Psikologi Perkembangan Anak: Bekal Wajib Orang Tua Masa Kini

Menjadi orang tua masa kini, kamu harus pintar dalam memperhatikan perkembangan anak, mulai dari kesehatan fisik hingga kesehatan mentalnya. Mengenai masalah kesehatan mental, kamu perlu memperhatikan psikologi perkembangan anak, khususnya di usia-usia dini. Sebagai orang tua, kamu juga harus menjadi panutan yang baik, sehingga akan memberikan dorongan kepada anak-anak agar mereka mau mencoba banyak hal baru. Kesehatan mental anak-anak itu cukup unik dan kompleks. Namun, ada perspektif yang benar-benar berbeda jika diperhatikan perkembangannya.

Setiap anak pasti memiliki kebutuhan secara fisik dan emosional yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut biasanya akan tergantung pada usia, kepribadian, serta tahapan perkembangannya. Sebagai orang tua, maka perlu sekali untuk memberikan pengarahan yang baik agar anak-anak dapat tumbuh sesuai harapan. Proses perkembangan psikologis anak dapat diperhatikan sejak dini agar dirinya dapat belajar keterampilan motorik halus, kemampuan bahasa, keterampilan kognitif, hingga keterampilan secara verbal atau nonverbal. 

Selain itu, hal penting lainnya adalah cara bersosialisasi yang juga perlu ditingkatkan. Yaitu melalui cara komunikasi yang baik dengan teman-teman sebayanya. Sebuah penelitian juga mengatakan, bahwa eksplorasi yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya bisa diterapkan melalui pola asuh. Meskipun setiap pola asuh di dalam keluarga memang berbeda, namun apapun pola asuh yang telah diterapkan, tentu saja dapat berguna serta membantu perkembangan psikologi anak. Langsung saja simak informasi seputar psikologi perkembangan anak selengkapnya di bawah ini.

Tahapan Perkembangan Anak

Psikologi Perkembangan Anak

Ada beberapa tahapan perkembangan psikologi anak yang harus diketahui, antara lain adalah sebagai berikut ini:

  1. Tahapan Trust dan Mistrust, yaitu tahapan yang paling fundamental dalam tahapan psikologi perkembangan anak. Tahapan ini terjadi pada saat usia anak 0 sampai dengan 1 tahun. Pada tahapan ini, seorang anak akan belajar bagaimana ia dapat mengembangkan sikap percaya dan tidak percaya. Sikap percaya dan tidak percaya tersebut akan ditentukan oleh berbagai faktor sosial.
  2. Tahapan Autonomy dan Shame & Doubt, yaitu tahapan perkembangan anak yang terjadi pada saat usia anak menginjak 1 sampai 3 tahun. Pada tahapan ini, seorang anak akan belajar konsep kemandirian dan konsep malu-malu serta ragu.
  3. Tahapan Initiative dan Guilt, yaitu tahapan perkembangan anak yang terjadi pada saat usia anak menginjak 3 sampai 5 tahun. Pada tahap ini, kamu sebagai orang tua mulai bisa mengajarkan dan memberitahukan anak-anak jika ia melakukan kesalahan. Pasalnya, pada tahapan ini seorang anak akan belajar untuk memecahkan masalah dari perasaan bersalah yang ia rasakan. Jadi, jangan sampai kamu malah tidak tega untuk menegur anak saat ia melakukan kesalahan. Jika kamu bersikap begitu, maka anak tidak akan menyadari kesalahannya dan ia tidak akan memiliki perasaan bersalah. Sehingga ia tidak akan belajar untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Baca juga:  Psikologi Warna: Cari Tahu Arti Warna Favoritmu di Sini

Perkembangan Anak Usia Balita

Psikologi Perkembangan Anak

Apakah kamu juga setuju, bahwa psikologi perkembangan anak memang perlu dipelajari oleh setiap orang tua? Tujuan utamanya adalah agar orang tua lebih memahami perkembangan anak-anak, terutama mengenai psikologis serta cara berpikirnya. Perlu diketahui, bahwa psikologi anak tidak hanya berkaitan terhadap anak-anak yang tumbuh secara fisik saja lho. Namun juga diiringi oleh perkembangan mental, emosional, serta sosial.

Jika usia anak saat ini berkisar antara 3 sampai dengan 5 tahun atau masih tahap balita, berarti mereka akan mulai sadar dengan berbagai inisiatif. Saat balita, seorang anak sudah mulai mengenal dunia yang lebih luas lagi daripada saat ia masih batita. Perkembangan psikologisnya juga akan semakin bertambah dengan segala inisiatif. Sehingga akan muncul berbagai tantangan yang baru baginya.

Jika kamu sedang menemani anak-anak pergi ke taman bermain, berusahalah untuk mengizinkan mereka dalam mencoba banyak hal baru. Melalui banyak kegiatan di luar rumah, perlu sekali memperbolehkan anak-anak untuk tetap bereksplorasi. Cobalah untuk tetap mendukungnya di dalam melakukan banyak hal baru. 

Menganalisis Psikologi Anak

Psikologi Perkembangan Anak

Sebagai orang tua, kamu juga perlu mengetahui dan mempertimbangkan berbagai konteks utama dalam analisis psikologi anak, seperti:

  • Konteks sosial, berfokus terhadap hubungan anak dengan teman sebayanya dan orang dewasa. Apabila terus dilatih, maka seorang anak akan belajar mengenai pemahaman proses berpikir, belajar, dan berkembang. Untuk masalah konteks sosial ini, anak-anak akan mendapatkannya melalui berbagai situasi mulai dari keluarga, sekolah, hingga teman sepermainan. 
  • Konteks budaya, bisa didapatkan anak-anak dari berbagai nilai sosial, tradisi kebiasaan di rumah, hingga cara hidup di sekitarnya yang dapat mempengaruhi perkembangan pola pikir. Selain itu, konteks budaya di dalam psikologi perkembangan anak juga dapat memberikan pelajaran mengenai bagaimana cara anak-anak berkomunikasi dengan kedua orangtuanya. 
  • Konteks sosial ekonomi, juga menjadi salah satu faktor anak-anak dalam bertumbuh. Status sosial ekonomi yang didapatkan oleh anak-anak dapat memicu perkembangan psikologisnya. Konteks sosial ekonomi ini bisa dipicu dari keseharian yang dijalani, hingga berapa banyak mainan yang akan diterimanya di rumah.
Baca juga:  Bayi Sering Rewel? Kenali 4 Tanda-Tanda Fase Growth Spurt

Ketiga faktor itulah yang dapat berdampak besar pada psikologi anak. Apabila seorang anak kurang mendapatkan peluang dari ketiga konteks tersebut, maka sebagai orang tua kamu perlu membantu agar ia kembali tumbuh dengan sikap yang sesuai harapan.