Lebih Dalam Memahami Profit Margin dan 5 Cara Meningkatkannya
Bahasan keuangan dalam pengelolaan perusahaan tidak akan lepas dari apa yang disebut dengan profit margin atau margin keuntungan. Untuk kamu yang telah mengelola usaha, khususnya di bagian keuangan, perhitungan pada hal ini jelas sudah dipahami urgensinya.
Profit margin dapat dipahami sebagai alat ukur yang digunakan oleh bisnis untuk menunjukkan berapa banyak uang yang sudah dihasilkan bisnis tersebut. Rasio ini mewakili persentase penjualan yang telah diubah menjadi keuntungan, dan menunjukkan secara jelas berapa jumlah keuntungan yang dihasilkan dalam setiap penjualan yang terjadi.
Untuk lebih jelasnya, mari bahas lebih jauh terkait jenis-jenisnya, rumus, serta tips efektif menaikkan profit margin tersebut.
Baca Juga: Mengenal Apa itu Dropshipper, 5 Benefit, dan Cara Kerjanya
Mengenal Jenis-Jenis dan Rumusnya
Dalam pembagian secara umum terdapat tiga jenis margin keuntungan yang ada di dunia akuntansi. Pertama adalah gross profit margin, kemudian operating profit margin, dan yang ketiga adalah net profit margin.
Masing-masing dapat diketahui dari cara perhitungan yang runtut, dan berikut penjelasan lengkap setiap jenisnya.
Gross Profit Margin
Merupakan cara dasar yang digunakan untuk menghitung keuntungan, sebab mendefinisikan keuntungan sebagai pendapatan yang tersisa setelah menghitung Harga Pokok Penjualan atau biaya variabel.
Harga Pokok Penjualan sendiri merupakan setiap biaya yang secara langsung berhubungan dengan produksi produk, termasuk di dalamnya upah dan bahan baku yang digunakan. Namun demikian perhitungan ini di luar pajak, utang, biaya tetap, dan biaya overhead pabrik.
Untuk menghitung margin laba kotor atau gross profit margin, langkahnya adalah sebagai berikut.
- Pertama hitung Laba Kotor, dengan rumus = Pendapatan – (Bahan Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Overhead Pabrik)
- Kedua, hitung Penjualan Bersih, dengan rumus = Pendapatan – Biaya TUnjangan Penjualan, Retur, dan Diskon
- Ketiga, hitung Margin Laba Kotor, dengan rumus = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100
Operating Profit Margin
Jenis kedua adalah operating profit margin, yang memperhitungkan biaya bisnis setiap hari. Mulai dari biaya penjualan, administrasi, biaya operasi, dan biaya overhead pabrik. Bahkan hingga pada penyusutan aset perusahaan juga diperhitungkan. Namun komponen seperti utang dan pajak tidak termasuk.
Dalam penghitungannya terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan.
- Pertama, hitung Harga Pokok Penjualan, dengan rumus = Persediaan awal + Pembelian – Persediaan Akhir
- Kedua, hitung Margin Laba Operasi, dengan rumus = ((Pendapatan + HPP – Biaya Administrasi dan Penjualan) / Pendapatan) x 100
Net Profit Margin
Jenis ketiga adalah net profit margin, yang merupakan jenis perhitungan paling kompleks sebab melibatkan banyak variabel. Hasil akhir perhitungannya adalah total pendapatan yang tersisa dari semua aliran pendapatan dan pengeluaran, sehingga angkanya dinilai paling komprehensif.
Variabel yang masuk dalam perhitungan antara lain HPP, Biaya Operasional, pendapatan dari Investasi, Pembayaran Satu Kali, Pajak, hingga Utang. Untuk mendapatkan angkanya, terdapat dua langkah yang harus dilakukan.
- Pertama, hitung Laba Bersih, dengan rumus = Pendapatan – (HPP + Depresiasi + Amortisasi + Beban Bunga + Pajak + Beban Lainnya)
- Kedua, hitung Margin Laba Bersih, dengan rumus = (Laba Bersih / Pendapatan) x 100
Terapkan 5 Tips Meningkatkan Margin Keuntungan Berikut Ini
Jelas, dalam posisi keuangan perusahaan profit margin merupakan indikator penting untuk melihat kondisi dari bisnis yang kamu miliki. Jika angkanya meningkat, maka idealnya kondisi keuangan juga akan baik.
Karena meningkatkan margin profit juga berarti meningkatkan pendapatan, maka tips yang bisa Anda coba adalah sebagai berikut.
1. Yang Jelas, Milikilah Keunikan di Pasar
Semakin unik produk yang dibuat, maka akan semakin menarik perhatian konsumen dan pasar. Meski demikian, tetap ingat pada nilai utama produk Anda. Jangan sampai demi mencari keunikan, faktor nilai kegunaan dikesampingkan.
2. Hal Sederhana dalam Mengurangi Biaya Operasional
Efisiensi pada sektor operasional juga menjadi salah satu cara yang bisa dicoba untuk meningkatkan margin keuntungan. Pasalnya dengan biaya operasional yang semakin rendah, maka margin yang muncul akan semakin tinggi. Anda bisa menggunakan layanan ERP untuk urusan ini, guna meningkatkan efisiensi produksi jangka panjang.
3. Loyalitas Pelanggan
Peningkatan penjualan dapat dilakukan ketika pelanggan yang Anda miliki juga loyal pada produk atau brand Anda. Hal ini dapat memastikan pemasukan yang konsisten dari waktu ke waktu, dan potensi peningkatan penjualan pada inovasi baru. Loyalitas pelanggan juga akan jadi pondasi kuat pengembangan produk di masa yang akan datang.
4. Jangan Lupa Fokus pada Layanan ke Konsumen
Jangan lupa untuk memberikan layanan terbaik untuk konsumen yang bersinggungan dengan produk Anda. Ingat, pengalaman pertama yang berkesan akan memberikan citra kuat produk pada konsumen, sehingga lebih mudah menjadi top of mind atau diasosiasikan dengan hal lain yang terkait dengan kehidupan konsumen.
5. Rancang Strategi Pemasaran Efektif dan Efisien
Strategi pemasaran yang baik tidak selalu berarti strategi pemasaran yang mahal. Selama dapat diperhitungkan dengan cermat dan berdasarkan data akurat, strategi dengan biaya tidak terlalu tinggi dapat menghasilkan output yang baik pula.
Baca Juga: 9 Tugas Marketing, Fungsi, dan Tanggung Jawab di Perusahaan
Profit margin menjadi salah satu indikator besar dalam melihat kondisi finansial perusahaan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui keseluruhan konsep dan rumus menghitungnya. Semoga artikel singkat ini bisa bermanfaat untuk Anda, dan tips yang disampaikan dapat pula membantu bisnis Anda berkembang lebih baik!