Speech Delay pada Anak: 7 Tanda dan Cara Mengatasinya

Salah satu gangguan yang dialami pada anak-anak adalah keterlambatan dalam proses berbicara atau speech delay. Umumnya, bayi akan mulai berbicara pada usia 6-9 bulan. Perkembangan bicara anak dimulai dari cooing atau mengoceh dengan 1 suku kata berulang seperti, “ma ma ma” atau “da da da”. Jika bayimu tidak menunjukkan perkembangan ini hingga usia 12 bulan, ada kemungkinan dia mengalami keterlambatan berbicara.

Kamu tidak hanya memantau pertumbuhan tubuhnya, tapi juga perkembangan bicara, bahasa, gerak, berpikir, juga emosional-sosialnya. Sebagai salah satu milestone yang harus dicapai, ada baiknya kamu mengetahui beberapa tanda keterlambatan dalam proses berbicara dan juga cara mengatasi kondisi ini. Speech delay disebabkan oleh beberapa hal, seperti gangguan pendengaran hingga kelainan bentuk mulut.

Sumber: iStockPhoto

7 Tanda Speech Delay pada Anak

1. Abai terhadap Suara

Di usia 3 bulan ke atas, umumnya anak mulai tertarik dengan suara yang didengarnya. Respon yang dimunculkan anak ketika mendengarkan suara antara lain tersenyum, kaget, menangis, dan mencari sumber suara yang didengar. Jika anak tidak merespon suara hingga usia 5 bulan ke atas, kamu perlu khawatir dengan kondisi ini. Pasalnya, akan ada kemungkinan anak mengalami keterlambatan berbicara.

2. Tidak Mengoceh

Di usia 2–3 bulan, bayi sudah mulai bisa menunjukkan tanda untuk mengoceh, walau kata-kata yang keluar dari mulutnya masih tidak jelas atau belum ada artinya. Tahap ini dikenal dengan istilah cooing. Tahapan selanjutnya yaitu babling, yaitu mengoceh 1 suku kata berulang dengan makna tertentu. Seperti “nen” yang berarti anak meminta minum, atau “ma ma” yang berarti anak memanggil ibunya. Anak yang mengalami speech delay terkadang mengoceh dalam jangka waktu lama.

Baca juga:  Ketahui 10 Manfaat Inhalasi untuk Terapi Anak!

3. Tidak Mengucapkan Kata Bermakna

Sumber: Freepik

Dalam perkembangan berbahasa, anak akan mengucapkan 1-2 suku kata berulang dengan makna tertentu. Kondisi ini disebut babling, dan biasanya terjadi saat anak berusia 12 bulan ke atas. Misal, jika akan ingin meminta makan, dia akan berucap, “mam mam”. Anak yang mengalami speech delay belum juga bisa mengucapkan sesuatu yang bermakna untuk menyampaikan maksudnya.

4. Tidak Bereaksi Saat Dipanggil Namanya

Anak berusia 4 bulan ke atas biasanya akan merespon jika namanya dipanggil. Respon tersebut berupa senyuman atau gerakan kepala ke arah panggilan datang. Namun jika dia tidak merespon dan masih sibuk dengan aktivitasnya sendiri, maka kamu patut waspada akan adanya keterlambatan berbicara pada anak.

5. Kosakata yang Tidak Bertambah

Jumlah kosakata yang diserap anak biasanya akan meningkat seiring bertambahnya usia. Saat anak mencoba menggunakan kata-kata untuk menunjukkan sesuatu, umumnya akan terlihat perkembangan yang stabil dalam penggunaan kosakatanya. Pada anak yang mengalami speech delay, jumlah kosakata tidak bertambah lebih dari beberapa bulan.

6. Tidak Dapat Mengikuti Perintah Sederhana

Sumber: iStockPhoto

Anak yang sudah memahami makna dari kata-kata perintah seperti, “Tolong ambilkan…” dan sejenisnya akan bisa mengikuti perintah tersebut. Biasanya, orang tua mungkin tidak menyadari hal ini. Mereka dengan senang hati dan ringan tangan melakukan apa yang ia perintahkan sendiri jika anaknya tidak mau atau belum bisa melakukannya. Namun, bila anak Anda selalu tidak bisa mengikuti perintah verbal sederhana ini, bisa jadi ia memiliki masalah dengan perkembangan bahasanya.

Baca juga:  Pentingnya Mengetahui Berat Badan Ideal Bayi Sesuai Tahapan Usianya

7. Sulit Dipahami

Orang tua atau pengasuh biasanya lebih memahami anak karena tinggal bersama dalam waktu yang lama. Namun jika anak sudah berusia 3 tahun dan kamu atau orang yang mengasuh anakmu masih tidak mengerti apa yang anak katakan, maka kamu perlu waspada. Segera bawa anak ke dokter untuk mengetahui penyebab keterlambatan berbicaranya.

Adapun parameter dari tanda anak mengalami keterlambatan berbicara menurut usianya adalah sebagai berikut:

  • 2 tahun (24 bulan): ketidakmampuan menggunakan setidaknya 25 kata.
  • 2,5 tahun (30 bulan): ketidakmampuan menggunakan frasa 2 kata unik atau kombinasi kata benda.
  • 3 tahun (36 bulan): ketidakmampuan menggunakan setidaknya 200 kata, tidak meminta sesuatu dengan nama, ucapan sulit dimengerti, bahkan jika Anda tinggal bersama sekalipun.
  • Di atas 3 tahun: tidak dapat mengucapkan kata-kata yang telah dipelajari sebelumnya.

Cara Mengatasi Keterlambatan Berbicara pada Anak

Sumber: iStockPhoto

Setelah mengatahui 7 tanda terjadinya keterlambatan berbicara pada anak, sekarang kamu perlu mencari tahu cara untuk mengatasi kondisi ini agar tidak berlarut-larut. Jika kamu menemukan anak dengan salah satu atau beberapa gejala seperti yang dijelaskan sebelumnya, maka kamu dapat memeriksakannya ke dokter. Selain mempertimbangkan penyebab dari keterlambatan berbicara, dokter juga akan menyarankanmu untuk dirujuk ke ahli patologi bahasa dan juga dokter perkembangan anak.

Cara lain yang bisa diterapkan adalah dengan melakukan terapi wicara. Terapi ini dapat membantu anak untuk berbicara dengan benar dan melatih otot-otot dalam mengembangkan kemampuan berbicaranya. Selain itu, kamu juga bisa melakukan beberapa hal ini untuk mengatasi speech delay yang ringan, seperti:

  1. Membacakan buku pada anak sejak bayi
  2. Mengajak anak berbicara atau berdiskusi dengan menggunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami anak
  3. Mengajak bernyanyi bersama
  4. Mengajak anak untuk meniup balon, kertas, atau bermain gelembung tiup

Itulah pembahasan mengenai 7 tanda dan cara mengatasi anak dengan kondisi speech delay. Anak yang tidak distimulasi secara rutin akan memicu keterlambatan perkembangan hingga autisme. Oleh karena itu, waspadai gejala-gejala yang sudah disebutkan tadi sedari kecil, agar bisa dengan cepat ditangani.