Kenali BPA Free dan 8 Dampaknya bagi Kesehatan!
Tentunya kamu sudah pernah melihat kemasan plastik yang memiliki tulisan BPA Free atau Bebas BPA, bukan? BPA Free adalah tanda bahwa suatu produk terbebas dari BPA atau bisphenol-A. Ini adalah sebuah komponen resin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1890-an. Komponen ini kemudian banyak digunakan untuk membuat plastik polikarbonat yang sangat kuat. Sehingga bahan ini banyak digunakan untuk membuat wadah makanan dan minuman.
Pada tahun 2012, FDA (Food and Drugs Association) atau lembaga yang mengurus pangan dan obat-obatan di Amerika Serikat melarang penggunaan BPA. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa BPA dapat larut dari kemasan bahan plastik ke makanan ataupun minuman yang kamu konsumsi. Apa saja ya 8 dampak BPA bagi kesehatan? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!
8 Dampak BPA bagi Kesehatan
Tujuan pelabelan produk dengan BPA Free adalah untuk memastikan bahwa produk wadah makanan maupun minuman yang digunakan sudah bebas dari BPA. Namun tahukah kamu apa saja dampak yang ditimbulkan jika menggunakan wadah makanan yang terbuat dari BPA? Berikut 8 dampaknya.
- Meniru Struktur Kerja Hormon Estrogen dan Tiroid. Zat ini dapat mengikat hormon estrogen dan tiroid. Hal ini memengaruhi proses pertumbuhan, perbaikan sel, perkembangan janin, metabolisme tubuh, sampai reproduksi.
- Berbahaya bagi Otak dan Perilaku Anak. Selain berbahaya untuk otak, paparan BPA yang masuk ke dalam sistem pencernaan akan berpengaruh pada perilaku anak.
- Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung. Semakin tinggi kadar BPA dalam tubuh seseorang, maka semakin tinggi juga risikonya untuk terkena penyakit jantung.
- Meningkatkan Risiko Obesitas pada Anak. Dalam suatu penelitian, disebutkan bahwa paparan BPA dapat meningkatkan risiko obesitas, terutama pada anak-anak.
- Meningkatkan Risiko Kanker. Peneliti percaya jika BPA yang memiliki struktur mirip dengan estrogen ini dapat memicu kanker, terutama kanker prostat dan payudara. Selain itu, penggunaan peralatan makan tanpa label BPA Free akan menghambat proses kemoterapi pada pasien.
- Meningkatkan Risiko Diabetes tipe 2. Menggunakan tempat makan dan minum berbahan BPA dapat mengakibatkan retensi insulin. Hal tersebut memicu adanya penyakit diabetes tipe 2.
- Menghambat Perkembangan Janin. Adanya paparan BPA saat masa kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin. Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa BPA dapat memengaruhi kinerja estrogen dan modifikasi DNA pada janin yang dikandung.
- Meningkatkan Gangguan Reproduksi. Paparan BPA terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi, masalah libido, dan ejakulasi dini pada pria. BPA akan memberi dampak buruk pada fungsi endokrin sehingga memengaruhi pubertas, ovulasi, hingga kemandulan.
Mengenali Kemasan BPA Free
Setelah mengetahui dampak yang ditimbulkan dari produk berbahan BPA, tentunya kamu akan lebih waspada dalam memilih peralatan makan berbahan plastik. Pastikan wadah makan atau minum yang kamu inginkan sudah berlabel BPA Free. Selain itu, hindari konsumsi makanan atau minuman dalam kaleng. Batasi konsumsi makanan atau minuman dengan wadah plastik berkode nomor 3 dan 7.
7 Tips Menjaga Kesehatan
Dalam kondisi cuaca dan lingkungan sekitar yang rentan dari zat-zat berbahaya seperti BPA tadi, ada baiknya kamu menerapkan 7 tips untuk menjaga kesehatan seperti berikut.
- Olahraga Teratur. Lakukan olahraga sederhana seperti berjalan santai atau jogging di sekitar tempat tinggalmu.
- Konsumsi Makanan Bergizi. Mengkonsumsi buah-buahan dan makanan sehat dapat menjaga asupan nutrien serta vitamin dan mineral dalam tubuh.
- Jaga Kebersihan. Jika kamu sering makan di luar, ada baiknya kamu memperhatikan higienitas makanan dan peralatan makan pada warung makan.
- Lakukan Meditasi. Luangkan waktumu beberapa menit untuk menenangkan diri sambil melakukan meditasi atau yoga.
- Memeriksakan Kesehatan Secara Rutin. Lakukan medical check-up secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatanmu.
- Konsumsi Suplemen dan Multivitamin. Ini dapat menjaga asupan vitamin dan mineral harianmu.
- Kelola Stres. Kenali trigger yang kerap memicu stres pada diri kita. Misalnya, kamu sering stres karena membaca timeline media sosial yang penuh berita buruk dan celoteh menyebalkan. Solusinya, kamu bisa mengurangi mengecek media sosial dan mulai bermeditasi atau berolahraga untuk merangsang hormon anti stres.
- Cukupi Kebutuhan Cairan Harian. Pastikan kamu meminum air sebanyak 8 gelas atau 2 liter per hari untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuhmu, ya.