Tips Mendidik dan Merawat Anak dengan Kecenderungan ADHD
Sebagian anak-anak yang terlihat sangat aktif dan memiliki rasa penasaran yang tinggi, ternyata bisa didiagnosis oleh para ahli mengidap Attention Deficit/Hyperactivity Disorder alias ADHD. Kok bisa? Setiap orang tua memang perlu waspada, karena faktanya keaktifan anak bisa menjadi tanda awal Attention Deficit/Hyperactivity Disorder. ADHD ini merupakan kelainan pada saat seseorang tidak bisa memusatkan perhatian atau konsentrasi dan cenderung bersikap hiperaktif. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak, meskipun tidak jarang ditemui pula pada orang dewasa.
Saat mendapati diagnosis bahwa anak memiliki kecenderungan ADHD, mungkin para orang tua akan kaget dan tidak percaya. Tetapi, tidak mungkin orang tua akan terus-menerus menolak kenyataan. Tentunya, setiap orang tua harus segera mengambil langkah bagaimana cara mendidik, membesarkan, dan merawat anak dengan kondisi seperti ini. Nah, berikut ini ada ulasan penting seputar ADHD. Selain itu, tips yang dapat dilakukan untuk mendidik anak yang mengidap Attention Deficit/Hyperactivity Disorder juga telah disiapkan khusus untuk kamu. Jadi, baca artikel ini sampai habis ya!
Pengertian Attention Deficit/Hyperactivity Disorder
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder adalah sebuah kelainan pada otak yang menyebabkan anak sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa mengendalikan reaksi spontan yang dikeluarkan. Termasuk juga gerakan badan, ucapan, tingkah laku, serta caranya memberikan perhatian pada sesuatu. Menurut hasil penelitian, kelainan ini menimpa 10% populasi anak di Amerika Serikat, atau sekitar 5 juta anak usia 3 hingga 18 tahun. Kelainan ini bisa memicu masalah di rumah dan di sekolah, juga mempengaruhi kemampuan anak-anak dalam belajar dan bergaul. Terdapat tiga jenis ADHD:
- Inattentive (gagal fokus), yaitu anak susah memberikan perhatian pada hal-hal di sekelilingnya. Tapi mereka tidak bersikap hiperaktif atau impulsif. Jenis ini biasa disebut ADD (Attention Deficit Disorder). Anak dengan ADD ini cenderung pendiam, sehingga gejala yang dialami tidak terlihat. Biasanya orang malah sering salah mengira bahwa anak ini bodoh atau malas.
- Hiperaktif dan Impulsif. Anak yang mengidap ADHD biasanya selalu bersikap hiperaktif dan impulsif terhadap segala hal, tapi mereka tetap bisa memberikan perhatian pada hal-hal di sekitarnya. Dan mereka tidak perlu berpikir dua kali untuk melakukan apapun.
- Kombinasi dari hiperaktif, impulsif dan inattentive, yaitu jenis yang paling sering ditemukan pada anak pengidap ADHD. Anak akan memperlihatkan semua gejala ADHD sehingga mudah untuk dideteksi.
Gejala Attention Deficit/Hyperactivity Disorder
Lantas, bagaimana mengetahui anak yang mengidap gangguan ini? Jika anak tidak bisa bertingkah laku sesuai dengan yang diperintahkan, bukan berarti anak tidak mau melakukannya. Bisa jadi itu disebabkan oleh ketidakmampuannya dalam mengontrol apa yang diucapkan dan dilakukan. Beberapa tingkah laku anak berikut ini bisa menjadi tanda bahwa anak memiliki kecenderungan ADHD:
- Bergerak secara konstan
- Selalu menggeliat dan gelisah
- Terlihat tidak mendengarkan apa yang dikatakan orang lain kepadanya
- Kesulitan untuk bermain dengan tenang
- Sering bicara secara berlebihan
- Sering memotong pembicaraan orang lain
- Konsentrasinya mudah terganggu
- Tidak menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.
Jika anak menunjukkan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera ajak anak ke dokter. Dengan begitu, dokter akan memeriksa semua gejala yang ditunjukkan oleh anak. Sebelum itu, penting juga untuk menggali lebih dalam gejala yang ditunjukkan oleh anak dari sumber yang berbeda, seperti guru dan teman di sekolah. Informasi tersebut akan membantu agar anak bisa mendapatkan diagnosa yang tepat.
Penyebab Attention Deficit/Hyperactivity Disorder
Pada umumnya, anak tidak dilahirkan dengan kelainan ini. Anak yang mengidap Attention Deficit/Hyperactivity Disorder adalah mereka yang memiliki penyakit psikologis yang disebabkan oleh sesuatu hal yang membuat anak mengalami shock hingga psikologisnya menjadi terganggu. Berikut ini beberapa penyebab seorang anak mengalami Attention Deficit/Hyperactivity Disorder:
- Perubahan yang mendadak dalam hidup anak. Contohnya perceraian orang tua, kematian anggota keluarga, pindah tempat tinggal, atau lainnya.
- Anak pernah mengalami kejang-kejang yang tidak diketahui oleh orang tua, di mana hal ini bisa terjadi saat anak sedang sendirian di dalam rumah atau sedang bermain bersama temannya.
- Depresi juga bisa menjadi salah satu penyebab ADD.
- Kegelisahan atas suatu hal yang mengganggu anak, sehingga membuat anak tidak bisa mengontrol apa yang diucapkan dan dilakukan, hingga membuatnya mengidap ADD dan bersifat impulsif.
- Bipolar Disorder atau adanya kecenderungan untuk berkepribadian ganda.
Tips Merawat Anak ADHD
Attention Deficit/Hyperactivity Disorder dapat berpotensi menyebabkan masalah dalam kehidupan pergaulan anak, sehingga gangguan ini harus segera ditangani. Lantas, bagaimana cara yang tepat untuk mendidik dan merawat anak ADH? Coba perhatikan beberapa tips di bawah ini, ya.
1. Jujur pada anak
Pertama, jujurlah kepada anak tentang ADHD yang diidapnya. Hal ini penting, karena para orang tua tidak dianjurkan untuk merahasiakan tentang ADHD kepada anaknya. Beri tahu pada anak bahwa ADHD ini terjadi bukan karena kesalahan atau kenakalan mereka. Dengan terbuka kepada anak tentang kondisi mereka, maka orang tua akan meringankan stigma ADHD yang ada pada anak. Anak-anak juga perlu mengetahui keadaan mereka yang sebenarnya dan mengerti bahwa mereka dapat mengontrol hal tersebut.
2. Tidak menuntut anak
Selanjutnya, usahakan untuk tidak menuntut anak untuk menjadi “lebih baik”. Karena anak dengan kecenderungan gangguan ini terkadang mereka memang tidak konsisten. Dan sebenarnya anak-anak ADHD itu sangat cerdas. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan, hanya saja kadang-kadang mereka tidak tahu bagaimana harus memulainya. Jadi, sebaiknya biarkan anak tumbuh menjadi pribadi yang apa adanya tanpa kehilangan bimbingan dan arahan dari orang tuanya.
Selain itu, jangan biarkan ADHD menjadi alasan untuk anak tidak bertanggung jawab, meskipun ADHD memang membuat anak menjadi lebih sulit melakukan sesuatu.
3. Membuat dan menerapkan aturan khusus
Untuk anak-anak pengidap ADHD, biasanya orang tua akan lebih mudah menerapkan aturan dan konsekuensi secara verbal dan tertulis. Misalnya, para orang tua dapat menempel daftar tanggung jawab anak-anak dan aturan di dalam rumah. Atau bisa juga orang tua ingin memberikan rewards untuk keberhasilan anak. Selain itu, orang tua juga harus menjelaskan tentang konsekuensi secara jelas. Kemudian, terapkanlah konsekuensi yang sudah dibuat secara perlahan-lahan namun tega
4. Membantu anak menemukan kelebihannya
Tips selanjutnya, setiap orang tua perlu membantu anak untuk menemukan kelebihannya. Para orang tua sangat berperan untuk membangkitkan kembali semangat anak-anak. Karena biasanya, kalau anak-anak ADHD ini menaruh minat dalam satu hal, mereka bisa menguasai hal tersebut setara dengan kemampuan untuk orang-orang 5 tahun di atas umur mereka.
5. Hindari bersikap overprotective
Sebagai orang tua, kamu tidak perlu overprotective terhadap anak. Karena seiring dengan berjalannya waktu, tentu saja anak-anak pengidap ADHD ini juga akan tumbuh dewasa, dan mereka perlu belajar untuk mandiri.
Itu tadi beberapa ulasan seputar Attention Deficit/Hyperactivity Disorder yang perlu diketahui. Tips mendidik dan merawat anak dengan kelainan atau gangguan ini seperti yang telah dijelaskan di atas bisa kamu coba praktekkan. Penting untuk diperhatikan, bahwa mendidik anak yang memiliki kecenderungan ADHD butuh kesabaran dan tidak boleh tergesa-gesa. Supaya lebih jelas, apapun perubahan anak yang kamu lihat, segera tanyakan pada dokter.