7 Ciri-Ciri Hamil Kosong yang Perlu Kamu Waspadai

Hamil kosong atau blighted ovum adalah suatu kondisi dimana embrio tidak berkembang di dalam kantong rahim. Umumnya, kondisi ini terjadi di awal trimester pertama. Wanita yang mengalami hal ini pun tidak menyadarinya. Sebenarnya, ini merupakan salah satu jenis keguguran dini yang kerap tidak disadari dan baru ditemukan saat melakukan pemeriksaan USG kehamilan.

Kehamilan kosong umumnya memiliki tanda-tanda yang mirip dengan tanda kehamilan normal. Hanya saja, pada kehamilan kosong, kehamilan tidak bisa berlanjut hingga kelahiran bayi. Dengan kata lain, kehamilan kosong ini akan berakhir dengan keguguran. Lalu apa saja 7 ciri-ciri hamil kosong dan bagaimana cara menanganinya?

hamil kosong
Sumber: Cleveland Clinic

7 Ciri-Ciri Hamil Kosong (Blighted Ovum)

Tanda atau ciri-ciri hamil kosong secara umum tidak jauh berbeda dengan kehamilan normal, seperti terlambat datang bulan dan morning sickness. Testpack pun menunjukkan hasil positif. Namun setelah jangka waktu tertentu, biasanya pasien akan mulai merasakan gejala-gejala keguguran, di antaranya seperti :

  1. Flek dari vagina selama beberapa waktu
  2. Kram dan nyeri perut
  3. Adanya darah yang keluar dari vagina dalam jumlah banyak
  4. Gejala kehamilan normal yang menghilang perlahan
  5. Tidak adanya embrio atau bakal janin yang muncul saat pemeriksaan USG
  6. Perkembangan rahim melambat
  7. Keputihan
Baca juga:  Perkembangan Bayi 5 Bulan yang Harus Dipahami Orang Tua

Biasanya gejala keguguran dari hamil kosong ini muncul pada trimester pertama kehamilan atau antara minggu ke-8 dan ke-13 kehamilan. Pada beberapa kasus, kondisi ini juga bisa terjadi pada masa awal kehamilan. Akibatnya, keguguran bisa terjadi sebelum penderita menyadari bahwa dirinya sedang hamil.

Faktor Terjadinya Blighted Ovum

Kehamilan kosong bisa disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya seperti:

  1. Kelainan genetik
  2. Kualitas sperma dan sel telur yang kurang baik
  3. Gangguan pada proses pembuahan
  4. Kelainan pada rahim
  5. Efek samping obat-obatan
  6. Gangguan hormon
  7. Infeksi TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Herpes, HIV dan Sifilis), imunologi dan diabetes melitus yang tidak terkontrol
  8. Kadar hCG yang rendah

Komplikasi Blighted Ovum

Meskipun jarang terjadi, prosedur pengobatan blighted ovum dapat menimbulkan komplikasi, seperti perdarahan, munculnya jaringan parut, hingga infeksi pada rahim. Selain itu, komplikasi serius juga dapat terjadi jika ada sisa jaringan kehamilan yang tertinggal atau tidak seluruhnya keluar dari dalam rahim. Hal ini dapat menyebabkan keguguran septik (septic miscarriage).

Tindakan yang Dilakukan Saat Hamil Kosong

hamil kosong
Sumber: iStockPhoto

Ketika hasil pemeriksaan USG menyatakan kamu mengalami blighted ovum, maka berikut beberapa tindakan yang akan dilakukan agar tidak terjadi komplikasi dalam tubuh.

1. Kuret

Kuretase atau kuret dan dilatasi dilakukan dengan cara membuka leher rahim. Kemudian mengangkat kantong kehamilan yang tidak berisi embrio dari dalam rahim. Prosedur tersebut juga bisa dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya keguguran dengan cara memeriksa jaringan yang telah diangkat.

Baca juga:  Operasi Caesar, dari Persiapan hingga Pemulihan

2. Obat Penggugur Kandungan

Konsumsi beberapa jenis obat juga bisa menjadi pilihan untuk mengatasi blighted ovum. Contoh obat penggugur kandungan adalah misoprostol. Sama seperti kuret, konsumsi obat juga bisa memicu rasa nyeri atau kram pada perut. Dibandingkan dengan melakukan kuret, konsumsi obat bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan lebih berat saat menstruasi.

3. Peluruhan Jaringan secara Alami

Jika tidak ingin melakukan kuret maupun obat, kamu dapat menunggu peluruhan jaringan atau keguguran yang terjadi secara alami. Namun begitu, kondisi psikismu juga pasti akan gelisah menunggunya. Selalu konsultasikan kondisi hamil kosong pada dokter atau bidan. Untuk memastikan semua sisa jaringan janin telah keluar, diperlukan pemeriksaan USG dan kadar hormon beta-hCG secara berkala.

Pencegahan Hamil Kosong

hamil kosong
Sumber: iStockPhoto

Dalam sebagian besar kasus, blighted ovum atau kehamilan kosong tidak dapat dicegah. Karena kondisi ini berhubungan dengan faktor genetik serta kualitas sel telur dan sperma, pasangan dapat berdiskusi dengan dokter tentang kemungkinan pemeriksaan-pemeriksaan berikut:

  • Preimplantation genetic screening (PGS), yakni analisis genetik embrio sebelum proses implantasi terjadi (menempelnya embrio pada dinding rahim).
  • Analisis cairan sperma, yang digunakan untuk melihat kualitas sperma.
  • Pemeriksaan kadar follicle-stimulating hormone (FSH) atau anti-mullerian hormone (AMH), yang hasilnya dapat menjadi dasar untuk memperbaiki kualitas sel telur.

Blighted ovum umumnya hanya terjadi satu kali. Statistik menemukan jarang sekali seorang wanita mengalaminya lebih dari satu kali. Sebagian besar wanita yang pernah mengalami blighted ovum dapat menjalani kehamilan yang sukses dan memiliki bayi yang sehat di kesempatan berikut. Namun, bila blighted ovum terjadi dua kali atau lebih, perlu pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter untuk mencari penyebab yang mendasarinya.