Apa Arti Urban Farming? Bagaimana Cara Melakukannya?
Kamu penasaran apa itu urban farming dan bagaimana cara yang tepat untuk melakukannya? Dalam beberapa tahun terakhir ini, tren urban farming memang semakin diminati oleh masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Pada awalnya, konsep berkebun di lahan terbatas ini hanyalah sebatas inisiasi dari segelintir komunitas pecinta lingkungan yang bergerak secara mandiri saja. Lalu, tren bercocok tanam di lingkungan perkotaan ini menjadi berkembang secara masif dan menjelma menjadi tren gaya hidup urban.
Penurunan kualitas hidup yang dialami oleh sebagian besar masyarakat kota dapat kembali ditingkatkan lewat aktivitas berkebun di rumah yang menyegarkan pikiran. Bahkan, apabila dilihat dalam jangkauan yang lebih luas, bercocok tanam di lingkungan perkotaan ini memiliki dampak yang lebih besar bagi kelangsungan hidup masyarakat perkotaan. Sejumlah penelitian juga telah menyebutkan bahwa urban farming dapat menjadi konsep pertanian ideal di masa depan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masifnya pembangunan di perkotaan menyebabkan tergusurnya ruang-ruang terbuka hijau. Hilangnya ruang terbuka hijau tersebut sangat memengaruhi kestabilan ekosistem lingkungan, sekaligus dapat meningkatkan polusi yang mana akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat kota. Nah, konsep urban farming lantas menawarkan solusi dengan menciptakan lahan terbuka hijau di tengah padatnya bangunan perkotaan. Selain itu, konsep ini juga dapat mengelola wilayah perkotaan yang tercemar menjadi lingkungan yang lebih nyaman dan sehat untuk ditinggali. Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak penjelasan tentang urban farming di bawah ini.
Apa itu Urban Farming?
Urban farming berarti bercocok tanam di lingkungan rumah perkotaan, di mana hal ini dianggap beriringan dengan keinginan masyarakat kota untuk menjalani gaya hidup yang sehat. Karena hasil panen dari bercocok tanam ini dianggap lebih menyehatkan lantaran sepenuhnya menerapkan sistem penanaman organik, yang tidak menggunakan pupuk kimia maupun pestisida sintesis.
Berbagai sistem penanaman urban farming seperti vertikultur, hidroponik, hingga akuaponik dapat dengan mudah diterapkan di area terbatas. Bahkan, para penggiat urban farming menyulap atap rumah mereka menjadi kebun atap, pagar rumah menjadi taman vertikal, hingga sebongkah pipa menjadi kebun tanaman hidroponik yang subur. Bagaimana, kamu tertarik juga untuk mencobanya?
Apa Dampak Urban Farming?
Hingga saat ini, urban farming memang menjadi tren di tengah masyarakat, khususnya pecinta lingkungan di perkotaan karena memiliki banyak manfaat. Mulai dari terjaminnya bahan makanan yang lebih sehat, mengurangi krisis ruang terbuka hijau di perkotaan, menjaga ketahanan pangan, menjadi peluang usaha, hingga dapat menghemat uang belanja untuk makanan sehari-hari. Meskipun begitu, bercocok tanam di perkotaan ini ternyata juga memiliki dampak negatif. Jika dilakukan dengan sistem yang kurang maksimal dan efektif, maka urban farming malah dapat menyebabkan meningkatnya polusi suara, udara, banjir, pemborosan air, hingga potensi terkena malaria.
Tips Melakukan Urban Farming di Rumah
Kalau kamu tertarik untuk mencoba melakukan urban farming di rumah, ikuti beberapa tips bawah ini, ya!
1. Menanam di Medium Air
Jika kamu tidak memiliki lahan tanah yang luas di rumah, kamu bisa melakukan urban farming dengan medium air, lho. Ternyata ada beberapa jenis sayuran yang bisa tumbuh hanya dengan diletakan di rendaman air, seperti kubis, seledri, adas, bawang putih, daun bawang, serai, hingga selada.
2. Menggunakan Kulit Pisang, Cangkang Telur, dan Bubuk Kopi untuk Menyuburkan Tanah
Hindari pemborosan karena kamu terlalu banyak membeli pupuk atau pestisida. Karena kamu bisa menyuburkan tanah dengan bahan-bahan sederhana di rumah. Bahan-bahan seperti kulit pisang, remahan cangkang telur, hingga bubuk kopi ternyata bisa kamu gunakan untuk menyuburkan tanah. Bahan-bahan tersebut memiliki tingkat kalsium cukup tinggi, sehingga mampu meningkatkan perkembangan mikro organisme dalam tanah.
3. Membuat Pestisida Alami dengan Bawang Putih dan Daun Mint
Salah satu hal yang paling menyebalkan dari berkebun adalah adanya hama yang merusak bentuk tanaman. Nah, daripada menggunakan pestisida kimia, kamu bisa membuat sendiri pestisida organik hanya dengan tiga bahan sederhana, lho. Siapkan dua siung bawang putih, tiga lembar daun mint, serta air secukupnya. Haluskan ketiga bahan tersebut menggunakan blender dan masukkan ke dalam botol spray. Dan pestisida alami buatanmu siap disemprotkan pada tanaman untuk mengusir hama-hama nakal. Langsung coba, deh!
4. Menanam secara Vertikal
Berkebun secara vertikal di rumah, selain menghemat ruangan juga akan membuat rumahmu menjadi semakin estetis, lho. Kamu bisa mencoba menanam sayuran dengan pot-pot yang digantungkan, atau memanfaatkan tumpukkan batako di sudut ruangan. Jangan ragu untuk mencobanya!
5. Memanfaatkan Garam Inggris
Menyuburkan tanah juga dapat dilakukan menggunakan garam Inggris. Kok bisa? Hal ini dikarenakan garam Inggris mengandung magnesium dan sulfat yang sangat penting untuk tanaman. Caranya cukup mudah, campurkan beberapa sendok makan garam dengan air. Kemudian, siramkan larutan ini ke tanah satu sampai dua kali dalam sebulan. Dan lihatlah, bagaimana tanaman milikmu akan tumbuh subur.
Itulah ulasan menarik seputar urban farming yang perlu kamu pahami. Dengan beberapa tips di atas, semoga dapat meningkatkan semangatmu untuk berkebun, ya.