Jangan Panik! Kenali Ciri Gerakan Janin Melintang dan Cara Mengatasinya
Salah satu posisi janin dalam kandungan yang wajib diperhatikan adalah melintang. Ciri gerakan janin melintang terjadi jika bayi dalam kondisi melintang (horizontal) di dalam rahim dengan kepala di sisi kanan rahim dan bokong di sisi kiri, atau sebaliknya. Biasanya, bokong bayi akan berada lebih tinggi dari kepala atau bahu berada di atas pintu atas panggul.
Kenapa ciri gerakan janin melintang perlu mendapatkan perhatian khusus? Pasalnya, presentasi abnormal atau posisi bayi yang tidak seperti biasanya dapat meningkatkan risiko Ibu hamil mengalami cedera pada rahim atau jalan lahir saat persalinan berlangsung. Terutama jika posisi lintang bayi merupakan posisi abnormal yang serius, hingga dapat membahayakan Ibu dan janin.
Kenali Penyebab Janin Melintang dalam Kandungan
Mungkin saat ini kamu bertanya-tanya, mengapa posisi janin bisa melintang? Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:
- Terjadi relaksasi/peregangan dinding perut akibat proses persalinan sebelumnya atau pernah melahirkan 4 kali atau lebih sebelumnya.
- Janin prematur.
- Plasenta previa, yaitu jika plasenta berada pada bagian bawah rahim yang kadangkala dapat menghalangi jalan lahir. Kondisi ini bisa diketahui oleh dokter dengan menggunakan USG.
- Bentuk rahim yang abnormal.
- Cairan ketuban berlebihan (polihidramnion).
- Panggul sempit.
- Kehamilan kembar, di mana terkadang janin pertama sudah memasuki panggul dan janin keduanya dapat dalam posisi lintang.
Selain itu, posisi janin yang melintang ini juga bukan hanya hanya satu posisi saja. Setidaknya ada tiga posisi janin melintang yang bisa menyebabkan bayi lahir sungsang.
1. Frank Breech
Posisi ini terjadi di mana bokong janin berada di bagian bawah sementara kakinya berada di atas hampir menyentuh telinga.
2. Incomplete Breech
Posisi yang satu ini terjadi jika kaki janin berada di atas kaki lainnya atau yang disebut sungsang tak sempurna.
3. Complete Breech
Posisi ini adalah posisi sungsang sempurna di mana bokong janin berada di atas mulut rahim sedangkan kedua kakinya terlipat sempurna.
Ciri-Ciri Gerakan Janin Melintang
Ada beberapa ciri yang perlu diperhatikan saat bayi dalam kandungan berada pada posisi melintang. Beberapa ciri gerakan janin melintang di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Letak Kepala Bayi
Ciri gerakan janin melintang dalam kandungan bisa diketahui dari letak kepala bayi. Jika posisinya melintang, maka dokter tentunya bisa merasakan sebuah massa keras berupa kepala bayi yang berada di bagian samping perut Ibu hamil. Lain halnya jika posisinya normal, maka letak kepala bayi akan dirasakan pada bagian bawah perut Ibu hamil.
2. Letak Detak Jantung Bayi
Posisi janin yang melintang juga dapat ditandai dengan letak detak jantung bayi. Pada saat pemeriksaan pada minggu ke-32 hingga ke-35 melalui pemeriksaan USG, letak detak jantung bayi yang berada pada posisi normal akan terdengar dari bagian bawah pusar Ibu. Sedangkan jika janin melintang, maka letak detak jantungnya terdengar di bagian atas atau samping pusar Ibu hamil.
3. Massa Tidak Teratur pada Bagian Panggul
Pada saat melakukan pemeriksaan palpasi abdomen, maka dokter biasanya akan menemukan bentuk massa yang tidak teratur pada bagian panggul Ibu hamil. Hal ini sebagai pertanda bukan kepala bayi yang pertama turun ke bagian panggul, namun punggung bayi.
4. Ibu Hamil Mengalami Ketidaknyamanan Subkostal
Pada saat mengandung bayi dengan posisi melintang, maka Ibu hamil biasanya akan mengalami ketidaknyamanan subkostal, yaitu rasa tidak nyaman pada bagian panggul hingga tulang rusuk. Rasanya seperti perut melilit atau nyeri saat haid pada penderita kista, dan ketidaknyamanan ini bisa mengganggu aktivitas Ibu hamil. Bahkan, sebagian Ibu hamil yang mengalami kondisi ini selalu ingin menyandarkan punggung dengan tambahan bantal sebagai penyangga punggung.
5. Tendangan Kaki Bayi Terasa dari Samping Rahim
Ibu hamil dengan posisi bayi normal, tendangan kaki bayi akan terasa di atas rahim sebagai tanda posisi kaki berada di atas dan kepala di bawah. Namun lain halnya jika posisi bayinya melintang, maka tendangan kaki bayi akan dirasakan pada samping rahim.
6. Dapat Dilihat dari Pemeriksaan Vagina
Posisi bayi juga bisa dilihat melalui pemeriksaan vagina yang dilakukan saat Ibu hamil sudah mengalami tanda-tanda akan melahirkan. Pemeriksaan vagina ini diperlukan untuk mengetahui proses bukaan dalam persalinan normal. Jika dalam pemeriksaan ini tidak ditemukan massa keras seperti kepala bayi, maka dapat dipastikan bahwa posisi bayi dalam keadaan melintang.
Bagaimana Proses Persalinan Bayi Melintang?
Janin yang melintang atau sungsang sebenarnya bukan merupakan kondisi yang berbahaya. Hanya saja, kondisi tersebut akan mempersulit proses melahirkan normal. Maka, untuk menghindari bayi lahir sungsang, biasanya Ibu hamil akan disarankan untuk lebih banyak menungging agar posisi kepala bayi bisa turun ke jalan lahir.
Lantas, bagaimana dengan proses persalinan pada kehamilan letak lintang? Jika bayi sudah berkembang sempurna dan dalam posisi lintang, maka akan sulit untuk dilahirkan melalui persalinan spontan atau normal. Namun Ibu hamil bisa mencoba untuk memperbaiki posisi bayi dengan melakukan beberapa hal berikut, pada saat usia kehamilan 30 sampai dengan 37 minggu:
- Posisi tilt atau berbaring pada permukaan datar, lalu meletakkan bantal pada pinggul hingga lebih tinggi dari kepala. Lakukan gerakan ini selama 15 menit sambil mengambil napas dalam.
- Latihan dada dengan cara berlutut di lantai, lalu meletakkan lengan ke bawah, dan membuat posisi rahim lebih tinggi dari kepala. Kemudian dorong panggul ke atas seperti posisi menungging. Lakukan gerakan ini hingga dua kali sehari selama 5-15 menit.
- Forward leaning inversion, yaitu posisi yang mirip dengan gerakan push-up, namun kaki berada di tempat yang lebih tinggi. Lakukan gerakan ini hingga 3 kali per hari selama 30 detik.
Itulah ciri gerakan janin melintang, penyebab, hingga bagaimana cara mengatasinya. Jika posisi bayi kamu juga melintang dan masih memungkinkan untuk diperbaiki, maka cobalah untuk melakukan beberapa cara di atas. Namun, pastikan untuk meminta saran dari dokter kandungan supaya bisa selalu terpantau, ya!