Cara Mengatur Keuangan Karyawan Start Up yang Harus Kamu Tahu
Istilah dari kata start up adalah sesuatu yang sangat identik serta kerap kali dihubung-hubungkan dengan perusahaan baru di bidang teknologi dan informasi. Hal ini berawal ketika startup menjadi populer secara internasional pada masa bubble dot-com sekitar tahun 1998 hingga 2000. Banyak perusahaan dot-com didirikan secara bersamaan pada periode tersebut, dikarenakan saat itu sedang gencarnya perusahaan perintis untuk membuka website pribadi demi memulai bisnisnya. Cara mengatur keuangan perusahaan start up juga tergolong masih sederhana.
Pada dasarnya start up bukanlah hal yang selalu identik dengan dunia digital. Seperti yang dijelaskan di awal bahwa startup merupakan perusahaan baru yang sedang dikembangkan atau belum lama beroperasi atau biasa disebut sebagai perusahaan rintisan.
Dengan kondisi sebagai usaha rintisan, ada kalanya keuangan perusahaan belum sepenuhnya stabil. Belum juga bisa menjanjikan gaji besar. Lantas jika kamu menjadi salah satu karyawan di bidang start up, bagaimana cara mengelola keuangan agar tetap tenang? Berikut tipsnya dari kami.
Cara Mengatur Keuangan untuk Karyawan Start Up
Pengeluaran Harus Lebih Sedikit dari Pendapatan
Cara mengatur keuangan ini memang terdengar sederhana, tapi paling sulit dipraktikkan. Kebutuhan manusia tidak terbatas, semakin banyak uang yang kita miliki. Semakin banyak pula kebutuhan yang kita perlukan. Hal ini yang sering kali menyebabkan jumlah pengeluaran sering lebih tinggi dari pendapatan.
Namun ini seharusnya berbeda ketika kamu masih menjadi karyawan perusahaan start up. Sebaiknya ketika kamu berbelanja gunakanlah uang tunai, dengan begitu kamu akan lebih terkontrol dalam melakukan pembelanjaan. Saat menggunakan kartu kredit, kita sering kali tidak sadar telah mengeluarkan banyak uang, karena uang yang kita punya hanya dalam wujud kartu saja. Beda halnya ketika kita menggunakan uang tunai.
Hindari Utang
Sudah berkali-kali diperingati, cara mengelola keuangan dengan baik adalah menghindari yang namanya kegiatan berutang. Hal ini bukan berarti beutang itu dilarang, melainkan sebaiknya jangan berutang jika tidak benar-benar dalam kondisi terdesak.
Bagi seorang karyawan start up sangat penting untuk menghindarinya. Ketika kamu berutang hanya untuk sekedar menuruti keinginan kamu, seperti membeli produk-produk trendi dengan harga selangit. Sebaiknya jangan dilakukan, karena hal itu akan memberatkan ke depannya.
Namun bukan berarti kamu tidak boleh berutang. Kamu diperbolehkan berutang dalam situasi tertentu seperti:
- Hendak memanfaatkan utang untuk menunjang kerja
- Kebutuhan biaya untuk hal yang bersifat sangat mendesak
Dalam berutang ini, ada aturan yang wajib kamu taati dengan baik. Aturan pertama adalah, pastikan kamu mampu untuk melunasi utang dalam tenggat waktu yang sudah ditentukan. Jika kamu merasa tidak mampu melunasi utang tersebut sebelum jatuh tempo, sebaiknya hindari utang tersebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya hal-hal seperti:
- Teror akan tagihan utang
- Rusaknya hubungan persaudaraan/pertemanan/kekeluargaan
- Hilangnya rasa kepercayaan orang lain kepada kamu.
Aturan kedua berhutang sebagai salah satu cara mengatur keuangan adalah hindari bunga yang terlalu besar. Jangan karena begitu terdesak butuh uang, kamu sampai menyetujui utang dengan bunga yang tidak rasional.
Manfaatkan Fasilitas dari Perusahaan
Sebagai seorang karyawan, jika kamu memiliki kantor yang nyaman dengan koneksi wi-fi yang bisa kamu gunakan. Maka jangan ragu untuk memaksimalkannya. Jangan terlalu sering menyelesaikan tugas di kafe atau di rumah yang berpotensi menghabiskan biaya.
Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan bonus seperti THR (Tunjangan Hari Raya) dan fasilitas seperti asuransi kesehatan, perlindungan atas kecelakaan, BPJS, dan lain sebagainya.
Memanfaatkan fasilitas tersebut dengan maksimal termasuk dengan pengelolaan keuangan yang harus kamu lakukan selama menjadi seorang karyawan start up.
Namun kamu harus ingat, bahwa pemanfaatan fasilitas dari perusahaan harus dilakukan secara bijaksana. Jangan sampai ada masalah antara kamu dengan perusahaan.
Mengatur Gaji dengan Baik
Cara mengatur keuangan yang satu ini sangat sederhana, tapi tak banyak orang tahu. Jadi mengatur anggaran dengan sistem 50-20-30. Apa itu? Setiap gaji atau penghasilan yang kamu terima setiap bulan, alokasikan 50% dari uang tersebut untuk biaya hidup sehari-hari, seperti makan, biaya transportasi, membayar sewa rumah, tagihan listrik dan air, termasuk tagihan kartu kredit.
Selanjutnya, sisihkan 20% dari gaji untuk tabungan dan investasi. Kamu harus mengalokasikan uang untuk dana darurat, misalnya saat kamu jatuh sakit, motor rusak, atau kejadian tak terduga lainnya. Jangan lupa gunakan juga untuk investasi di dana pensiun atau instrumen investasi lain. Dana ini jangan sampai diganggu gugat.
Sedangkan sisa anggaran 30% dari gaji kamu untuk hiburan, liburan, belanja baju, atau membeli barang yang diinginkan. Jika alokasi anggaran ini dianggap terlalu besar, kamu bisa memperkecilnya. Sebetulnya kamu dapat menyesuaikan sendiri dengan tetap berpegang pada prinsip 50-20-30.
Simpan Uang Kecil Kamu
Jangan sepelekan uang receh. Simpanlah hasil kembalian dari warung, minimarket, dan lain sebagainya. Siapkan wadah untuk menyimpan uang receh tersebut agar tidak berceceran. Nantinya uang receh ini akan terus bertambah dan bisa menjadi investasi berharga saat tanggal tua.
Meskipun terkesan sudah umum, nyatanya beberapa cara mengatur keuangan di atas sering di abaikan oleh banyak orang. Tapi tentunya bagi kamu seorang karyawan start up, tips tersebut sangat berguna. Terlebih untuk menghindari masalah keuangan yang belum stabil dari perusahaan. Ingatlah selalu, bahwa mengatur keuangan jauh lebih baik ketimbang harus kekurangan. Tetap semangat ya.