Cerebral Palsy: Jenis, Gejala, hingga Pencegahannya
Cerebral palsy, atau yang biasa disebut dengan lumpuh otak adalah masalah kesehatan yang mengakibatkan gangguan motorik. Gejala yang dialami oleh penderita lumpuh otak ini seperti gerak refleks yang berlebihan, postur tubuh tidak normal, tidak mampu berjalan dengan baik, mata juling, dan lainnya. Penyebab dari cerebral palsy adalah gangguan perkembangan otak yang sering kali terjadi saat anak masih dalam kandungan. Namun, gangguan ini juga bisa terjadi ketika proses persalinan atau bahkan hingga satu tahun sejak kelahiran.
Jika anak telah didiagnosis dengan cerebral palsy, sebaiknya kamu perlu tahu tindakan apa yang harus dilakukan. Selain mengetahui gejala, tipe, dan penanganannya, kamu juga akan mendapatkan informasi mengenai pencegahan cerebral palsy. Mari simak penjelasan selangkapnya mengenai cerebral palsy atau lumpuh otak di bawah ini.
Tipe Cerebral Palsy
Kecacatan motorik yang paling umum di masa kanak-kanak ini mempengaruhi otot dan saraf sejak lahir. Penderitanya cenderung kesulitan untuk berjalan atau bahkan tidak dapat berjalan sama sekali. Bagian tubuh yang terkena cerebral palsy disebut hemiplegia atau diplegia. Hemiplegia berarti satu sisi tubuh terpengaruh, sementara diplegia berarti ada 2 anggota badan terpengaruh.
Jika satu anggota badan yang terpengaruh disebut monoplegia dan saat semua 4 anggota badan (dan biasanya seluruh tubuh) terpengaruh disebut quadriplegia. Untuk jenisnya, ada 4 jenis cerebral palsy, yaitu:
- Spastic cerebral palsy: ditandai dengan otot kaku dan kencang, terutama ketika mencoba menggerakkannya dengan cepat. Anak dengan kondisi ini cenderung sulit untuk bergerak maupun mengurangi jangkauan gerakan.
- Dyskinetic cerebral palsy: kondisi ini membuat otot-otot menjadi terlalu kencang atau terlalu kendur sehingga mengakibatkan gerakan tidak terkendali.
- Ataxic cerebral palsy: kondisi ini terjadi ketika penderitanya memiliki masalah keseimbangan dan koordinasi, mengakibatkan gerakan goyah atau kikuk dan terkadang tremor.
- Cerebral palsy campuran: kondisi yang membuat seseorang memiliki gejala lebih dari satu jenis palsi serebral.
Gejala Cerebral Palsy
Karena gejalanya yang beragam, maka hal ini berkaitan dengan gangguan koordinasi, berbicara, makan, dan perkembangannya.
1. Gangguan Koordinasi
Gangguan gerakan yang menjadi gejala dari palsi serebral adalah:
- Gerakan refleks berlebih, seperti tersentak-sentak, tremor
- Otot kaku dan kejang
- Sindrom ataksia, yaitu lemahnya koordinasi dan keseimbangan otot
- Gerakan condong dilakukan hanya pada satu sisi tubuh, seperti merangkak menggunakan satu kaki saja dan kaki lainnya akan diseret
- Kesulitan berjalan, seperti jalan jongkok dan jalan berjinjit
2. Gangguan Berbicara dan Makan
Gangguan pada mulut yang menjadi gejala dari cerebral palsy adalah:
- Kesulitan atau keterlambatan berbicara (speech delay)
- Kesulitan untuk mengunyah dan menelan
- Produksi air liur berlebihan
3. Gangguan Perkembangan
Gangguan pada perkembangan tubuh yang menjadi gejala dari lumpuh otak adalah:
- Disabilitas intelektual
- Terhambatnya pertumbuhan fisik yang mengakibatkan anak memiliki berat dan tinggi badan yang di bawah batas normal
- Kesulitan memahami pelajaran, seperti mengeja huruf dan melakukan perhitungan sederhana
4. Gejala Lainnya
Beberapa gejala lain yang mengindikasikan seseorang menderita cerebral palsy yaitu:
- Kejang
- Gangguan pendengaran
- Mata juling karena adanya gangguan pada otot mata
- Gangguan jarak pandang
- Gangguan pencernaan atau perkemihan, seperti sembelit (konstipasi) dan inkontinensia urine (tidak bisa menahan buang air kecil)
- Gangguan mental, seperti gangguan emosional dan perilaku
Penyebab Terjadinya Cerebral Palsy
Penyebab cerebral palsy adalah gangguan perkembangan otak. Gangguan perkembangan otak tersebut kerap terjadi saat anak masih di dalam kandungan. Hampir 90% kasus cerebral palsy diidentifikasi sebagai penyakit bawaan lahir. Ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya cerebral palsy pada anak, yaitu:
- Ibu hamil terinfeksi virus tertentu, seperti virus herpes, toksoplasmosis, virus zika, dan lain sebagainya.
- Mutasi genetik.
- Bayi tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup selama persalinan.
- Bayi lahir prematur.
- Komplikasi saat persalinan.
- Bayi mengalami kecelakaan yang mengakibatkan perdarahan pada otak.
- Meningitis pada bayi.
Penanganan Cerebral Palsy
Anak yang mengidap penyakit cerebral palsy tidak bisa sembuh total dan kondisi tersebut akan berlangsung seumur hidup. Namun, ada beberapa tindakan medis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pengidap cerebral palsy, yaitu:
1. Terapi untuk Anak Cerebral Palsy
Meski cerebral palsy adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, ada beberapa terapi yang bisa dilakukan agar kemampuan anak lebih baik.
1. Latihan Fisik
Bentuk terapi latihan fisik, seperti terapi okupasi, bisa membantu kekuatan otot, fleksibilitas, keseimbangan, perkembangan motorik, dan mobilitas anak. Dengan begitu, anak bisa mengembangkan keahlian seperti berjalan, duduk, dan keseimbangan. Bentuk latihannya seperti menggenggam sesuatu benda, menggulung, mengontrol gerak kepala, dan badan. Setelah itu, terapis akan melatih anak untuk pemakaian kursi roda.
Dalam latihan bersama terapis yang sudah ahli, Anda bisa belajar cara merawat dengan aman dan nyaman untuk kebutuhan sehari-hari anak di rumah, seperti mandi, memberi makan, dan lainnya.
2. Terapi Wicara
Anak dengan serebral palsi mengalami kesulitan dan cenderung terlambat bicara. Untuk melatih kemampuan bicara anak, kamu membutuhkan ahli bahasa yang bisa meningkatkan kemampuan berkomunikasi, setidaknya dengan bahasa isyarat. Bila kesulitan dalam berkomunikasi, mereka juga akan mengajarkan anak menggunakan alat komunikasi lain, seperti komputer dan ponsel. Terapi wicara juga bisa mengatasi kesulitan mengunyah dan menelan.
3. Terapi Rekreasi
Maksud dari terapi ini yaitu aktivitas di luar ruangan yang membuat anak lebih banyak bergerak agar motoriknya terlatih. Contohnya menunggang kuda, berjalan di rerumputan. Jenis terapi ini bisa membantu anak dalam meningkatkan keterampilan motorik, bicara, dan perkembangan emosional anak.
2. Obat-Obatan
Obat-obatan yang dapat mengurangi ketegangan otot dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan fungsional, mengobati rasa sakit, dan mengelola komplikasi yang berkaitan dengan kelenturan atau gejala palsi serebral lainnya.
- Injeksi Otot atau Saraf. Untuk mengobati pengencangan otot tertentu, dokter akan merekomendasikan suntikan onabotulinumtoxina (Botox), atau agen lain. Suntikan perlu diulang setiap tiga bulan.
- Relaksan Otot Mulut. Obat-obatan seperti baclofen, tizanidine, diazepam, dan dantrolene sering digunakan untuk mengendurkan otot.
- Obat untuk Mengurangi Air Liur. Salah satu pilihan adalah suntikan Botox ke dalam kelenjar ludah.
3. Operasi
Operasi mungkin diperlukan untuk mengurangi ketegangan otot atau memperbaiki kelainan tulang yang disebabkan oleh spastisitas, yang meliputi:
- Bedah Ortopedi. Anak-anak dengan kontraktur atau kelainan bentuk yang parah memerlukan pembedahan pada tulang atau persendian untuk menempatkan lengan, tulang belakang, pinggul, atau kaki mereka pada posisi yang benar.
- Memotong Serabut Saraf. Jika perawatan lain tidak membantu, ahli bedah akan memotong saraf yang melayani otot kejang tertentu. Adapun prosedur yang dapat dokter lakukan adalah rhizotomy punggung selektif. Ini melemaskan otot kaki dan mengurangi rasa sakit, tetapi bisa menyebabkan mati rasa.
4. Perawatan Lainnya
Jika diperlukan, obat-obatan dan perawatan lain mungkin akan dokter rekomendasikan untuk kejang, nyeri, osteoporosis, kondisi kesehatan mental, dan masalah dengan tidur, kesehatan mulut, makan dan nutrisi, inkontinensia kandung kemih, penglihatan, atau pendengaran.
Pencegahan Cerebral Palsy Sejak Kehamilan
Untuk mengurangi risiko gangguan perkembangan otak yang dapat memicu cerebral palsy, ada beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan sebelum dan selama masa kehamilan, serta setelah persalinan. Beberapa upaya tersebut adalah:
- Melakukan perencanaan kehamilan secara keseluruhan, seperti menjalani vaksinasi MMR, dan menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti menjaga berat badan ideal, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala
- Menaati peraturan lalu lintas agar terhindar dari kecelakaan saat berkendara
- Menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol, terutama ketika hamil
- Tidak menyalahgunakan NAPZA
- Hindari risiko seperti campak jerman selama kehamilan
- Hubungi dokter tentang pengobatan yang membantu mengurangi gejala
- Bersikap positif tentang orang dengan cerebral palsy
Cerebral palsy adalah masalah kesehatan yang perlu ditangani dengan baik untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak. Tanpa penanganan yang tepat, pengidap cerebral palsy berisiko mengalami komplikasi, seperti kesulitan berkomunikasi hingga gangguan tulang dan sendi. Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat untuk gangguan gerakan atau keterlambatan perkembangan anak.