Anak Kurang Minat Sekolah? Kenali Aspek Psikomotoriknya
Setiap anak, pasti memiliki keunikan dalam berbagai hal yang bisa dikuasai. Salah satu cara untuk mengetahui keunikan maupun kelebihan anak dalam pembelajarannya adalah dengan mengetahui aspek penguasaan pembelajarannya seperti apsek psikomotorik. Aspek psikomotorik adalah aspek pembelajaran terkait minat individu.
Lebiih jelasnya, yuk kita cari tahu pentingnya aspek psikomotorik dan aspek pembelajaran lainnya pada anak di bawah ini.
Apa itu Aspek Psikomotorik?
Aspek psikomotorik berkaitan dengan keterampilan individu dalam suatu hal tertentu. Biasanya keterampilan ini juga berkaitan dengan bagaimana minat seorang individu.
Bisa jadi ketika seorang anak tidak begitu pandai dalam hal pelajaran (kognitif) namun boleh jadi ia sangat kompeten di aspek psikomotoriknya. Oleh karena itu kita tidak boleh menghakimi kekurangan seorang individu terutama dalam hal kemampuan otak.
Sebab setiap individu mempunyai kelebihan masing-masing. Kita tidak bisa menilai hanya dari satu sisi saja sedangkan sisi lain disepelekan. Kepada para pendidik maka harus mengetahui kecenderungan ketiga aspek ini pada murid muridnya. Sehingga dengan begitu guru menjadi tidak mudah untuk melakukan judgement kepada muridnya. Pada dasarnya tidak ada murid yang bodoh. Yang ada adalah guru yang tidak tahu di mana kemampuan murid yang bersangkutan.
5 Tingkatan Perkembangan Psikomotorik Anak Usia Dini
1. Peniruan (Imitation)
Peniruan merupakan suatu keterampilan untuk menirukan sesuatu gerakan yang telah dilihat, didengar atau dialaminya. Jadi kemampuan ini terjadi ketika anak mengamati suatu gerakan, dimana ia mulai memberi respons serupa dengan apa yang diamatinya. Gerakan meniru ini akan mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf, karena peniruan gerakan umumnya dilakukan dalam bentuk global dan tidak sempurna.
Contoh gerakan ini adalah menirukan gerakan binatang, menirukan gambar jadi tentang suatu gerakan dan menirukan langkah tari.
2. Penggunaan Konsep (Manipulation)
Penggunaan konsep merupakan suatu keterampilan untuk memanipulasi dalam melakukan kegiatan (gerakan). Keterampilan manipulasi ini menekan-kan pada perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan gerakan-gerakan pilihan dan menetapkan suatu penampilan melalui latihan.
Jadi penampilan gerakan anak menurut petunjuk-petunjuk dan tidak hanya meniru tingkah laku saja. Contohnya adalah menjalankan mesin, menggergaji, melakukan gerakan senam kesegaran jasmani yang didemontrasikan.
3. Ketelitian (Presition)
Ketelitian merupakan suatu keterampilan yang berhubungan dengan kegiatan melakukan gerakan secara teliti dan benar. Keterampilan ini sebenarnya hampir sama dengan gerakan manipulasi tetapi dilakukan dengan kontrol yang lebih baik dan kesalahan yang lebih sedikit.
Keterampilan ini selain membutuhkan kecermatan juga proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam penampilannya. Respons-respons lebih terkoreksi dan kesalahan dibatasi sampai pada tingkat minimum.
Contoh gerakan ini adalah gerakan mengendarai/menyetir mobil dengan terampil, berjalan di atas papan titian.
4. Perangkaian (Articulation)
Perangkaian adalah suatu keterampilan untuk merangkaikan bermacam- macam gerakan secara berkesinambungan. Gerakan artikulasi ini menekan- kan pada koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal antara gerakan-gerakan yang berbeda. Contoh keterampilan gerakan ini adalah mengetik dengan ketepatan dan kecepatan tertentu, menulis, menjahit.
5. Kewajaran/Pengalamiahan (Naturalization)
Kewajaran adalah suatu keterampilan untuk melakukan gerakan secara wajar. Menurut tingkah laku yang ditampilkan, gerakan ini paling sedikit mengeluarkan energi baik fisik maupun psikis. Gerakan ini biasanya dilakukan secara rutin sehingga telah menunjukkan keluwesannya.
Misalnya memainkan bola dengan mahir, menampilkan gaya yang benar dalam berenang, mendemonstrasikan suatu gerakan pantomim dan sebagainya.
Perbedaan Pengertian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
1. Aspek Kognitif
Jika aspek psikomotorik lebih terkait pada peminatan individu, maka di dalam aspek kognitif ini yang diukur di antaranya adalah pengetahuan, praktek, analisa, sintesis, dan evaluasi. Jadi pengetahuan ini berkaitan dengan ingatan dan proses bagaimana seorang manusia mempelajari sesuatu. Kalau praktek berarti penerapan atas suatu teori tertentu. Sedangkan analisa adalah bagaimana kita menganalisa suatu problem dan mencari pemecahannya. Sedangkan evaluasi adalah bagaimana kita melakukan flashback terhadap sesuatu yang pernah kita jalani atau lakukan.
Jadi dalam aspek kognitif ini kita akan melihat bagaimana detail murid dalam menangkap mata pelajaran. Termasuk juga bagaimana cara mereka untuk menganalisa suatu soal tertentu. BIsa juga bagaimana cara mereka untuk menerapkan teori yang telah diajarkan di kelas.
Untuk lebih jelasnya kemampuan kognitif ini meliputi proses menghitung, membaca, mengingat, dan mengulang hasil pembelajaran baik lewat lisan maupun tulisan. Kalau dalam sekolah biasanya aspek kognitif inilah yang paling menjadi fokus perhatian. Namun di setiap institusi juga berbeda-beda standar penilaiannya.
Baca Juga: Kemampuan Kognitif: Perkembangan Anak yang Harus Diperhatikan Orang Tua
2. Aspek Afektif
Jadi afektif adalah proses pembelajaran yang meliputi bagaimana individu bersikap dan bertindak dalam lingkup sosialnya. Bisa juga penilaian afektif ini mencakup emosi individu, perasaan, dan kestabilan emosi darinya.
Untuk penilaian afektif biasanya dilakukan dengan memberikan sebuah suatu tantangan yang memeras emosi dari individu. Jika ia berhasil dalam hal yang bersangkutan maka akan dinilai baik. Namun sebaliknya ketika hasilnya buruk maka akan diambil langkah yang paling tepat.
Baca Juga: Penting! Ketahui 4 Cara Pemenuhan Afeksi Anak
Itulah penjelasan tentang beberapa aspek pembelajaran yang penting untuk tumbuh kembang buah hati Anda.
Ingat! Setiap anak itu unik dan menyimpan potensi mereka masing-masing. Kenali bakat dan potensinya sejak dini agar lebih mudah mengarahkan kesuksesannya di masa depan nanti.