Ajari Pendidikan Seksual pada Anak Sedari Dini melalui 7 Cara Ini!

Sejauh ini masih banyak orangtua yang menganggap tabu untuk membicarakan seks dengan anak. Mereka takut dan merasa topik tersebut tidak etis untuk dibicarakan. Padahal dengan memberikan pendidikan seksual (sex education) justru akan melindungi mereka dari fenomena pergaulan bebas yang saat ini sedang marak. Tujuan utama dari edukasi ini adalah menumbuhkan perilaku positif, membentuk sikap dan refleksi kritis dalam pengalaman hidup. Hal tersebut efektif jika disertai dengan lingkungan yang dan mindset orangtua yang suportif.

Selain tujuan utama tersebut, sex education juga berorientasi pada pencegahan tindakan menyimpang seperti perilaku seks usia dini. Namun, yang lebih penting adalah fokus pada kebutuhan akan wawasan dan kebutuhan informasi mengenai seksualitas. Edukasi ini menyiapkan anak untuk bisa beradaptasi pada sikap-sikap seksual secara baik dan etis. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai pendidikan seksual, simak penjelasan tentang manfaat dan 7 cara mengenalkan pendidikan seksual pada anak ini!

pendidikan seksual
Sumber: iStockPhoto

Manfaat Pendidikan Seksual bagi Anak

Beberapa manfaat yang akan didapatkan anak setelah mempelajari pendidikan seksual adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat Jiwa Maskulin dan Feminim

Orangtua maupun guru bertanggung jawab untuk menuntun proses pembentukan identitas anak. Ada perbedaan mendasar antara anak laki-laki dan perempuan, baik secara biologis maupun psikis. Mereka harus menyadari perbedaan tersebut. Bukan untuk membanding-bandingkan, namun menyesuaikan peran serta fitrahnya dalam kehidupan. Langkah yang terpenting adalah dengan menumbuhkan jiwa maskulinitas pada anak laki-laki dan membiasakan feminitas pada anak perempuan.

2. Mengajarkan untuk Menjaga Kebersihan Alat Vital

pendidikan seksual
Sumber: iStockPhoto

Didikan untuk menjaga kebersihan alat vital yang sensitif sangat bermanfaat untuk masa depan mereka. Kesehatan reproduksi menjadi perhatian yang penting agar kebutuhan seksualnya terpenuhi dengan baik. Hal ini tentu menjaganya dari penyakit kronis yang berbahaya. Mereka juga akan terlatih mandiri, melindungi miliknya yang berharga.

Baca juga:  4 Kegiatan Saat Induksi Persalinan Agar Terhindar dari Stress

3. Mendidik Anak untuk Menjaga Pandangan Mata

Menjaga pandangan mata sangat penting untuk melindungi mereka dari pikiran dan perilaku yang tidak etis. Pada fase tertentu, mereka tentu akan merasakan ketertarikan pada lawan jenis. Itu sudah menjadi fitrahnya sebagai manusia. Namun, ketertarikan tersebut akan terhindar dari hal yang negatif jika mereka sudah terlatih menjaga pandangan. Melihat lawan jenisnya dengan cara yang sopan dan beretika.

7 Cara Mengenalkan Pendidikan Seksual pada Anak

Berikut ini beberapa tips pendidikan seks sejak usia dini yang dapat kamu lakukan:

1. Kenalkan Sesuai Tingkat Usia Anak

Jelaskan segala sesuatu sesuai tingkat yang dapat dipahami anak. Misalnya, anak berusia 6 tahun tentu belum mengerti tentang penjelasan  ovulasi. Namun, pada usia ini seharusnya anak sudah mengetahui setiap bagian tubuh beserta fungsinya. Selain itu, anak juga sudah mengetahui bahwa hanya dia yang boleh menyentuh bagian tubuhnya.

2. Gunakan Nama Bagian Tubuh yang Benar

Sebaiknya gunakan nama yang benar saat membicarakan bagian tubuh. Misalnya, penis, skrotum, testis, vulva, vagina. Dengan begitu anak dapat memahami bahwa membicarakan bagian tubuh adalah hal yang sehat dan tidak perlu canggung. Jika anak mengetahui nama yang benar untuk setiap bagian tubuh, ia dapat berkomunikasi dengan jelas tentang tubuhnya dengan orang tua atau pada dokter (jika perlu). Kamu juga perlu menjelaskan bahwa ada dua jenis kelamin yang berbeda. Anak juga perlu mengetahui bahwa orang lain mungkin memiliki jenis kelamin yang berbeda, dan ia juga tidak boleh menyentuhnya. 

3. Libatkan Semua Orang Tua

pendidikan seksual
Sumber: iStockPhoto

Dalam keluarga dengan lebih dari satu orang tua, ada baiknya semua orang tua terlibat dalam diskusi tentang seks. Ketika semua orang tua terlibat, anak akan belajar bahwa tidak apa-apa jika semua orang untuk berbicara tentang seks. Hal ini dapat membantu anak merasa nyaman membicarakan tentang tubuh.

Baca juga:  Wajib Tahu! Inilah Obat Batuk Alami untuk Bayi

4. Mulai Percakapan

Beberapa anak tidak banyak bertanya, maka itu orang tua mungkin perlu memulai percakapan. Ada baiknya untuk memikirkan apa yang harus dikatakan sebelumnya. Lalu, pilih waktu yang tepat untuk berbicara. Topik mengenai seks dapat disisipkan melalui media, misalnya saja pembicaraan mengenai berita yang terkait kekerasan seksual ataupun saat sedang mendengarkan lagu yang mengandung unsur seksual. Kamu juga bisa memberikan pendidikan seksual saat sedang berdua bersama anak, seperti ketika sedang berbelanja bersama atau sedang dalam perjalanan pulang di mobil. 

5. Ajarkan Rasa Malu

Untuk memiliki rasa malu, anak butuh dilatih sejak dini. Hal ini agar agar ia tidak serampangan dan mengumbar hal-hal yang tidak pantas. Lakukan kebiasaan di rumah kepada anak agar tidak bertelanjang seusai mandi. Meskipun di depan orang terdekatnya, pastikan anak untuk berganti pakaian di tempat tertutup. Menutup bagian tubuhnya yang sensitif di hadapan orang lain.

Cara ini mengajarkan kepada anak agar dapat menjaga tubuhnya dari pandangan orang lain, apalagi orang asing. Menjadi waspada ketika ada orang yang menyentuh tubuhnya dengan tidak sopan. Ia pun tidak mudah memperlihatkan anggota tubuhnya yang sensitif secara terbuka.

6. Jadikan Ajang Diskusi, Bukan Menghakimi

pendidikan seksual
Sumber: iStockPhoto

Tidak hanya orangtua yang dapat mengekspresikan perasaan dan pemikirannya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seks, namun anak juga memiliki hak untuk menyampaikan pemikiran dan perasaannya. Kamu sebaiknya tidak menghakimi, mencemooh, dan memarahi anak mengenai pemikiran dan perasaannya sehubungan dengan hal-hal yang berbau seksual. Cobalah untuk tidak mendikte anak dan memahami pandangan atau persepsi anak.

7. Persiapkan Diri untuk Pertanyaan dengan Topik yang Sulit atau Sensitif

Saat sedang memberikan pendidikan seksual kepada anak, bukanlah hal yang aneh bila kamu akan mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif terkait seks berupa homoseksualitas, tindakan perkosaan, dan sebagainya. Kamu harus bersiap dengan pertanyaan-pertanyaan yang sensitif seperti di atas. Yakinkan anak bahwa kamu akan menerima anak apa adanya dan dengarkan apa yang disampaikan anak dan apresiasi keterbukaannya kepadamu.

Pengenalan organ internal yang vital dan sensitif sejak dini bukanlah hal yang tabu, melainkan sebuah keharusan. Sex education bisa mulai diberikan saat anak usia 3-4 tahun. Pada usia ini, anak sudah bisa memahami tentang organ tubuh mereka. Anak-anak dapat mengenali dan belajar menjaga anggota tubuhnya sendiri.