Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Tahun 2021

Seperti pepatah klasik yang dipopulerkan RA Kartini, habis gelap terbitlah terang. Pemerintah meyakini masa terburuk pandemi COVID-19 telah berlalu pada 2020 ini. Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini akan mengalami perbaikan.

Kepastian vaksin COVID-19 seperti mentari pagi yang menandai kembalinya aktivitas ekonomi di dalam dan luar negeri sehingga terjadi rebound pertumbuhan ekonomi pada 2021. Untuk lebih lengkapnya, yuk kita lihat prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia, di bawah ini

World Bank (Bank Dunia)

bank dunia

Untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2021, World Bank pada rilis tangga 17 Desember 2020 memperkirakan pertunbuhan ekonomi Indonesia bakal tumbuh positif 4,4 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya yakni 4,7 persen.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Ralph Van Doorn menjelaskan, koreksi ini mencerminkan pemulihan yang lebih lambat dari perkirakan untuk kuartal III dan sebagian kuartal keempat akibat pembatasan sosial dan meningkatnya kasus COVID-19.

“Proyeksi kami untuk 2020 sudah diestimasikan ada sedikit resesi, tapi ada perubahan pada 2021 yaitu tumbuh 4,4 persen untuk PDB riil dan 5,5 persen untuk government budget balance,” katanya dalam Indonesia Economy Prospects, pada Kamis 17 Desember 2020.

Meski demikian, Bank Dunia mencatatkan ekonomi Indonesia 2021 akan membaik dan perlahan menguat pada 2022. Hal ini didasarkan pada pembukaan ekonomi tahun depan yang diikuti pembukaan lebih lanjut serta dilonggarkannya aturan pembatasan sosial sepanjang 2022.

Bank Dunia memperkirakan untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan berada di angka 4,4 persen yang secara umum didorong oleh pemulihan konsumsi swasta. seiring dengan longgarnya pembatasan sosial.

Baca juga:  Jenis Investasi Paling Menguntungkan untuk Millenial Terkini

Bank Indonesia

BI Checking

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan kinerja ekonomi global terus menunjukkan perbaikan. Dia memperkirakan perbaikan ini akan akan meningkat lebih tinggi pada tahun depan.

“Kinerja perekonomian global terus menunjukkan perbaikan, dan diprakirakan akan meningkat lebih tinggi pada 2021,” kata Perry di Jakarta, pada Kamis 17 Desember 2020.

Perbaikan ekonomi dunia ini dipicu peningkatan mobilitas yang terjadi di berbagai negara. Selain itu, dampak stimulus kebijakan yang berlanjut juga ikut berkontibusi. Terutama stimulus yang ada di Amerika Serikat (AS) dan Cina.

Perkembangan sejumlah indikator dini pada bulan November 2020 mengonfirmasi perbaikan ekonomi global yang terus berlangsung. Antara lain kenaikan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur dan jasa berlanjut di AS dan Tiongkok.

Keyakinan konsumen dan bisnis terus membaik di AS, Tiongkok, dan kawasan Eropa. Tingkat pengangguran juga mulai menurun di banyak negara. Dari perkembangan tersebut, perbaikan ekonomi global diperkirakan terus berlanjut dengan tumbuh di kisaran 5 persen pada tahun 2021.

Prediksi Menperin Agus Gumiwang

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengaku optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 bakal berada di 5,5 persen. Optimisme tersebut tidak lepas dari seluruh rangkaian strategi dan kebijakan yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah di tahun depan.

“Dengan berbagai kombinasi kebijakan dan peluang yang kita manfaatkan secara optimal, maka diharapkan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di sekitaran atau kisaran 4,5 hingga 5,5 persen di tahun 2021,” kata dia pada 10 Desember 2020.

Dia menambahkan, optimisme pemerintah mengejar laju pertumbuhan sebesar 5,5 persen di 2021 juga sejalan dengan proyeksi pertumbuhan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga internasional. Misalnya Sadiah OECD memproyeksikan ekonomi 2021 sebesar 4,0 persen dan ADB 5,3 persen.

Salah satu pemicu optimisme pemulihan 2021 adalah perkembangan vaksin yang sangat cepat. Ketika penanganan Covid-19 secara bertahap bisa diatasi maka aktivitas ekonomi akan bergairah lagi. Seluruh komponen pertumbuhan akan ikut bangkit.

Baca juga:  Bisnis Lancar dengan 4 Laporan Keuangan Andal

Motor utama produk domestik bruto (PDB) Indonesia adalah konsumsi rumah tangga. Saat aktivitas masyarakat bangkit, konsumsi akan mengikutinya. Meskipun pola konsumsi ada kemungkinan berubah. Hampir setahun terakhir, pola konsumsi masyarakat beralih ke sistem online dan akan bertahan pada tahun depan.

Riset Oxford dan ICAEW

Laporan prospek ekonomi terbaru dari Oxford Economics, bersama the Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di seluruh Asia Tenggara (ASEAN) minus 4,1 persen pada 2020. Namun kemudian pada 2021 angka pertumbuhan ekonomi ASEAN akan melonjak tajam menjadi 6,2 persen.

Dalam laporan tersebut, pemulihan ekonomi di ASEAN sebagian disebabkan oleh low base effect dari tahun ini, tetapi kebijakan makro dinilai akan tetap berperan akomodatif, dengan dukungan fiskal yang ekstensif dan suku bunga rendah.

Dikutip dari laporan tersebut, bagi Indonesia khususnya, laju pemulihan dinilai masih belum pasti. Terutama akibat tren mobilitas yang lemah, impor yang tergelincir dua digit, dan melemahnya penjualan retail. Meskipun demikian, volume penjualan retail dan produksi industri di Indonesia relatif stabil jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya yang terpukul cukup keras.

Secara keseluruhan, pandemi diperkirakan akan meninggalkan bekas luka permanen pada ekonomi Indonesia, yang diperkirakan akan menyusut sebesar 2,2 persen di 2020 sebelum melonjak menjadi 6 persen pada 2021, dengan bantuan belanja konsumen dan infrastruktur.

Dalam tingkat global, periode lockdown dan social distancing yang berkepanjangan. Diperkirakan akan membatasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia tahun ini. Hal ini menyebabkan kecil kemungkinan angka PDB akan kembali seperti sebelum COVID-19. Kegiatan perdagangan juga diprediksi akan kembali aktif sebelum akhir 2021.