Bagaimana Cara Invest Reksadana dengan Aman?

Untuk bisa merdeka secara finansial, butuh lebih dari sekedar tabungan dalam jumlah besar. Aset berharga yang dimiliki juga harus dijaga bahkan dikembangkan dengan investasi. Dewasa ini, ada banyak instrumen investasi menguntungkan yang bisa dibeli. Bagi kamu yang masih awam dengan dunia investasi, cara invest reksadana bisa menjadi titik awal untuk mulai berinvestasi.

Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi menguntungkan yang paling banyak dilirik oleh investor pemula. Dibandingkan dengan deposito, bunga reksadana relatif lebih tinggi. Risikonya juga lebih rendah jika dibandingkan dengan investasi saham. Namun agar return yang diperoleh lebih maksimal, kamu harus tahu bagaimana cara invest reksadana secara aman dan optimal.

cara invest reksadana
Sumber: iStockPhoto

Apa Itu Reksadana?

Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih menjadi solusi investor dengan modal kecil atau belum terlalu berpengalaman dalam menghitung risiko investasi. Jadi, kalau kamu punya modal Rp100 ribu dan ingin mendapatkan imbal balik, cobalah investasi reksadana. Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, Pasal 1 Ayat 27, disebutkan reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi.

Keuntungan dan Kerugian Invest Reksadana

Di samping semakin mudah dijangkau, reksadana juga menyimpan banyak keuntungan bagi investornya.

1. Nominal Investasi Kecil

Tidak butuh banyak modal untuk mulai berinvestasi di reksadana saham. Saat ini ada banyak produk reksadana yang bisa dibeli mulai dari nominal Rp 500.000. Bahkan, ada juga beberapa yang bisa dibeli mulai dari nominal Rp 10.000. Dengan nominal yang terjangkau itu, tentu kini siapa pun bisa membeli reksadana sebagai alternatif berinvestasi. Atau jika ingin yang lebih praktis, kamu juga bisa membeli reksadana secara daring.

2. Keuntungan Bersih dari Pajak

Hingga saat ini belum ada aturan terkait pemungutan pajak pada produk reksadana. Sehingga keuntungan yang diperoleh dari investasi ini bisa kamu terima bersih tanpa potongan pajak sama sekali. Namun, ada sebagian manajer investasi yang menarik potongan sebagai fee dari investornya.

3. Fleksibel

Reksadana tergolong sebagai produk investasi yang fleksibel. Tidak sulit untuk menjual kembali atau menukarnya dengan produk reksadana lain. Hal seperti ini sulit dijumpai pada investasi lain yang tingkat likuiditasnya bergantung pada barang yang dibeli. Misalnya jika barang tersebut sepi peminat, tentu akan sulit untuk menjualnya.

Baca juga:  4 Investasi Jangka Pendek Paling Menguntungkan

4. Diawasi OJK

Semua reksadana sudah diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baik yang dibeli langsung di bank, manajer investasi, maupun investasi daring. Dana yang kamu gunakan untuk membeli reksadana dijamin aman dan tidak akan hilang begitu saja. Meski begitu, kamu juga harus ingat bahwa reksadana, terutama saham tergolong sebagai investasi berisiko tinggi. Oleh karena itu, kamu perlu memahami strategi investasi dan manajemen keuangan yang baik.

Jenis Reksadana

cara invest reksadana
Sumber: iStockPhoto

Reksadana sendiri mempunyai berbagai jenis produk, yaitu:

1. Pasar Uang

Jenis reksadana ini memiliki kebijakan investasi 100% pada instrumen pasar uang atau surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu pendek (kurang dari 1 tahun) atau investor dengan profil yang sangat konservatif. Reksadana jenis ini memiliki risiko paling rendah dan imbal hasilnya juga relatif lebih kecil.

2. Pendapatan Tetap

Reksadana ini sebagian besar alokasi investasinya (minimal 80%) ditempatkan pada efek yang memberikan pendapatan tetap misalnya surat utang atau obligasi. Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu antara 1-3 tahun atau investor dengan profil yang konservatif.

3. Reksadana Campuran

Reksadana campuran memiliki kebijakan investasi maksimal 79% pada instrumen pasar uang, obligasi, dan saham. Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu antara 3-5 tahun atau investor dengan profil moderat.

4. Reksadana Saham

Jenis ini memiliki kebijakan investasi minimal 80% pada instrumen 1 saham. Cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu di atas 5 tahun atau investor dengan profil agresif. Menganut prinsip high risk high returns, reksadana ini memiliki risiko paling tinggi dibandingan dengan reksadana lainnya tetapi mempunyai potensi keuntungan yang paling tinggi juga.

5. Reksa Dana Syariah

Reksadana syariah merupakan versi syariah dari keempat reksadana di atas yang mengikuti ketentuan dan prinsip syariah Islam dalam pengelolaannya.

Cara Invest Reksadana dengan Aman

cara invest reksadana
Sumber: iStockPhoto

1. Ketahui Tujuan Investasi

Pertama, kamu harus mengetahui tujuan melakukan penanaman modal. Dengan begitu kamu bisa lebih mengenal mimpi dan komitmen dalam mencapainya. Langkah pertama ini menjadi hal paling penting sebagai fondasi mempersiapkan finansial di masa yang akan datang. Misalnya, kamu ingin mempersiapkan dana darurat, dana pensiun, biaya pernikahan, biaya pendidikan anak, biaya ibadah umroh atau haji, dan sebagainya. Setelah mengetahuinya, kamu bisa memperkirakan target dan memilih produk terbaik.

2. Menentukan Target Investasi

Selain tujuan, semua investor harus memiliki target waktu dalam mencapai tujuan finansial di masa yang akan datang. Hal ini bisa memudahkanmu dalam merencanakan besaran nominal investasi setiap bulan agar dapat mencapai target sesuai rencana. Contohnya, kamu ingin mempersiapkan uang sebesar Rp200 juta untuk pernikahan 5 tahun yang akan datang.

Baca juga:  Tips Mengatur Keuangan Agar Gaji Tidak Habis di Awal Bulan

Setelah mengenali target tersebut, kamu bisa memperkirakan besar dana investasi setiap bulan agar bisa sesuai target. Adanya target ini juga memudahkanmu dalam menentukan produk reksadana yang tepat dan menghasilkan keuntungan optimal di masa yang akan datang.

3. Kenali Tempat Investasi yang Berizin Resmi

Saat ini, ada banyak layanan penanaman modal digital yang memungkinkan orang-orang dari berbagai kalangan investasi reksadana. Namun, ada saja pihak tak bertanggung jawab yang melakukan tindak penipuan berkedok investasi. Untuk itu, kamu harus memastikan bahwa Agen Penjual Reksadana (APERD) pilihanmu itu berizin dan berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Selain itu, kamu juga harus mengenali latar belakang manajer investasi. Pastikan kamu memastikan bahwa perusahaan tersebut memiliki izin resmi dari OJK dan mempunyai rekam jejak perusahaan yang baik. Di samping itu, kamu juga bisa mengecek situs resmi perusahaan, nomor telepon kantor, hingga pengalaman perusahaan tersebut. Jadi, kamu tidak perlu merasa cemas selama melakukan penanaman modal di instrumen ini.

4. Pilih Reksadana sesuai Profil Risikomu

Setelah mengenali tujuan, target, dan tempat investasi yang tepat, kamu bisa memilih produk reksadana sesuai dengan profil risiko. Dalam hal ini, profil risiko itu mengacu pada gambaran diri seorang investor saat menghadapi risiko investasi. Ada 3 jenis profil risiko, yaitu konservatif, moderat, dan agresif.

a. Profil Risiko Konservatif

Apakah reksadana aman bagi pemula yang belum berpengalaman di bidang investasi? Ya! Ada orang dengan profil risiko konservatif yang cenderung menghindari risiko besar karena mudah panik dan cemas saat menghadapi portofolio yang menurun. Investor konservatif cocok sekali investasi reksadana pasar uang. Produk ini juga tepat sekali bagi investor yang ingin mengoptimalkan keuangannya dalam jangka pendek 1–2 tahun.

b. Profil Risiko Moderat

Sementara itu, orang dengan profil risiko moderat atau menengah itu dapat toleransi terhadap risiko kerugian tetapi siap bertanggung jawab saat mengalami risiko. Umumnya, investor ini tahu meminimalisir risiko dengan melakukan diversifikasi investasi di instrumen dengan tingkat risiko berbeda. Untuk itu, investor ini cocok memilih reksadana pendapatan tetap atau reksadana campuran. Produk tersebut juga menjadi pilihan tepat bagi investor yang ingin mempersiapkan keuangan dalam kurun waktu 2–5 tahun.

c. Profil Risiko Agresif

Investor dengan profil risiko agresif, itu cenderung punya toleransi tinggi terhadap risiko investasi. Biasanya, investor ini memiliki kemampuan analisis efek yang baik sehingga mengenali langkah tepat dalam mengatasi risiko investasi tinggi. Investor dengan profil risiko agresif ini cocok melakukan penanaman modal reksadana saham atau indeks yang memiliki risiko besar dengan imbal hasil yang besar pula. Keuntungan produk ini akan lebih optimal dalam kurun waktu lebih dari 5 tahun.

5. Pastikan Transaksi Pembayaran Aman

Kamu harus memastikan bahwa melakukan pembayaran ke rekening bank atau metode pembayaran resmi APERD. Jangan sampai kamu melakukan pembayaran ke rekening atas nama pribadi yang mengatasnamakan perusahaan investasi. Kini, transaksi pembayaran itu rawan penipuan. Untuk itu, pastikan menggunakan metode pembayaran terpercaya dengan atas nama perusahaan APERD yang resmi. Dengan begitu, kamu bisa menghindari risiko penipuan.

Nah, itulah beberapa hal yang berkaitan mengenai reksadana. Mulai dari pengertian, jenis, hingga cara invest reksadana dengan aman. Semoga dengan penjelasan tadi, kamu bisa lebih memahami dan mencari tahu jenis reksadana apa yang cocok dengan kebutuhanmu.