah kamu pernah memiliki riwayat penyakit yang cukup parah sebelumnya atau tengah mengonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah kesuburan.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah kamu menderita varikokel. Varikokel merupakan pembesaran pembuluh darah pada skrotum atau kantung testis yang dapat menghambat aliran darah dan mengganggu fungsi sistem reproduksi.
2. Analisa Sperma
Analisa sperma merupakan salah satu prosedur yang harus dilakukan. Prosedur ini dilakukan untuk mengetahui gangguan sperma yang bisa menyebabkan pria sulit memiliki anak. Sperma merupakan salah satu yang paling dibutuhkan dalam proses pembuahan sehingga apabila sperma mengalami gangguan dapat menyebabkan pasangan sulit hamil. Kelainan yang memengaruhi kualitas sperma, seperti jumlah, bentuk, dan motilitas/pergerakan sperma.
Kondisi ini tidak hanya melakukan analisa sperma namun juga dapat dilakukan untuk pemeriksaan kondisi air mani sehingga pemeriksaan ini kerap disebut analisa semen atau analisa air mani. Metode pengambilan sperma dilakukan dengan masturbasi. Pria akan diminta untuk mengeluarkan cairan ejakulat secara mandiri ke dalam wadah steril. Cairan tersebut kemudian dianalisis Andrologi di laboratorium khusus.
3. Tes Hormon
Cara cek kesuburan pria selanjutnya adalah tes hormon. Meski jarang terjadi namun bukan tidak mungkin hormon menjadi penyebab infertilitas. Terdapat hormon yang diproduksi kelenjar pituitari adalah Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) yang memiliki peran penting dalam pembentukan sperma. Jika kedua hormon tersebut tidak seimbang maka dapat mengganggu produksi sperma. Tes hormon dapat dilakukan dengan cara pengambilan sampel darah. Setelah itu, darah akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
4. Tes Genetik
Prosedur ini bisa dilakukan sebagai salah satu bagaimana cara tes kesuburan pria. Tes yang dilakukan pada DNA ini dapat membantu menyingkirkan kelainan kromosom, terutama pada pria dengan azoospermia (tidak ada sperma dalam air mani) atau oligozoospermia (jumlah sperma rendah).
5. Biopsi Testis
Biopsi testis dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah pada produksi sperma, misal kanker atau tumor testis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara sampel dikeluarkan dari testis, baik dengan jarum atau melalui sayatan kecil. Biopsi testis merupakan prosedur tingkat lanjut, yang mana prosedur pengambilan sperma dilakukan langsung dari saluran reproduksi. Baik dari epididimis (saluran penyimpanan dan pematangan sperma) maupun dari testis. Prosedur tersebut dilakukan bila sperma dari cairan ejakulat atau air mani terlalu sedikit atau bahkan kosong (azoospermia dan cryptozoospermia).
Nah, itulah 10 alat dan prosedur tes kesuburan pada wanita dan pria. Untuk mengetahui secara pasti penyebab ketidaksuburan, segera periksakan diri ke dokter kandungan. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan kesuburan untuk memastikan penyebab kamu sulit hamil, serta menyarankan alat tes masa subur yang tepat untukmu.