Hati-Hati! Kenali Perilaku Konsumtif dan Cara Mengatasinya

Perilaku konsumtif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan konsumsi tiada batas, membeli sesuatu yang berlebihan atau secara tidak terencana. Pada banyak kasus, perilaku konsumtif ini tidak berdasarkan pada kebutuhan, tetapi didorong oleh hasrat dan keinginan. Pergeseran perilaku konsumen tidak lagi untuk memenuhi kebutuhan tetapi berdasarkan motivasi untuk mendapatkan suatu sensasi, tantangan, kegembiraan, sosialisasi dan menghilangkan stres. Selain itu memberikan pengetahuan baru tentang perkembangan tren dan model baru serta untuk menemukan barang yang baik dan bernilai bagi dirinya (Imawati, 2013).

Ciri Perilaku Konsumtif

perilaku konsumtif

Menurut Facts of Indonesia, ada beberapa ciri perilaku konsumtif masyarakat Indonesia yang memengaruhi kebiasaan belanjanya. 

Perspektif Jangka Pendek

Dalam melakukan pembelian, seseorang cenderung tidak mempertimbangkan secara jangka panjang dan langsung bertransaksi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Orang yang memiliki perilaku konsumtif menyukai promosi dan diskon untuk produk yang mungkin tidak mereka butuhkan. Di sisi lain, kesadaran akan pentingnya kebutuhan jangka panjang seperti investasi dan asuransi justru sangat kecil.

Kebiasaan dalam Kelompok

Masyarakat Indonesia suka berada dalam kelompok, baik lingkungan pertemanan, komunitas atau tempat tinggal. Akan sangat mudah bagi anggota kelompok untuk mempengaruhi satu sama lain untuk membeli sesuatu. Jika ada anggota, biasanya sosok yang superior, membeli sesuatu, maka anggotanya akan ikut membeli juga.

Prestise

Prestise menjadi salah satu faktor utama dalam membeli suatu produk. Barang-barang branded dengan harga tinggi tidak hanya dibeli oleh masyarakat kelas atas, namun juga oleh masyarakat menengah. Prestise dan pujian yang didapatkan memberikan kesenangan tersendiri bagi pemuja perilaku konsumtif.

Baca juga:  Cermati Cara Iklan di Instagram dan 4 Tips Jitunya!

Kurangnya Awareness Terhadap Lingkungan

Walaupun kampanye kesadaran terhadap lingkungan semakin marak di Indonesia, namun pengetahuan dan kesadaran masyarakat sendiri masih rendah. Upaya kantong plastik berbayar untuk mengurangi sampah plastik juga tidak memiliki dampak; masyarakat tetap banyak membeli kantong plastik dan produk lainnya.

Mengadaptasi Teknologi

Anak muda masa kini cepat beradaptasi teknologi, seperti gadget, app, hingga fintech. Kemampuan adaptasi ini mempermudah generasi milenial tersebut untuk melakukan transaksi e-commerce dan membeli produk di gerai ritel atau toko offline dengan aplikasi e-wallet. Banyaknya promosi yang ditawarkan oleh e-wallet juga mendorong banyaknya transaksi jual-beli.

Meniru Public Figure

Salah satu alasan mengapa influencer marketing banyak dilakukan oleh brands adalah karena kecenderungan shoppers untuk meniru dan membeli barang yang dipakai oleh public figure. Tidak hanya influencer, para perilaku konsumtif juga suka meniru artis Hollywood dan penyanyi K-pop karena faktor rasa suka pada figur-figur tersebut dibanding dengan produknya sendiri.

Dampak dari Perilaku Konsumtif

dampak perilaku konsumtif
sumber : superadventure

Timbulnya Kesenjangan

Perilaku konsumtif yang berlebihan akan mengakibatkan munculnya kesenjangan terhadap lingkungan sekitar. Terutama jika perilaku konsumtif tersebut dilakukan secara berlebihan. Ditambah lagi saat ini terdapat berbagai media sosial yang memungkinkan seseorang secara aktif memposting semua kegiatan konsumtifnya dan menimbulkan kecemburuan sosial.

Munculnya Utang konsumtif

Lain halnya dengan utang produktif, utang  konsumtif ini justru jenis utang yang nilai positifnya semakin berkurang dari waktu ke waktu, sebab tidak ada nilai yang bisa membantu pelakunya untuk menghasilkan uang. Sifat utang ini lebih boros sebab digunakan untuk kesenangan dan keinginan semata. Utang ini biasanya juga bisa muncul akibat adanya tekanan dari teman sebaya (peer pressure) yang menuntut seseorang untuk mengikuti gaya hidup tertentu, sehingga mau tidak mau mereka juga harus berbelanja barang/jasa yang tidak terlalu dibutuhkan. Contohnya orang yang membeli smartphone baru karena seluruh temannya sudah membeli jenis yang baru keluar, padahal smartphone yang dimilikinya masih bisa dipakai. Tidak ada nilai yang bisa bertumbuh dari pembelian smartphone tersebut jika fiturnya tidak dapat digunakan untuk menambah penghasilan. 

Baca juga:  Daftar Game Console Handheld yang Tak Kalah Seru dengan Online Games

Tips Menghindari Perilaku Konsumtif

Jangan Menggunakan Kartu Kredit

menggunting kartu kredit sebagai pencegahan perilaku konsumtif
sumber : Cermati.com

Pada dasarnya, penggunaan kartu kredit adalah cara cepat untuk memiliki utang. Dengan menggesek kartu kredit saat berbelanja, maka secara tidak langsung kamu memiliki utang. Dengan demikian, semakin sering kartu tersebut kamu gunakan, maka semakin banyak utang yang sudah kamu miliki.

Menabung di Awal Bulan

Banyak yang keliru tentang konsep menabung. Kebanyakan  orang hanya menabung dengan uang sisa yang dimiliki dari satu bulan gaji. Sehingga, jika mereka tidak punya sisa, maka bisa dipastikan tidak memiliki tabungan untuk bulan tersebut.

Mulai biasakan untuk menabung di awal. Tentukan secara pasti berapa uang yang ingin kamu sisihkan untuk tabungan. Dengan menyisihkan di awal bulan, maka keuanganmu akan aman, dan tidak terlalu tergoda untuk melakukan perilaku konsumtif secara berlebihan.

Membuat Skala Prioritas

Pada dasarnya, tidak semua barang yang terlihat indah itu harus kamu miliki. Pikirkan lagi apa yang menurut kamu perlu. Buatlah daftar prioritas jika ingin membeli barang dengan dana terbatas. Jangan biarkan dirimu sampai  terjebak untuk memiliki utang konsumtif.

Pada akhirnya, beberapa ulasan di atas mengajarkan, bahwa perilaku konsumtif sangat merugikan. Mengendalikan diri untuk tidak berperilaku konsumtif dan mengarahkan uang untuk hal-hal produktif semacam investasi  adalah konsep cerdas yang harus dilakukan. Selamat mencoba.