Kenali Ciri-ciri Autisme pada Anak dan Cara Merawatnya

Sebenarnya memang tidak mudah untuk mengetahui bahwa anak mengidap autisme. Namun, mempelajari semua hal mengenai gangguan ini mulai dari penyebab hingga bagaimana cara penanganannya mungkin dapat meredakan rasa takut dan kebingungan orang tua. Gangguan autis adalah gangguan perkembangan yang muncul pada anak usia dini. Gangguan autis ini adalah kondisi paling umum dalam konstelasi gangguan terkait yang dikenal sebagai gangguan spektrum autisme atau ASD. Kemudian, gangguan spektrum autisme lainnya termasuk sindrom Asperger dan gangguan perkembangan pervasif atau PDD.

Beberapa gejala autis meliputi penarikan sosial, masalah komunikasi verbal atau nonverbal, serta perilaku kaku dan berulang. Dalam kasus yang parah, anak autis mungkin tidak pernah belajar berbicara atau melakukan kontak mata dengan orang lain. Tetapi, banyak anak-anak dengan kecenderungan autisme dan kelainan spektrum autisme lainnya dapat hidup relatif normal.

Mengenal Penyebab Autisme

autisme

Para ahli tidak tahu persis apa saja yang menyebabkan gangguan ini. Namun saat ini, sebagian besar ahli medis dan perkembangan anak meyakini bahwa kombinasi faktor genetik dan lingkunganlah yang dapat menyebabkannya. Penelitian terbaru juga telah mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi seseorang terhadap gangguan ini, dan beberapa gen telah terlibat. Selain itu, mungkin juga terdapat faktor metabolik atau biokimia yang dapat menyebabkan ASD.

Kemudian, penelitian lainnya melihat pemicu lingkungan, termasuk juga paparan virus tertentu. Namun, sejumlah studi komprehensif benar-benar membantah hubungan yang diklaim antara vaksin dan ASD. Selama dekade terakhir, ada peningkatan dramatis dalam jumlah kasus autisme yang didiagnosis di Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Para ahli tidak tahu apakah hal ini karena kelainan sebenarnya yang sedang meningkat atau apakah dokter hanya mendiagnosisnya secara lebih efektif.

Baca juga:  Operasi Caesar, dari Persiapan hingga Pemulihan

Selain itu, paparan pestisida juga dikaitkan dengan autisme. Dr. Alice Mao, seorang profesor psikiatri di Baylor College of Medicine di Houston menyebutkan bahwa beberapa studi telah menemukan bahwa pestisida dapat mengganggu gen yang terlibat dalam sistem saraf pusat. Para ilmuwan berpikir bahwa bahan kimia dalam pestisida akan berdampak buruk secara genetis dan cenderung akan mengalami autisme. Selain itu, bayi yang terpapar oleh obat-obatan tertentu di dalam rahim, termasuk asam valproat dan thalidomide, juga ditemukan memiliki risiko autisme yang lebih tinggi.

Faktor lainnya yang juga diduga menjadi penyebab gangguan autis juga kerap dikaitkan dengan usia orang tua. Perempuan yang berusia 40 tahun memiliki risiko hingga 50 persen lebih besar untuk memiliki anak autis ketimbang perempuan di rentang usia 20–29 tahun. Namun para peneliti tidak yakin mengapa usia orang tua dapat memengaruhi risiko anak autis. Hal itu mungkin terkait dengan mutasi genetik yang terjadi pada sperma atau sel telur ketika orang tua bertambah tua.

Mengenal Ciri-Ciri Autisme Sejak Dini

autisme

Gejala autis sangat beragam dan setiap anak yang menderita kondisi ini dapat menunjukkan gejala yang berbeda. Namun, secara umum, ciri-ciri anak autis terdiri dari tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut ini:

1. Kesulitan Komunikasi

Masalah komunikasi yang sering dialami anak penderita autisme, antara lain adalah sulit bicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat, seperti menunjuk dan melambai. Hal ini kemudian membuat anak menjadi sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari suatu perkataan atau petunjuk yang diberikan orang lain.

Baca juga:  Ketahui Pedoman Gizi Seimbang Berdasarkan Usia Anak

2. Gangguan dalam Berhubungan Sosial

Ciri-ciri anak autis lainnya adalah sulit bersosialisasi. Anak dengan kecenderungan autisme sering kali terlihat asyik dengan dunianya sendiri, sehingga sulit untuk terhubung dengan orang-orang di sekitarnya. Terkadang anak dengan gangguan ini juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhadap perasaannya sendiri ataupun orang lain.

3. Gangguan Perilaku

Berikut ini adalah beberapa pola perilaku khas yang biasanya ditunjukkan oleh anak autis:

  • Mudah narah, menangis, atau tertawa tanpa alasan yang jelas. 
  • Hanya menyukai atau mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. 
  • Melakukan tindakan atau gerakan tertentu yang dilakukan secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar-mutarkan badan. 
  • Hanya menyukai objek atau topik tertentu saja. 
  • Melakukan aktivitas yang membahayakan dirinya sendiri, misalnya menggigit tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding. 
  • Memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku, dan sulit tidur. 

Kendati demikian, gejala autis tidak selamanya buruk. Karena beberapa anak dengan gangguan ini ada yang memiliki kelebihan atau bakat di bidang tertentu, seperti mampu belajar secara rinci lalu mengingatnya untuk waktu yang lama, atau tertarik mempelajari seni musik dan menggambar.

Tips Menjalin Komunikasi dengan Anak Autis

autisme

Meskipun memang tidak mudah berkomunikasi dengan anak yang menderita autisme. Namun, dukungan orang tua dan orang-orang di lingkungan sekitar anak tentu sangat berarti. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjalin komunikasi yang baik dengan anak autis:

  • Membiasakan berbicara dengan kalimat singkat dan jelas, atau berbicara secara perlahan dengan jeda di antara kata.
  • Berikan waktu kepada anak untuk memahami perkataan yang diucapkan.
  • Jika perlu, iringi kata yang diucapkan dengan gerakan tubuh yang sederhana.
  • Panggil anak selalu dengan menggunakan namanya.

Sangat penting untuk mengenali ciri-ciri anak penderita autis agar diagnosis dan penanganan yang tepat dapat dilakukan sedini mungkin. Jangan ragu untuk segera mengunjungi dokter saat anak menunjukkan kecenderungan autis, ya!