Ada 4 Penyebab Intoleransi Laktosa, Atasi dengan Tepat!
Pada umumnya intoleransi laktosa terjadi karena faktor genetik dan masalah pencernaan penyakit, alergi makanan, radang, hingga infeksi usus.
Intoleransi laktosa adalah sebuah kondisi kekurangan tingkat enzim pada tubuh yang dikenal dengan laktase, di mana gejala ini dimulai dari gejala ringan hingga berat, tergantung pada jumlah laktase yang diproduksi.
Intoleransi laktosa sering dianggap sebagai alergi susu, padahal kedua hal tersebut sebenarnya berbeda. Alergi susu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memberikan respons yang tidak normal setelah seseorang mengonsumsi susu atau produk-produk olahan susu, sedangkan intoleransi laktosa adalah masalah yang terjadi di pencernaan.
Bagaimana Intoleransi Laktosa Dapat Terjadi pada Bayi?
Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, kondisi ini juga dapat dialami oleh bayi dan anak-anak. Anak di bawah usia satu tahun yang tidak mengonsumsi susu sapi juga tetap bisa mengalami kondisi ini. Pasalnya, laktosa juga terdapat pada beberapa MPASI.
Penanganannya pada bayi dan anak-anak sebaiknya melalui pengamatan khusus. Jadi, sebagai orang tua kamu harus mampu memerhatikan makanan atau minuman yang menyebabkan gejala-gejala yang muncul dari pencernaan.
Sebaiknya, kamu menyimpan catatan harian makanan guna mencatat apa yang bayi atau anak-anak konsumsi. Setelahnya, selalu perhatikan gejala apa yang terjadi untuk kemudian menemukan penyebab dan cara mengatasinya. Kamu bisa mengamatinya dengan cara, tidak memberikan susu atau produk olahan susu kepada anak selama dua minggu.
Sepanjang waktu itu, perhatikan apakah gejala intoleransi laktosa anak telah menghilang. Lalu setelah dua minggu berlalu, cobalah untuk kembali memasukkan susu atau olahan susu ke dalam makanan atau minuman harian anak dalam jumlah kecil. Jika gejala intoleransi laktosa anak kembali muncul, maka sebaiknya kamu membawa anak ke dokter untuk menjalani tes yang benar-benar dapat memastikan anak memiliki kondisi tersebut.
Apa Saja Penyebab Intoleransi Laktosa?
Penyebab terjadinya kondisi ini bisa bermacam-macam. Berikut ini adalah berbagai penyebab intoleransi laktosa berdasarkan jenisnya yang perlu diketahui:
1. Intoleransi Laktosa Primer
Kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari orang tua, dan terjadi ketika produksi laktase menurun seiring bertambahnya usia. Biasanya, kondisi ini mulai terjadi pada usia dua tahun, tetapi keluhan baru muncul saat memasuki masa remaja atau dewasa.
2. Intoleransi Laktosa Sekunder
Kondisi ini terjadi akibat penurunan produksi laktase yang disebabkan oleh penyakit celiac, penyakit crohn, infeksi usus, atau radang usus besar. Penurunan produksi laktase juga bisa saja terjadi akibat efek kemoterapi atau penggunaan antibiotik dalam jangka waktu yang panjang.
3. Intoleransi Laktosa dalam Masa Perkembangan
Kondisi ini terjadi akibat belum sempurnanya perkembangan usus bayi pada saat dilahirkan. Biasanya, kondisi ini akan terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur. Akan tetapi, kondisi ini hanya berlangsung sementara waktu saja, dan membaik seiring bertambahnya usia bayi.
4. Intoleransi Laktosa Bawaan
Sedangkan jenis ini disebabkan oleh adanya kelainan genetik yang diturunkan dari kedua orang tua. Biasanya, bayi dengan kondisi ini terlahir dengan sedikit atau tanpa enzim laktase sama sekali. Perlu diketahui bahwa kondisi ini sangat jarang terjadi.
Kenali Gejala Intoleransi Laktosa
Laktosa adalah komponen utama yang ada secara alami pada susu sapi, susu kambing, dan juga ASI. Secara struktur kimia, komponen ini terdiri dari gabungan antara dua jenis gula sederhana (disakarida), yaitu glukosa dan galaktosa. Glukosa banyak ditemukan pada jenis makanan lain, sedangkan galaktosa hanya ada pada produk susu.
Jika pada anak yang memiliki kondisi intoleransi laktosa, maka tubuhnya tidak menghasilkan laktase dalam jumlah yang cukup. Laktase merupakan sebuah enzim alami yang berfungsi memecah laktosa menjadi gula sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa.
Pada saat kadar enzim laktase tidak mencukupi, maka tubuh manusia tersebut tidak mampu menyerap laktosa ataupun memecahnya menjadi gula sederhana. Kondisi inilah yang kemudian memicu sejumlah reaksi atau gejala seperti diare, perut bergas, perut kembung atau mual, muncul ruam kulit, sering pilek, tubuh bengkak, hingga perut nyeri atau kram.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Hingga saat ini, pengobatan terbaik untuk mengatasi intoleransi laktosa adalah dengan membatasi konsumsi terhadap asupan susu sapi, produk susu sapi, dan makanan lain yang mengandung laktosa.
Jangan sampai terlena dengan makanan-makanan yang tanpa disadari juga mengandung laktosa, seperti cereal, sup, hingga pancake.
Selain itu, pastikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh tercukupi dengan baik. Susu dan produk sejenisnya memang merupakan sumber utama dari nutrisi, terutama kalsium. Dengan kata lain, jika membatasi asupannya, tentu akan mengurangi untuk kebutuhan gizi. Mengingat kalsium sangat penting untuk kesehatan gigi dan tulang.
Maka dari itu, gantilah kebutuhan yang seharusnya didapatkan dari susu dengan mengonsumsi gandum utuh, buncis, lentil, sayuran hijau seperti bayam, sawi, dan brokoli, produk kedelai, kacang-kacangan dan biji-bijian, buah-buahan kering, hingga ikan yang mengandung kalsium tinggi.
Meskipun gejala ini menimbulkan ketidaknyamanan, namun perlu diketahui bahwa akibatnya tidak sampai fatal seperti kondisi alergi. Jadi, sebagai orang tua kamu tidak perlu khawatir berlebihan. Bisa dikatakan, intoleransi laktosa tidak bisa disembuhkan, namun bisa dikelola agar gejalanya tidak muncul. Pada akhirnya, anak nantinya akan bisa memperkirakan sendiri seberapa banyak laktosa yang bisa ditolerir oleh tubuhnya.