Jangan Sangah Sangka, Ini 5 Perbedaan Telat Haid dengan Hamil
Saat mendapati terlambat menstruasi atau haid, sebagian wanita mungkin akan langsung mengira bahwa kondisi tersebut merupakan tanda awal kehamilan. Padahal tidak selalu demikian, lho. Pasalnya, kondisi ini bisa dipicu oleh stres, obesitas, hingga gangguan penyakit kronis seperti celiac atau diabetes. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui perbedaan telat haid dengan hamil agar tidak salah menduga.
Perbedaan telat haid dengan hamil pada umumnya memang sulit untuk dibedakan, mengingat tanda hamil dan haid umumnya mirip karena keduanya sama-sama dari proses ovulasi. Ovulasi adalah sebuah periode di mana indung telur melepaskan sel-sel telur matang yang siap dibuahi oleh sperma, dan proses ovulasi ini alami dialami oleh wanita dewasa yang sehat di setiap bulannya.
Masa ovulasi terjadi sekitar 12-14 hari sebelum menstruasi, di mana sel telur yang dilepas ini bisa bertahan hidup hingga 72 jam. Jadi, jika dalam jangka waktu tersebut dibuahi, maka besar peluangnya untuk menjadi kehamilan. Sebaliknya, jika tidak ada sperma yang masuk, maka sel telur akan mati dan luruh di dalam rahim dan vagina akan mengeluarkan darah sebagai pertanda haid.
Perbedaan Telat Haid karena Hormon dengan Hamil
Untuk memudahkan dalam memahami perbedaan telat haid karena hormon dengan hamil, yuk simak beberapa gejala yang muncul di tubuh saat haid atau hamil.
1. Mengalami Kram atau Nyeri Perut
Perbedaan telat haid karena hormon dengan hamil yang pertama terlihat dari jenis kram perut. Jika kamu mengalami telat haid tapi terdapat kram perut, maka ini bisa jadi tanda awal kehamilan. Nyeri dari kram perut ini mungkin akan tampak sama dengan kram perut yang sering terjadi saat sebelum menstruasi atau saat menstruasi, yaitu berpusat di bagian bawah atau di punggung. Sedangkan pada kondisi hamil, biasanya kamu juga akan mengalami gejala yang lain.
2. Mengalami Nyeri pada Payudara
Perbedaan telat haid karena hormon dengan hamil juga bisa dibedakan dari jenis nyeri payudara. Saat kamu mengalami telat haid dan terdapat nyeri pada payudara maka hal ini bisa jadi tanda awal kehamilan. Perbedaannya dengan tanda awal haid dimulai adalah nyeri di payudara yang berlangsung lebih lama. Selain itu, perbedaan telat haid karena hormon dengan hamil yang masih berkaitan dengan hal ini adalah bagian areola payudara akan menggelap dan juga membesar dari ukuran biasanya.
3. Kekentalan Lendir serviks
Perbedaan telat haid karena hormon dengan hamil yang ketiga bisa dilihat dari kekentalan lendir serviks. Lendir serviks yang menjadi tanda kehamilan biasanya akan terlihat lebih kental, di mana hal ini terjadi karena pasca pembuahan hingga masa kehamilan. Namun jika lendirnya tidak begitu kental, maka ini bisa terjadi disebabkan kamu telat haid karena hormon yang tidak seimbang.
4. Frekuensi Buang Air Kecil Meningkat
Jika kamu mengalami telat haid beriringan dengan frekuensi buang air kecil yang meningkat, maka hal itu bisa menjadi tanda awal kehamilan. Jika memang karena kehamilan awal, frekuensi sering buang air kecil meningkat karena ginjal perlu memproses lebih banyak cairan sehingga kantung kemih cepat penuh. Jadi, jika telat haid tidak diiringi dengan sering buang air kecil, penyebabnya bisa jadi disebabkan karena hormon, ya!
5. Suhu Basal Tubuh yang Meningkat
Kemudian, perbedaan telat haid dengan hamil berikutnya juga bisa dilihat dari perbedaan suhu basal tubuh. Suhu basal merupakan suhu terendah yang dicapai oleh tubuh saat beristirahat dan tidur, atau saat sedang tidak melakukan aktivitas apapun. Jika kamu mengalami telat haid dan suhu basal meningkat, maka ini bisa dikarenakan kehamilan awal. Jika telat haid tidak dengan gejala peningkatan suhu basal, maka kondisi tersebut terjadi dikarenakan hormon yang tidak seimbang.
Apa Penyebab Telat Haid Selain Karena Hamil?
Secara umum, telat haid merupakan hal yang wajar dialami oleh wanita. Siklus haid wanita adalah sekitar 21-35 hari, terhitung dari hari terakhir menstruasi sebelumnya. Telat haid ini memang sering menjadi salah sangka karena sering kali disangka tanda awal kehamilan.
Padahal, ketidakseimbangan hormonal juga bisa menjadi penyebab telat haid. Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan hormon tidak seimbang kemudian telat haid terjadi:
- Gaya hidup. Faktor gaya hidup seperti merokok memang dikatakan dapat memengaruhi siklus haid seseorang. Zat-zat yang ada di dalam rokok bisa memengaruhi hormon estrogen dan progesterone pada wanita, di mana dua hormon inilah yang punya peran penting dalam siklus haid.
- Stres. Stres dapat memengaruhi hormon dan kerja hipotalamus yang merupakan bagian otak yang bertanggung jawab mengatur siklus haid. Jika kerjanya terhambat, maka telat haid sangat mungkin terjadi.
- Kondisi kesehatan. Telat haid juga bisa terjadi karena adanya kondisi kesehatan tertentu yang terjadi, misalnya PCOS, gangguan tiroid, bahkan penyakit kronis.
- Kelebihan atau kekurangan berat badan. Berat badan juga menjadi faktor yang cukup berpengaruh bagaimana kemudian siklus haid wanita. Jika kelebihan berat badan, maka sangat mungkin adanya perubahan hormon pada wanita. Namun jika kekurangan berat badan, maka fungsi tubuh akan ikut menurun dan terganggu. Sehingga dua kemungkinan ini memang bisa menyebabkan telat haid.
- Menyusui. Telat haid mungkin juga dapat terjadi karena kamu sedang dalam tahap menyusui. Padalnya, produksi hormon prolaktin akan meningkat dan ini berpengaruh pada kinerja hormon yang lain termasuk estrogen dan progesteron yang perannya ada dalam siklus haid.
Nah, jika sudah memahami perbedaan telat haid dengan hamil dan beberapa penyebab telat haid sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, sekarang jangan sampai salah sangka lagi, ya!