Film Joko Anwar yang Wajib Kamu Tonton Akhir Pekan Ini
Joko Anwar adalah sutradara yang namanya kian melejit setelah karyanya merebut hati pecinta film layar lebar, bukan hanya di Indonesia tetapi juga mancanegara. Film Joko Anwar hingga kini masih menjadi salah satu yang paling ditunggu para penggemar film. Joko Anwar adalah salah satu sutradara yang memiliki reputasi mengkilap. Mulai dari film bergenre drama, action, hingga horor pernah digarap olehnya.
Nama besar Joko Anwar salah satunya terlahir berkat berbagai pernghargaan yang ia peroleh. Film Joko Anwar menjadi salah satu film yang selalu menjadi langganan festival maupun penghargaan bergengsi. Ia pernah mendapatkan penghargaan Piala Citra sebagai Sutradara terbaik untuk film Janji Joni dan Skenario Terbaik untuk film Arisan, Fiksi, Skenario Cerita Adaptasi Terbaik film Pintu Terlarang, dan Maya Award sebagai Sutradara Terbaik.
Hingga kini, pria kelahiran 3 Januari 1976 ini sudah menghasilkan sembilan film yang dirilis di bioskop. Nah, dari sekian banyak film Joko Anwar, ada beberapa karya yang mengangkat nama Joko Anwar ke dunia perfilman internasional. Biar kamu makin kenal dengan sosok sutradara andal ini, lebih baik simak dulu daftar film Joko Anwar yang pernah diproduksi hingga saat ini. Keep scrolling!
Daftar Film Joko Anwar
1. Janji Joni (2005)
Film Joko Anwar pertama yang membawa namanya terkenal di dunia perfilman Indonesia adalah Janji Joni. Disutradarai sekaligus ditulis oleh Joko Anwar ini merupakan film kedua yang Joko Anwar sutradarai setelah Ajang Ajeng (2004).
Janji Joni menceritakan Joni (Nicholas Saputra), seorang pembawa rol film yang ingin berkenalan dengan Angelique (Mariana Renata). Namun, Angelique akan memberitahu namanya jika Joni mampu mengantarkan rol tepat waktu.
Plot cerita yang simpel namun begitu mudah dicerna menjadikan Janji Joni banjir penghargaan. Film ini menyabet Best Movie di MTV Indonesia Movie Awards dan nominasi Sutradara Terbaik di Festival Film Indonesia 2005. Selain mendapatkan penghargaan di Indonesia, Janji Joni pun lolos seleksi festival film Internasional. Film Joko Anwar ini lolos di Sydney Film Festival dan Busan International Film Festival.
Joko Anwar mengaku inspirasinya untuk film Janji Joni berasal dari pengalaman pribadinya. Waktu Joko masih kuliah di Bandung di tahun 1998, ia pernah menonton film Brad Pitt. Ketika film lagi seru-serunya tiba-tiba filmnya berhenti sebelumnya ceritanya tuntas. Semua penonton pun pulang, sementara Joko yang penasaran pergi menemui juru putar film di lantai atas. Sang juru putar film bercerita bahwa tayangan film terhenti karena kurir pembawa rol film mengalami kecelakaan.
Cerita tersebut sangat dekat dengan aktivitas bioskop pada era 80 dan 90-an. Waktu itu tidak semua bioskop memiliki rol film yang akan diputar. Demi menghemat biaya, bagian rol film diestafet dari satu bioskop ke bioskop lainnya oleh kurir. Bila kurir tidak dapat sampai bioskop tepat waktu atau berhalangan, film pun terpaksa terhenti penayangannya dan para penonton harus bubar.
2. Kala (2007)
Film fantasi ini mendapat banyak pujian sebagai salah satu film noir terbaikIndonesia. Tidak hanya jarang dipilih sineas, film noir juga tidak terlalu populer di kalangan pecinta film saat itu.
Waktu itu, Joko banyak bertaruh saat memproduksi film ini. Premisnya berpusat pada dua polisi yang menyelidiki pembakaran massa terhadap lima orang yang diduga maling. Ada juga kisah tabrak lari yang dianggap biasa. Singkatnya, melalui noir ini, Joko ingin mengkritik tentang bobroknya suatu negara dengan berbagai konfliknya. Oleh karena itu, ada berbagai simbol yang bisa kamu lihat di film Kala ini.
Dikemas dengan atmosfer tahun 50-an, Kala bisa jadi tontonan alternatif yang menawarkan kisah yang akan membuatmu merasakan kengerian meski tanpa kehadiran hantu.
3. Pintu Terlarang (2009)
Berselang dua tahun dari film Joko Anwar sebelumnya, Joko Anwar mengeluarkan film berjudul Pintu Terlarang. Film Joko Anwar ini dibintagi oleh Fachri Albar, Marsha Timothy, Ario Bayu, Otto Djauhari, Tio Pakusadewo, dan Henidar Amroe. Pintu Terlarang diadapasi dari novel berjudul berjudul sama karangan Sekar Ayu Asmara.
Penghargaan untuk film ini berasal dari dalam dan luar negeri. Penghargaan dalam negeri, diberikan oleh Festival Film Indonesia tahun 2009 dan penghargaan film di luar negeri diberikan oleh Puchon International Fantasitic Film Festival. Kritikus Richard Corliss dari majalah TIME pun turut berkomentar mengenai kehebatan Joko Anwar dalam film Pintu Terakhir. Menurut Corliss, film ini bisa jadi kartu panggilan buat Joko sebagai sutradara kelas dunia. Fachri Albar pun tetap dipercaya untuk mengambil peran dalam film ini, yaitu tokoh Gambir.
Pintu Terlarang bercerita tentang seorang pematung sukses bernama Gambir yang hidupnya berubah 180 derajat setelah ia mendapatkan pesan-pesan misterius dari seseorang yang meminta pertolongannya. Dari sebuah tayangan TV ilegal yang menempatkan kamera tersembunyi di rumah-rumah orang, ia mengetahui bahwa yang mencoba menghubunginya adalah seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang disekap dan disiksa oleh dua orang misterius.
Saat Gambir berusaha mencari tahu di mana keberadaan anak itu, ia curiga istrinya yang bernama Talyda yang diperankan oleh Marsha Timothy memiliki hubungan dengan misteri tersebut. Gambir pun terpaksa memilih, apakah menyelamatkan anak kecil itu atau kehilangan hidupnya. Usaha Gambir mencari jalan untuk masalah ini pun berubah menjadi pengalaman yang mengerikan dan bencana berdarah-darah.
4. Modus Anomali (2012)
Tiga tahun tidak mengeluarkan film baru setelah Pintu Terlarang pada tahun 2009, Joko Anwar akhirnya kembali ke dunia perfilman Indonesia dengan Modus Anomali di mana ia menjadi sutradara sekaligus penulis film. Film Joko Anwar satu ini mengusung genre thriller. Satu hal unik dari film ini adalah semua karakternya tidak memiliki nama sama sekali.
Modus Anomali dibintangi Rio Dewanto, Hannah Al Rasyid, Surya Saputra, Marsha Timothy, dan Sadha Triyudha. Film ini sering dikenal juga dengan nama lainnya yakni Ritual. Judul itulah yang lebih dikenal untuk pasar internasional.
Soal penghargaan, Modus Anomali terpilih dalam Festival South by Southwest (SXSW), salah satu festival terbesar AS. Selain itu, film ini juga menjadi pemenang dalam kategori Bucheon Award di Network of Asian Fantastic Film 2011.
5. A Copy of My Mind (2014)
Setelah cukup lama absen membuat film romantis, Joko Anwar akhirnya merilis A Copy of My Mind yang kembali mengusung genre tersebut. Meski tergolong film romantir, secara umum, film Joko Anwar ini berbeda dari Janji Joni. A Copy of My Mind menjadi salah satu kerja sama apik antara Joko Anwar dan Tara Basro. Sama sekali tidak ada kemewahan di film ini, tapi adu akting Tara Basro dan Chicco Jerikho bakal membuatmu terpesona.
Premis A Copy of My Mind cukup sederhana, yaitu tentang dua orang muda-mudi dengan keresahan hidup saat tinggal di Jakarta. Baik penokohan maupun cerita dibuat sangat relevan bagi masyarakat kalangan bawah, mulai dari DVD bajakan hingga busuknya dunia politik. Film Joko Anwar ini berhasil menembus beberapa festival film internasional, di antaranya adalah Toronto International Film Festival (TIFF) dan Venice Film Festival 2015.
6. Pengabdi Setan (2017)
Berbicara soal film horor Indonesia, banyak orang mengasosiasikannya dengan film yang dibumbui adegan hot. Namun psatinya tidak semuanya seperti itu, salah satunya adalah film Joko Anwar bergenre horor yang kualitasnya sangat mumpuni. Pengabdi Setan salah satunya. Saking mantapnya, film Pengabdi Setan menjadi film yang paling banyak disaksikan pada tahun 2017. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 4,2 juta penonton menikmati keseruan film ini di biokop.
Film dengan judul internasional Satan’s Slave ini sering disebut-sebut sebagai kebangkitan film horor. Pasalnya, tak hanya sukses ditonton jutaan penonton, film ini pun menyabet banyak penghargaan. Beberapa penghargaan yang berhasil digondol oleh film Joko Anwar ini adalah pemenang kategori film terseram di Popcorn Frights Film Festival 2018 di Florida, Amerika Serikat dan Film Terbaik dalam Overlook Film Festival.
7. Perempuan Tanah Jahanam (2019)
Kesuksesan Pengabdi Setan pada tahun 2017, Joko Anwar kembali merilis film dengan genre yang sama. Dirilis pada tahun 2019, Perempuan Tanah Jahanam menawarkan cerita yang siap membuatmu penasaran.
Dalam film Joko Anwar ini, ia kembali mengandeng Tara Basro sebagai pemeran utamanya. Tak ketinggalan, Joko Anwar juga menggaet pemeran yang tak kalah memikat seperti, Marissa Anita, Christine Hakim, Asmara Abigail, dan Ario Bayu.
Film yangmengusung genre psychological horror ini berkisah tentang dua gadis, Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita), yang melakukan perjalanan di sebuah kampung misterius. Maya yang terhimpit masalah ekonomi, mencoba menelusuri masa lalunya dan berharap pada harta warisan orang tuanya. Sesampainya di desa tersebut, mereka berdua dihadapkan pada keganjilan kondisi kampung serta latar belakang orang tua Maya.
Film Joko Anwar yang memiliki judul Impetigore untuk pasar internasional ini sukses meraih jutaan penonton dan putar di berbagai film festival internasional. Beberapa di antaranya adalah Sundance Film Festival, Film Festival Rotterdam, dan Goteborg Film Festival.
8. Gundala (2019)
Gundala menjadi pembuka salah satu proyek film ambisius di Tanah Air saat ini. Marvel Cinematic Universe (MCU) yang sukses di bisnis superhero-nya menjadi inspirasi di balik berdirinya Jagat Sinema Bumilangit. Sama seperti MCU, nantinya Bumilangit akan dipecah menjadi beberapa film stand-alone yang memiliki benang merah dan berujung di persimpangan yang sama.
Film superhero asli Indonesia ini mengisahkan tentang Sancaka (Abimana Aryasatya) yang memiliki kekuatan petir. Kekuatan tersebut ia gunakan untuk membasmi kejahatan dan salah satunya melawan bos mafia kejam bernama Pengkor.
Film yang dirilis tahun 29 Agustus 2019 ini bisa dibilang merupakan salah satu film Indonesia dengan anggaran yang relatif besar. Bahkan, ada yang menyebut bahwa film Joko Anwar ini termasuk yang termahal.
Soal prestasi, Gundala tak kalah dengan film Joko Anwar lainnya yang dirilis di tahun yang sama, yaitu Perempuan Tanah Jahanam. Film ini diedarkan oleh Premier Entertainment Group, perusahaan yang menangangi penjualan film di seluruh dunia.