Kenali Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost di Sini!
Keluarnya biaya untuk menjalankan sebuah bisnis adalah hal yang mustahil untuk ditiadakan. Selama proses produksi dan kegiatan operasional masih berjalan, maka pengeluaran dan biaya akan terus terjadi. Dalam hal ini, variable cost dan fixed cost adalah dua jenis biaya yang secara umum menjadi penggolongan biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Namun apa yang dimaksud fixed cost? Apakah perbedaannya dengan variable cost?
Untuk memahami hal ini, mari simak penjelasannya di masing-masing poin di bawah ini.
Baca Juga: 5 Tips Simpel Tingkatkan Efisiensi Procurement Bisnis Anda
Pertama, Pahami Pengertiannya
Fixed cost dapat dipahami sebagai sebuah biaya atau pengeluaran yang sifatnya tetap, dan harus dibayarkan perusahaan dalam kondisi apapun selama perusahaan masih beroperasi. Jumlah yang harus dibayarkan ini relatif tetap dan tidak terpengaruh pada jumlah penjualan yang dicatatkan perusahaan.
Secara mendasar, fixed cost adalah biaya-biaya yang menempel pada aktivitas perusahaan secara mendasar, tidak banyak dipengaruhi oleh dinamika pasar, dan menjadi kewajiban dalam rangka menjalankan sebuah perusahaan.
Berbeda dengan variable cost yang jumlahnya cenderung dinamis. Biaya ini akan banyak bergantung pada dinamika penjualan dan kegiatan operasional perusahaan, dan jumlahnya bisa jadi berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan.
Masuk ke dalam pengeluaran dan biaya yang dimiliki perusahaan sebagai sebuah kewajiban, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang sebenarnya cukup mudah diamati.
Kenali Jenisnya, Cermati Perbedaannya
Cara paling mudah untuk memahami perbedaan dan pengertian dari keduanya adalah mengenali jenis-jenis dari variable cost dan fixed cost secara mendasar. Nah untuk mengenali keduanya, Anda bisa melihat pembagian biaya-biaya di atas pada penjelasan di bawah ini.
Jenis-Jenis FIxed Cost
Ada beberapa jenis fixed cost yang sifatnya tetap serta tidak berubah, wajib dibayarkan selama perusahaan beroperasi. Setidaknya, biaya ini akan dibagi dalam lima kategori besar berdasarkan bidangnya.
- Tagihan air dan listrik, menjadi bagian dari fixed cost karena biaya ini akan terus dikeluarkan selama perusahaan masih aktif. Jumlahnya juga tidak akan terlalu berbeda jauh antara satu periode pembayaran dari periode pembayaran lain. Akan terdapat perubahan, namun nilainya dianggap sebanding dengan keadaan perusahaan.
- Biaya pajak bumi dan bangunan, menjadi biaya selanjutnya yang bersifat tetap. Properti yang digunakan ini memiliki beban biaya pajak yang wajib dibayarkan, sesuai dengan aturan yang berlaku. Nilainya juga sebanding dengan ukuran properti yang digunakan.
- Biaya sewa gedung, jika Ada tidak memiliki bangunan gedung sendiri, maka biaya ini juga akan masuk dalam fixed cost yang harus dibayarkan. Tanpa properti, kegiatan operasional tentu akan sulit dijalankan.
- Biaya penyusutan. Biaya ini dihitung setiap tahun pada perlengkapan, gedung, atau entitas yang dapat digunakan namun mengalami penyusutan nilai. Untuk perhitungannya diperlukan pertimbangan pada metode perhitungan yang digunakan dan jumlah produksi per tahun.
Biaya asuransi, program asuransi yang diikuti perusahaan, dan sifatnya wajib, menjadi poin berikutnya dalam bagian biaya dan pengeluaran ini. Pembayarannya berjumlah tetap.
Jenis-Jenis Variable Cost
Pada variable cost, maka biaya yang termasuk didalamnya adalah tipe biaya yang besarannya selalu bersifat dinamis. Biaya-biaya ini nilainya mudah berubah, dan terpengaruh oleh banyak variabel lain yang terjadi di dalam perusahaan.
- Biaya bahan baku, menjadi salah satu variabel utama dalam proses produksi, bahan baku yang digunakan akan sebanding dengan jumlah produk yang dihasilkan. Semakin besar permintaan pasar, semakin besar jumlah produksi, maka semakin besar pula biaya bahan baku. Nilainya bisa berubah-ubah dan berbeda dari waktu ke waktu.
- Biaya distribusi, yakni upaya pemindahan produk atau barang ke distributor. Ada variabel biaya bahan bakar, biaya pengemudi atau sopir, dan variabel lain yang sangat mungkin berubah dari waktu ke waktu, tergantung kondisi dan pengantaran yang dilakukan.
- Biaya overhead pabrik. Menjadi variabel selanjutnya dari variable cost karena tidak dimasukkan secara rinci ke laporan keuangan. Biaya ini akan mencakup biaya kurang signifikan yang tidak terlalu penting untuk diketahui stakeholder.
- Pembayaran upah tenaga langsung. Upah ini dibayarkan pada tenaga kerja yang melakukan proses produksi. Upahnya dihitung per unit produk, sehingga bisa berubah dari satu periode ke periode lain.
- Komisi penjualan, akan sangat bergantung pada jumlah penjualan yang dicatatkan. Semakin besar penjualannya, akan semakin besar pula komisi yang diperoleh.
Baca Juga: Menyasar End User dalam Aktivitas Pemasaran, Ini 4 Langkahnya!
Dari kedua penjelasan di atas, rasanya dapat dengan mudah disimpulkan bahwa fixed cost adalah hal yang berbeda dengan variable cost. Jelas, pebisnis seperti Anda wajib paham benar hal mendasar seperti ini, agar bisnis yang dijalankan dapat mencapai titik efisiensi yang dibutuhkan dalam rangka kegiatan produksi dan operasional.
Pemahaman mendasar pada hal seperti ini wajib dimiliki pebisnis. Bukan saja agar efisiensi produksi tercapai, namun juga agar Anda tidak melakukan kesalahan dalam perhitungan dan pencatatannya. Fixed cost adalah kewajiban dasar yang harus dibayarkan, agar perusahaan tetap ada. Semoga berguna, dan selamat melanjutkan aktivitas Anda!