Jangan Pakai Cara Kasar! Begini Cara Mendampingi Anak Hiperaktif
Berbicara soal hiperaktif, mungkin kamu akan langsung mengartikan perilaku anak yang tidak bisa diam dan terus aktif setiap saat. Pada umumnya, memiliki anak yang aktif bergerak itu memang cukup melelahkan. Karena dibutuhkan tenaga yang ekstra untuk mendampingi anak yang aktif bergerak setiap harinya. Namun tahukah kamu, bahwa tidak semua anak yang terlalu aktif bisa disebut dengan hiperaktif, lho.
Meski begitu, nyatanya sebagian orang tua masih mudah sekali membuat anggapan bahwa anaknya termasuk ke dalam kategori anak hiperaktif. Padahal mungkin anak hanya aktif saja. Selain itu, anak yang terlalu aktif juga sering disamakan dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Sekali lagi ditekankan, bahwa anak yang aktif belum tentu termasuk dalam kategori hiperaktif ataupun ADHD.
Hiperaktif sendiri adalah suatu kondisi yang dialami oleh seseorang yang menunjukan adanya perilaku tidak bisa diam. Seorang psikolog bernama Carolyn Cruse dalam Cook Children’s menyatakan bahwa anak yang hiperaktif pada umumnya lebih aktif dari teman sebayanya, baik secara verbal maupun fisik. Nah, supaya tidak salah, sebaiknya kamu simak ulasan menarik seputar hiperaktif di bawah ini.
Ciri-Ciri Anak Hiperaktif
Ciri umum hiperaktif yang pertama adalah anak sering berlari dan berteriak ketika bermain. Mungkin terlihat normal terjadi pada anak-anak yang aktif. Namun bagi anak yang mengalami kondisi ini, mereka akan selalu melakukan hal ini baik saat bermain di dalam ataupun di luar ruangan. Selain itu, anak dengan kondisi ini biasanya juga bergerak dan berjalan lebih cepat dari teman sebayanya. Hal ini bisa membuatnya bergerak dan berjalan hingga menabrak orang lain atau barang yang ada di sekitarnya. Tentunya hal ini sangat membahayakan bagi anak. Untuk itu, diperlukan pengawasan ekstra dalam mendampingi anak hiperaktif.
Ciri khas yang biasanya terjadi pada penderita hiperaktif adalah bermain terlalu kasar hingga melukai dirinya sendiri, bahkan temannya. Anak-anak sebenarnya melakukan ini tanpa sadar karena terlalu bersemangat dalam bermain. Itulah yang membuat anak sering kali tanpa sadar melukai dirinya ataupun temannya. Selanjutnya, sering mengganggu orang lain juga menjadi ciri umum yang sering terjadi pada anak-anak hiperaktif. Mereka yang terkenal tidak mau diam itu akan senang jika mengganggu teman atau orang lain yang ada di sekitarnya untuk diajak bermain bersama. Ciri-ciri lainnya yang perlu dicermati adalah:
- Sulit berkonsentrasi dan kehilangan fokusnya setiap melakukan sesuatu.
- Mudah gelisah saat dalam keadaan tenang.
- Selalu ingin bergerak dalam kondisi apapun, bahkan saat sedang duduk sekalipun.
Penyebab Anak Hiperaktif
Setelah mengetahui ciri-cirinya, kamu pasti penasaran kira-kira apa saja yang bisa menyebabkan anak hiperaktif. Nah, berikut ini beberapa faktor penyebab yang membuat anak menjadi hiperaktif yang perlu diketahui:
- Anak memiliki gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
- Anak mengalami gangguan sistem syaraf utama pada otaknya.
- Mengalami gangguan emosi yang tidak stabil.
- Mengalami gangguan hipertiroid.
- Atau bahkan bisa juga karena anak mengalami gangguan psikologis.
Setiap orang tua yang memiliki anak dengan kondisi ini, diharapkan untuk segera memeriksa kondisi kesehatan anak. Tujuannya adalah supaya dapat mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Tips Mendampingi Anak Hiperaktif
Tidak dapat dipungkiri, bahwa mendampingi anak yang terlalu aktif itu memang melelahkan. Namun setiap orang tua bisa mengatasi atau mengendalikannya dengan beberapa cara berikut ini:
- Langkah mudah untuk mengatasi hiperaktif adalah membangun kebiasaan tidur tepat waktu dan rutin. Tujuannya adalah untuk menghentikan kegiatan anak.
- Membuat jadwal yang terorganisir agar hidup anak menjadi lebih teratur. Misalnya dengan cara menetapkan jam tidur, makan, belajar, dan bermain. Dengan begitu, anak bisa membedakan mana jam bermain, dan mana jam produktif lainnya.
- Mengajak anak berolahraga, terutama di siang hari. Tujuannya adalah supaya anak yang aktif bergerak dapat bergerak dengan teratur karena olahraga, serta membuatnya lebih mudah lelah untuk tertidur di malam hari.
- Tidak hanya berolahraga, orang tua juga bisa menyalurkan energi berlebih anak menjadi hal positif lainnya. Seperti mengikutkan anak dalam les menari, bela diri, atau semacamnya.
- Membangun hubungan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Jangan biarkan anak yang mengalami kondisi ini bergerak secara bebas. Tapi, jalin komunikasi yang sehat dengan anak dan tetap tenang serta sabar dalam menghadapinya.
- Berikan anak waktu setelah pulang sekolah untuk melakukan aktivitas fisik, sebelum anak diminta untuk mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas sekolahnya.
Setelah mengetahui ciri-ciri dan apa saja penyebab hiperaktif, sekarang kamu bisa mengamati perilaku anak. Apakah memang benar, keaktifan yang ditunjukkan anak selama ini memang tergolong dalam kategori hiperaktif. Jika sudah cukup yakin, kamu bisa mencoba beberapa tips di atas. Lalu lihatlah bagaimana perubahan yang akan terjadi. Dan penting untuk diingat, bahwa setiap orang tua tidak perlu menggunakan cara yang kasar. Karena memarahi anak karena mereka aktif bergerak adalah cara yang tidak tepat.