Masa kanak-kanak identik dengan proses tumbuh dan kembang. Setiap anak akan mengalami berbagai perubahan yang menunjukkan bahwa otak dan kemampuannya berkembang. Salah satu perkembangan anak yang sangat penting untuk selalu diperhatikan setiap orang tua adalah perkembangan kemampuan kognitif anak.
Kemampuan kognitif merupakan sebuah konstruksi proses yang melibatkan otak, termasuk kemampuan untuk berpikir, mengingat, memecahkan masalah, hingga mengambil keputusan. Tentunya hal ini merupakan sebuah kemampuan yang penting sekali untuk diperhatikan, karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan anak.
Apa itu Perkembangan Kognitif Anak?
Kognitif dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu. Perkembangan kognitif anak mengacu kepada kemampuan yang dimiliki seorang anak untuk memahami sesuatu. Salah satu tokoh psikologi yang mengemukakan teori tentang tahapan perkembangan kognitif (cognitive theory) ini adalah Jean Piaget. Menurut Piaget, anak-anak memiliki cara berpikir yang berbeda dari orang dewasa. Piaget juga membagi tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dalam empat tahap. Mari kita bahas sekilas!
- Yang pertama adalah tahap sensorimotor (0-24 bulan), di mana setiap bayi lahir dengan refleks bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Oleh karena itu, pada masa ini, kemampuan bayi terbatas pada gerak refleks dan pancaindranya saja.
- Kedua, tahap praoperasional (2-7 tahun), di mana anak mulai dapat menerima rangsangan, meskipun masih sangat terbatas. Ciri tahapan ini adalah anak mulai bisa menggunakan operasi mental yang masih jarang, dan secara logika kurang memadai.
- Yang ketiga tahap operasional konkret (7-11 tahun), di mana pada masa ini anak sudah mampu melakukan pengurutan dan klasifikasi terhadap objek maupun situasi tertentu.
- Dan terakhir, tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun), anak sudah mampu berpikir secara abstrak dan menguasai penalaran.
Kenapa Perkembangan Kognitif Anak Berbeda-beda?
Perkembangan kemampuan kognitif anak memang berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, di antaranya adalah sebagai berikut ini:
1. Faktor Keturunan
Faktor inilah yang menentukan perkembangan anak secara intelektual. Artinya, seorang anak kemungkinan akan mempunyai kemampuan berpikir yang mirip dengan orang tuanya, apakah normal, di bawah normal, atau di atas normal.
2. Faktor Lingkungan
Selain faktor keturunan, faktor lingkungan juga turut mempengaruhi tingkat kognitif atau intelegensi anak. Ada dua faktor lingkungan yang paling meningkatkan perkembangan kognitif anak, yaitu keluarga dan sekolah.
- Seorang anak yang memiliki hubungan sehat dengan orang tuanya pada umumnya akan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik jika dibandingkan dengan anak yang tidak memilikinya. Hubungan yang sehat, maksudnya adalah anak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang cukup dari kedua orangtuanya. Hal tersebut sebagai fasilitas pendukung perkembangan kognitif seorang anak.
- Karena guru memainkan peran sebagai pengganti orang tua di sekolah. Maka saat di sekolah, gurulah yang berperan dalam mengembangkan kemampuan kognitif murid-muridnya. Guru dan sekolah yang baik akan menghasilkan murid-murid yang memiliki kemampuan kognitif yang baik pula.
Selain kedua faktor tersebut, perkembangan kognitif anak juga dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, ras, budaya, dan asupan nutrisi. Ya, asupan nutrisi yang tepat dan memadai memang dapat berperan penting dalam mendukung proses belajar anak. Kombinasi antara nutrisi dan stimulasi yang tepat akan membentuk struktur otak anak. Sehingga tanpa dukungan nutrisi yang tepat, seorang anak tidak akan dapat menyerap stimulasi secara optimal. Jadi, sebagai orang tua kamu harus menemukan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk mendukung akal pintar anak. Dan pastikan juga kamu mengetahui cara mendukung sinergi kepintaran anak, ya.
Bagaimana Cara Stimulasi Perkembangan Anak?
Setiap anak tentu saja akan membutuhkan stimulasi yang tepat agar kemampuan kognitifnya dapat berkembang dengan baik. Untuk itu, setiap orang tua perlu menerapkan beberapa rangsangan seperti berikut ini:
- Ajak anak untuk belajar berhitung yang menyenangkan, sehingga anak akan suka belajar berhitung. Misalnya saja dengan mengajak anak menghitung jumlah mainannya sambil dimasukkan ke dalam kotak mainan. Dengan cara ini, anak pasti akan bersemangat.
- Mengajak anak bermain puzzle juga akan membantu proses berpikirnya. Dari aktivitas ini, seorang anak akan belajar berpikir secara strategis, mempertimbangkan berbagai cara, serta mengambil keputusan agar bisa berhasil menyusun puzzle dengan sempurna.
- Melalui permainan peran, kemampuan motorik dan daya imajinasi anak juga akan terlatih dengan baik. Tidak hanya itu saja, permainan ini juga dapat mengasah logika, memperkaya kosakata, hingga mengenalkan anak pada berbagai karakter.
- Ajak anak bermain musik, karena musik dapat dijadikan sebagai media untuk menyampaikan sebuah pesan yang positif untuk anak. Selain itu, anak yang diajak bermain musik juga bisa berlatih irama dan ketukan melalui bunyi pada beberapa alat musik.
Demikianlah informasi menarik seputar perkembangan anak, khususnya dalam hal kemampuan kognitif anak yang penting untuk diketahui setiap orang tua. Sebagai orang tua zaman now yang lebih mudah untuk meng-update pengetahuan, pastikan kamu selalu mendukung anak dalam mengembangkan kemampuan kognitifnya, ya.