Seluk Beluk Cacar Air pada Anak: dari Gejala hingga Pengobatan
Salah satu penyakit yang menimpa anak-anak adalah cacar air. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Varicella-Zoster atau VZV. Meskipun sering terjadi pada anak-anak, namun penyakit yang mirip dengan herpes ini juga bisa menyerang dewasa. Salah satu gejala yang umum ditemui adalah munculnya ruam-ruam pada tubuh setelah demam. Sayangnya, penyakit ini digolongkan sebagai penyakit menular.
Ketika kamu terkena cacar, maka sistem kekebalan tubuh akan mengenali virus tersebut. Kemudian jika kamu terinfeksi virus yang sama dari orang lain, maka kamu tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya. Namun, apakah cacar air sama dengan cacar api? Dan bagaimana cara menghilangkan bekas cacar? Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!
Gejala Cacar Air
Penyakit ini memiliki gejala utama berupa ruam di beberapa tempat di tubuh, beberapa hari setelah terinfeksi VZV. Namun sebelum muncul ruam-ruamnya, berikut adalah gejala yang mungkin kamu rasakan.
- Demam tinggi di atas 38 derajat celcius
- Pegal dan nyeri sendi serta otot
- Nafsu makan hilang
- Tubuh lemas dan merasa lelah
Biasanya setelah demam menunrun, ruam akan muncul dan terasa gatal. Ini yang mungkin kamu rasakan ketika ruam muncul tanpa kamu sadari:
- Papula atau bintik merah muncul di permukaan kulit beberapa hari di awal
- Bintik-bintik itu kemudian berubah menjadi benjolan kulit seperti melepuh dan berisi air, kemudian disebut lenting
- Lenting kemudian akan pecah dan mengering, butuh waktu beberapa hari untuk sembuh
Perlu diingat untuk tidak memecahkan lenting meskipun rasanya gatal, karena akan berisiko terjadi infeksi sekunder.
Perbedaannya dengan Cacar Api
Meskipun keduanya memiliki bentuk gejala utama yang sama-sama mengganggu, ternyata terdapat gejala lain yang dapat menjadi pembeda antara cacar air dan cacar api atau herpes zoster.
Jika ruam berbentuk bintik merah pada gejala cacar air akan berubah menjadi lenting yang menimbulkan rasa gatal. Sedangkan pada cacar api lenting tersebut tidak sekedar menimbulkan rasa gatal tapi juga rasa perih. Ruam pada cacar air biasanya bisa dengan cepat berubah mengering. Waktu penyembuhannya hanya berkisar 1 minggu, ditandai dengan keropeng cacar air yang mengelupas atau meninggalkan bekas yang sulit hilang.
Sementara cacar api memerlukan waktu yang lebih lama, ruam akan mengering dan hilang dengan sendirinya selama 3-5 minggu. Herpes zoster merupakan infeksi lanjutan dari virus penyebab cacar air. Jika telah mengalami cacar air, kemungkinan seseorang dapat mengalami cacar api akan meningkat.
Perbedaan kedua penyakit ini juga diperlihatkan melalui penyebaran ruam kulit pada tubuh. Ruam cacar air mulanya di temukan di bagian tengah tubuh seperti wajah dan badan bagian depan. Namun pada cacar api, ruam cenderung menyebar di salah satu sisi tubuh dengan kumpulan bintik-bintik yang lebih memusat di satu area. Secara bertahap ruam juga bisa muncul pada wajah dan kulit kepala.
Pengobatan
Metode pengobatan cacar air akan disesuaikan dengan gejala yang dialami pasien. Beberapa metode pengobatannya antara lain:
- Pemberian obat-obatan, seperti antihistamin, diphenhydramine, loratadine, cetirizine, hingga fexofenade.
- Perawatan mandiri. hal ini bisa berupa perbanyak mengasup air putih, hindari menggaruk ruam, hingga penggunaan calamine lotion untuk meredakan gatal.
Tips Menghilangkan Bekas Cacar
Sering kali cacar air meninggalkan bekas luka di kulit. Kondisi ini bisa jadi sangat menyebalkan karena dapat mengganggu penampilan atau menurunkan rasa percaya diri. Apalagi jika bekasnya muncul di area wajah. Berikut beberapa tips untuk menghilangkan bekas cacar di kulit.
- Mengoleskan gel lidah buaya secara langsung ke bekas cacar
- Mengoleskan madu pada bekas cacar dan dibiarkan semalaman. Kemudian bilas dengan air hangat
- Oles dan pijatkan minyak kelapa ke bekas cacar
- Mengoleskan krim vitamin E
- Eksfoliasi wajah, baik secara mekanik maupun kimiawi
Nah, itulah informasi lengkap mengenai cacar air pada anak. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi. Jika terkena, gejala yang dialami tidak akan parah dan mencegah munculnya komplikasi yang bisa saja membahayakan kesehatan. Penyakit ini sebaiknya tidak disepelekan, karena dapat membahayakan kesehatan secara keseluruhan. Terutama bagi orang dewasa dan anak-anak yang belum divaksin atau memiliki kekebalan tubuh rendah.