Ini Lho, Bedanya Repling, Abseiling, dan Prusiking!

Bagi pecinta mountaineering, pastinya kamu tidak asing lagi dengan kegiatan panjat tebing, ya. Beberapa istilah yang digunakan dalam aktivitas ini adalah repling (rappeling), abseiling, dan prusiking. Rappeling dan abseiling memiliki kesamaan arti, yaitu tindakan meluncur ke bawah tali di bawah kondisi yang terkendali untuk membuat penurunan yang aman dari tebing curam atau permukaan lainnya. Yang berbeda hanyalah penggunaan istilahnya saja.

Rappeling biasa digunakan oleh kebanyakan orang di dunia, yang merujuk pada kegiatan menuruni tebing atau permukaan lain yang vertikal menggunakan tali. Istilah lainnya yaitu abseiling, biasa diucapkan oleh orang-orang Eropa. Abseiling berasal dari bahasa Jerman, “abseilen” yang berarti “tali turun ke bawah”. Lalu apa bedanya dengan prusiking? Yuk, cari tahu informasi selengkapnya di bawah ini!

Sumber: iStockPhoto

1. Repling/Abseiling vs. Prusiking

Seperti yang telah dijelaskan di awal, repling memiliki arti yang sama dengan abseiling. Yang membedakan hanyalah pengucapannya. Orang-orang Eropa, terutama daerah Inggris Raya dan Jerman, sering mengucapkan kata abseiling. Sedangkan orang-orang Amerika sering mengucapkan kata rappeling.

Rappeling berasal dari bahasa Prancis, yaitu “rappel” yang bisa diartikan sebagai menarik atau menarik kembali. Kemudian rappeling digunakan untuk menggambarkan tindakan menuruni tebing yang terjal, atau bisa dibilang sebagai “menarik diri” dari pendakian. Meskipun penggunaan katanya berbeda, teknik yang digunakan sama saja.

2. Sejarah Rappeling

Sumber: iStockPhoto

Tahun 1900-an, aktivitas mendaki gunung mulai populer di Eropa. Gunung-gunung populer seperti Eiger dan Matterhorn telah dijajaki oleh para pendaki. Fasilitas untuk pendakian disediakan pemerintah setempat. Para pendaki gunung juga mulai membuat daftar resmi yang puncak-puncak yang sudah mereka jelajahi.

Jean Charlet Straton, seorang pemandu gunung dari Chamonix, Perancis ini adalah orang yang patut diberi penghargaan, karena aksinya yang menciptakan teknik abseiling atau repling. Pada akhir tahun 1870-an, pria kelahiran tahun 1840an itu berupaya untuk mencapai puncak gunung Petit Dru. Kemudian ia mencari cara yang aman untuk menuruni gunung dengan beberapa medan yang ekstrim. Dari sinilah teknik abseiling mulai populer di kalangan pecinta alam.

Baca juga:  Kenalan dengan 7 Gunung Tertinggi di Bandung, Yuk!

3. Teknik dan Keperluan untuk Rappeling

Sumber: iStockPhoto

Jika arah gerak pada panjat tebing vertikal ke atas, maka arah gerak rappeling vertikal ke bawah. Dalam beberapa kondisi, rappeling juga merupakan sebuah model transportasi perjalanan ke bawah. Manfaat dari kegiatan ini antara lain untuk mendobrak diri mengatasi rasa takut dan meningkatkan rasa percaya diri. Beberapa orang yang mengalami agrophobia (takut ketinggian) dapat mencoba kegiatan ini untuk mengurangi ketakutan atas hal tersebut.

Ada 4 teknik rappeling yang digunakan secara umum antara lain:

1. Body Rappel

Teknik ini adalah yang paling sederhana karena hanya menggunakan sebuah tali tanpa alat tambahan apapun. Caranya adalah dengan melilitkan tali utama sedemikian rupa ke tubuh, teknik ini penting untuk dikuasai mengingat anda tak akan pernah tau kapan anda berada dalam situasi darurat yang mengharuskan teknik ini digunakan.

2. Arm Rappel

Hampir sama dengan body rappel, hanya saja pada arm rappel tali terlebih dahulu dililitkan di kedua tangan melewati bagian belakang badan. Cara ini biasa digunakan untuk menuruni tebing yang tidak terlalu curam.

3. Sling Rappel

Pada teknik ini peralatan yang digunakan bukan hanya tali, tetapi ada tambahan sling/webbing dan sebuah carabiner screw jenis pear. Sling/webbing digunakan sebagai pengganti fungsi harness yang dililitkan ke pinggang. Carabiner dihubungkan ke sling/webbing tersebut yang berfungsi sebagai alat rappel

4. Breakbar Rappel

Teknik ini adalah yang paling umum digunakan dalam rappeling. Peralatan yang digunakan sudah lebih lengkap, seperti tali, harness (bisa dari webbing), dan breakbar. Modifikasi dari breakbar adalah penggunaan alat descender seperti Figure 8, ATX, dan sebagainya.

Adapun keperluan yang dibutuhkan untuk kegiatan rappeling atau abseiling adalah sebagai berikut:

  1. Tali. Jenis yang biasa digunakan adalah tali karmantel statis, karena sangat kuat dan bersifat kaku jadi sangat nyaman digunakan untuk rappeling.
  2. Harness. Alat ini digunakan sebagai penghubung antara tali dengan tubuh. Saat rappeling, harness berfungsi untuk memasang alat descender.
  3. Carabiner. Alat ini berfungsi sebagai penghubung antara tali dengan tali atau tali dengan alat lainnya.
  4. Descender. Descender adalah alat yang berfungsi untuk memperlambat laju gerak tali dan menahan gesekan sehingga dapat membantu pengereman tali.
  5. Anchor. Anchor merupakan tempat menahan semua sistem tali temali dalam proses rappeling.
  6. Sepatu. Hal ini penting, karena untuk menjaga kaki agar tidak terpeleset maupun terluka saat menapaki permukaan yang licin atau tajam.
  7. Sarung Tangan. Alat ini berfungsi untuk menjaga tangan dalam memegang tali saat rappeling. Jika tali dipegang dengan tangan kosong, maka tangan akan terasa panas jika bergesekan dengan tali.
  8. Helm APD. Helm ini digunakan untuk melindungi kepala dari benturan yang tidak terduga.
Baca juga:  Daya Tarik 8+ Pantai Laut Selatan Jawa yang Perlu Kamu Tahu!

4. Teknik Prusiking

Ikatan Prusik pada tali untuk panjat tebing (Sumber: iStockPhoto)
Ikatan Prusik pada tali untuk panjat tebing (Sumber: iStockPhoto)

Prusik (diucapkan “prʌsɪk”) adalah halangan gesekan atau simpul yang digunakan untuk meletakkan tali kecil di sekitar loop tali, diterapkan dalam pendakian, canyoneering, mountaineering, caving, penyelamatan tali, dan oleh arborists. Dalam kegiatan di alam biasanya diartikan sebagai sebuah kegiatan menaiki atau memanjat sebuah tali (carmantel) dengan bantuan dua buah tali kecil (prusik) beserta peralatan yang mendukungnya. Adapun seni dalam prusiking itu bermacam-macam.

Alat yang dipergunakan tidaklah jauh berbeda dari rappeling. Seperti tali karmantel, webbing atau sit harness, sarung tangan, helm, dan carabiner. Namun ada tambahan alat khusus untuk prusiking, yaitu ascender. Ciri alat ascender adalah mengunci atau menjerat tali ketika dibebani dan dapat dikendorkan ketika digunakan untuk naik. Ascender yang direkomendasikan dalam kegiatan ini adalah jumar dan shunt. Jumar adalah jenis ascending yang cukup mudah digunakan. Cukup dorong alat keatas secara bergantian kiri dan kanan sampai di atas. Sama seperti halnya Jumar, Shunt juga merupakan alat ascending yang cukup mudah digunakan cukup mendorong ke atas.

Nah, itulah perbedaan antara repling atau abseiling dengan prusiking. Semoga dapat memacu rasa antusiasmu dalam berlatih atau mulai mencoba olahraga panjat tebing. Yang terpenting adalah utamakan keselamatan saat mencoba olahraga ekstrim yang satu ini dan tetap semangat!