Baby Shower dan Mitoni, Apa Bedanya?
Memiliki buah hati tentunya adalah salah satu anugerah terindah dalam hidup. Sebagai orang tua, sudah sewajarnya kita mengungkapkan rasa syukur tersebut melalui perayaan. Secara adat, perayaan ini dilakukan saat usia kehamilan menginjak 4 bulan dan 7 bulan. Namun ada satu perayaan secara modern, yaitu baby shower.
Perayaan ini biasanya berupa pesta kecil-kecilan yang dipersiapkan oleh tema-teman ataupun kerabat dekat calon ibu. Biasanya, dalam acara ini tiap tamu yang datang akan membawa hadiah. Seolah-olah calon ibu dan janin “bermandikan” hadiah-hadiah yang diberikan oleh tamu-tamu tersebut. Lalu apa bedanya baby shower dengan ritual mitoni atau 7 bulanan? Yuk, simak informasi lengkapnya di sini, mulai dari sejarah hingga tips persiapannya.
Sejarah Baby Shower
Awalnya, tradisi ini hanya diadakan untuk merayakan kehamilan anak pertama dan dimulai pada abad ke-18 di Jerman. Hanya para wanita yang menjadi tamu undangan. Tujuannya, untuk merayakan peran baru yang akan dijalani calon ibu. Para tamu juga akan membagikan pengalaman, pengetahuan, dan wejangan tentang menjadi seorang ibu. Seiring perkembangan zaman yang semakin modern, kini baby shower juga bisa dilakukan untuk merayakan kelahiran anak kedua dan seterusnya, termasuk anak adopsi.
Menurut budaya Barat, tradisi ini digelar atas inisiatif dan patungan dari para sahabat wanita. Acara ini diadakan untuk menunjukkan dukungan pada calon orang tua baru dengan membuatkan pesta. Puncak acaranya adalah momen membuka kado. Ini ketika si calon ibu akan duduk di tengah-tengah para tamu dan membuka satu persatu hadiah yang diberikan. Tradisi ini juga identik dengan dekorasi yang menggemaskan dan lucu.
Perbedaan dengan Mitoni
Meskipun hampir sama dengan tradisi 4 atau 7 bulanan (mitoni), namun ada beberapa perbedaan antara kedua tradisi ini. Simak perbedaan tradisi mitoni dan baby shower.
- Penyelenggara. Pada acara babyshower, yang mempersiapkan biasanya kerabat dekat atau sahabat si calon ibu. Tujuannya adalah sebagai kejutan bagi calon ibu untuk kelahirannya. Sedangkan di ritual 4 bulanan atau 7 bulanan, biasanya dipersiapkan oleh keluarga atau calon ibu sendiri.
- Susunan Acara. Acara mitoni biasanya disusun secara sedemikian rupa agar tidak kehilangan unsur adat dan tradisinya. Sedangkan di acara babyshower, acara lebih terkesan santai. Sehingga penyelenggara, tamu, dan calon ibu pun tidak kaku saat menjalani acara
- Tradisi. Tradisi mitoni di berbagai tempat berbeda-beda, namun tujuannya sama. Yaitu melestarikan adat setempat. Sedangkan di babyshower bukanlah sebuah tradisi, namun hanya perayaan biasa untuk calon ibu yang akan melahirkan.
- Dekorasi Acara. Karena mitoni adalah acara tradisional, maka tempat acaranya pun dihias sederhana. Sedangkan pada acara babyshower, ruangan akan didekor dengan hiasan yang lucu dan imut.
Tips Mempersiapkan Acara
Agar acara baby shower berjalan dengan menyenangkan untuk calon ibu, pastikan kamu memperhatikan tips mempersiapkannya di bawah ini.
- Undang Kerabat Dekat dan Sahabat Calon Ibu. Agar acara babyshower lebih intim dan seru, undanglah kerabat si calon ibu yang dekat dengannya. Jika terlalu banyak, maka akan menghilangkan kesan hangat dalam acara. Kamu bisa membuat undangan singkat melalui undangan online di berbagai website.
- Sesuaikan Lokasi Acara. Kamu bisa menentukan tempat diselenggarakannya babyshower sesuai dengan jumlah tamu dan juga anggaran. Beberapa macam tempat yang bisa kamu gunakan seperti cafe, restoran, teras rumah, ataupun taman.
- Pilih Tema. Buatlah tema yang menarik dan sesuai dengan kepribadian calon ibu. Bisa juga membuat tema warna sesuai dengan jenis kelamin calon bayi. Misalnya, nuansa merah muda untuk calon bayi perempuan dan nuansa biru untuk calon bayi laki-laki.
- Dresscode. Tentukan busana atau dresscode sesuai dengan tema yang sudah dipilih. Saat foto bersama pun, pasti hasilnya akan lebih cantik dan indah jika warna pakaian yang digunakan senada, ya.
- Waktu. Nah, ini juga merupakan hal yang penting saat merencanakan kejutan babyshower untuk calon ibu. Pastikan calon ibu sehat dan masih belum memasuki masa HPL (Hari Perkiraan Lahir).
- Waktu Khusus. Kamu bisa menyelipkan acara unboxing kado dan juga permainan menarik untuk calon ibu dan para tamu. Melihat momen calon ibu membuka kado dan membaca pesan dari kerabat dekatnya tentu momen yang menyenangkan bagi yang hadir.
- Foto. Jangan lupakan foto bersama ini agar suasana semakin meriah dan mengabadikan momen ini. Jika anggaranmu mencukupi, kamu bisa menggunakan jasa dokumentasi dan membuat photobooth sesuai tema yang dibawa.
Tak ada salahnya meniru budaya bangsa lain, asal memiliki niat yang baik pula. Melestarikan tradisi dan budaya bangsa sendiri tentu lebih menambah nilai plus sendiri. Namun inti dari kedua tradisi tersebut adalah sebagai wujud rasa syukur atas titipan yang diberikan Sang Maha Pemberi dan semoga diberikan kekuatan dan kelancaran saat prosesi kelahiran nanti.