Apa Beda Siswa Biasa dan Siswa Akselerasi?
Di sekolah, pastinya akan ada anak-anak yang lebih unggul dibandingkan anak-anak lainnya. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai mata pelajaran yang tinggi, dan keaktifan anak dalam pembelajaran. Jika kamu menemukan anak-anak seperti itu, maka kemungkinan besar dia berada dalam kelas akselerasi. Siswa akselerasi adalah siswa dengan intelegensia tinggi, serta kreativitas dan motivasi yang tinggi pula.
Program akselerasi khusus diselenggarakan bagi peserta didik yang memang sudah terseleksi dengan segala kecerdasan dan kemampuan yang berada di atas rata-rata dari teman-temannya. Program belajar mengajarnya di dalamnya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak-anak ‘pintar dan berbakat’ mencapai prestasi maksimal sesuai dengan potensinya yang dimilikinya. Jika kamu ingin memasukkan anak ke program akselerasi, kamu harus memahami beberapa hal di bawah ini. Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Program Akselerasi
Program akselerasi merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membantu peserta didik dengan program percepatan belajar. Para peserta didik tersebut nantinya akan masuk dalam kelas tertentu untuk belajar lebih cepat sesuai dengan durasi yang ada di setiap jenjang pendidikan. Sederhananya, program ini merupakan upaya percepatan belajar sebagai dampak dari hasil sistem belajar tuntas bagi peserta didik yang sudah menunjukkan performanya sebagai peserta didik yang cerdasnya luar biasa serta dapat mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Tujuan umum dari program ini yakni dapat memenuhi kebutuhan para peserta didik untuk bisa memiliki karakteristik spesifik baik dari sisi kognisi dan afeksinya. Tujuan khusus dari program akselerasi adalah menjadi reward bagi para siswa sehingga termotivasi untuk belajar lebih baik dan meningkatkan potensinya. Selain itu bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran para peserta didik.
Kelebihan dan Kekurangan Program Akselerasi
1. Kelebihan Program Akselerasi
Sejumlah keuntungan yang bisa dinikmati siswa yang mengikuti program akselerasi sekolah, yaitu:
- Anak bisa mendapatkan kurikulum yang lebih sesuai dengan kemampuannya untuk menghindari kebosanan karena belajar.
- Membantu hubungan sosial dan prestasi akademis siswa akselerasi.
- Peningkatan dalam kemampuan sosial dan harga dirinya.
- Menghasilkan pencapaian akademis yang lebih banyak dalam perkembangan selama satu tahun.
- Lebih mudah berteman saat siswa yang lebih tua tertarik pada kemampuannya, atau siswa tersebut memang lebih dewasa secara emosional.
- Mempercepat penyelesaian studi.
2. Kekurangan Program Akselerasi
Di samping kelebihan, ada pula sejumlah kekurangan program akselerasi yang bisa dialami anak.
- Tidak cukup untuk mengatasi kesulitan-kesulitan sosial bagi beberapa siswa.
- Dikucilkan oleh siswa lain yang tidak suka dengan kelebihannya atau karena ia dianggap lebih kecil dari yang lain.
- Kekhawatiran anak tidak sempat menikmati masa muda atau masa sekolahnya.
Perlukah Anak Masuk Program Akselerasi?
Perlu pengkajian khusus dengan melihat kondisi fisik serta psikis anak, apakah ia siap masuk ke kelas akselerasi. Karena anak dengan IQ tinggi diatas 130 pun belum tentu siap dan ‘mampu’ beradaptasi dengan kelas percepatan yang serba cepat ini. Orang tua dan guru tidak boleh memaksakan anak masuk ke kelas akselerasi meskipun anak terlihat ‘mampu’, karena nantinya akan berpengaruh terhadap psikologis anak di masa depan. Jika anak memenuhi persyaratan masuk kelas akselerasi pun, kamu dan pasangan perlu mewaspadai dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Kelas akselerasi hanya ditempuh dalam waktu 2 tahun atau 4 semester saja. Jika anak masuk ke kelas akselerasi di SMP dan SMA, amak saat lulus kuliah ia akan berjarak 2 tahun lebih muda dibandingkan dengan teman seangkatannya.
- Pada saat lulus SMA, usia anak lebih muda dan perkembangan jiwanya masih masuk dalam masa remaja atau ABG yang rentan labil. Jika dipaksakan bergaul dengan teman yang lebih dewasa, ia akan kehilangan masa remajanya.
Itulah yang perlu kamu ketahui tentang siswa akselerasi dan programnya. Keputusan untuk mengikuti program akselerasi sebaiknya harus dibicarakan dengan baik oleh berbagai pihak, termasuk orangtua, siswa, dan pihak sekolah. Program akselerasi juga harus dilihat sebagai sebuah proses yang berkelanjutan. Bukan hanya mengenai penempatan saja, tapi juga memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang matang.