Thrift Shop: Membeli Barang Berkualitas dengan Harga Miring

Saat ini thrift shop ramai digemari dan menjadi salah satu pilihan berwirausaha. Dari namanya, thrifting shop adalah toko berhemat, awalnya ada sebagai alternatif terjangkau membeli pakaian. Dengan memanfaatkan pakaian bekas yang masih dalam kondisi bagus lalu dijual kembali, toko barang bekas ini sukses merebak menjadi tren bisnis di berbagai tempat. Biasanya, yang dijual di toko ini adalah produk-produk fashion, seperti pakaian atau sepatu.

Tidak jarang thrifting (membuka barang thrift) disamakan dengan preloved. Meskipun sama-sama menjual barang bekas, namun thrifting cenderung merujuk kepada jual beli barang bekas berkualitas bagus yang diimpor dari luar negeri dalam satuan bal. Sementara preloved adalah barang-barang bekas yang dijual kembali oleh pemiliknya karena berbagai penyebab. Jika kamu berminat membeli barang thrift, yuk simak tips dan triknya agar mendapatkan barang yang berkualitas dengan harga miring!

thrift shop
Sumber: iStockPhoto

Sejarah Thrifting Shop

1. Era Produksi Massal Pertama

Pada akhir abad 19, mulailah diperkenalkan mass-production of clothing (produksi pakaian secara massal) yang mana menggeser cara pandang masyarakat saat itu tentang dunia fashion. Karena melimpahnya hasil produksi, harga pakaian menjadi sangat murah dan melahirkan anggapan bahwa pakaian tersebut adalah barang yang sekali pakai lalu dibuang (disposable).

Menurut sejarawan Le Zotte dalam karyanya “From Goodwill to Grunge: A History of Secondhand Styles and Alternative Economies” mengatakan bahwa ketika penduduk kota semakin bertumbuh, namun lahan tempat tinggal terbatas, maka membuang barang-barang seperti pakaian adalah jalan pintas.

2. Era Charity Shop (Lembaga Amal)

Fenomena menumpuknya pakaian-pakaian yang dibuang ini ditangkap oleh komunitas keagamaan sebagai ide bisnis yang dapat menghasilkan uang. Muncullah nama-nama seperti “Salvation Army” tahun 1897 dan disusul “Goodwill” 5 tahun berikutnya pada 1902. Kedua NGO tersebut mencoba mengumpulkan pakaian bekas dari para warga.

Baca juga:  HIIT Cardio: Definisi dan Manfaat Melakukannya di Rumah

Sebagai imbalannya, mereka mendapat makanan dan penginapan (shelter). Di benua berbeda, tepatnya di Inggris, organisasi amal serupa dinilai lebih dulu muncul dan dianggap sebagai pelopor pengumpulan barang bekas, yaitu “Wolverhampton Society for the Blind”.

3. Era Great Depression (Krisis Amerika 1920) dan Perang Dunia

Ketika Great Depression melanda Amerika, banyak orang kehilangan pekerjaan. Hal ini tentu saja berefek pada menurunnya daya beli masyarakat termasuk membeli pakaian baru. Maka berburu pakaian bekas di thrift shop adalah alternatif. Sedangkan untuk orang yang yang berkecukupan, tempat ini dijadikan untuk donasi. Perang dunia I dan II juga berkontribusi terhadap penggunaan pakaian bekas sebab bahan baku untuk pakaian baru mengalami kelangkaan.

4. Era 90-an, Popularitas Grunge Style dan Kurt Cobain

thrift shop
Sumber: iStockPhoto

Tahun 90-an acapkali ditandai sebagai era “Grunge”, yakni satu aliran musik pop rock alternatif dari Amerika dan nama Kurt Cobain dianggap sebagai representasi genre ini sekaligus panutan setiap remaja dimasa itu. Bersama sang istri, Courtney Love, Kurt Cobain yang identik dengan setelan ripped jeans, flanel shirt, dan layering yang cukup banyak dinilai secara tidak langsung mempromosikan “thrifting style”. Untuk mewujudkan setelan style tersebut, Kurt Cobain mesti berburu barang-barang seperti itu di thrift shop, karena toko retail saat itu belum menjual pakaian yang semacam ini.

5. Era Millenial Abad 21, Kala Thrifting jadi Gaya Hidup

Memasuki era 2000-an, mengenakan pakaian bekas sedikit mengalami pergeseran. Hal tersebut tidak lagi sebagai cerminan ketidakmampuan seseorang dalam membeli pakaian baru, namun telah menjadi gaya hidup. Jika ditanya faktor apa yang paling mempengaruhi pertumbuhan thrift shop, maka jawabannya adalah internet dan e-commerce.

Pelopor penjualan pakaian bekas secara online atau e-commerce adalah “eBay” dan “Craigslist” yang sudah memulai debutnya secara global pada 1995. Kini thrift shop telah menjadi kekuatan yang menggerakkan ekonomi global.

7 Tips Berbelanja di Thrift Store

Tidak hanya ramah anggaran, berbelanja thrift juga bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Berikut ini adalah beberapa tips untuk berbelanja thrift dan tetap tampil modis dengan budget terbatas:

Baca juga:  8 Fakta Menarik Bridal Shower untuk Calon Pengantin

1. Ketahui Apa yang Kamu Cari

Sebelum pergi ke thrift store, tentukan terlebih dahulu jenis barang atau gaya apa yang kamu inginkan. Buat daftar atau gambar contoh pakaian yang kamu incar agar kamu lebih fokus saat berbelanja. Hal ini akan membantu kamu menghindari pembelian impulsif dan memastikan kamu mendapatkan barang yang sesuai dengan gaya pribadi kamu.

2. Pilih Toko yang Tepat

Ada berbagai jenis thrift store yang bisa kamu kunjungi, mulai dari yang berukuran kecil hingga yang lebih besar dengan beragam pilihan pakaian. Pilihlah toko yang memiliki reputasi baik dan menawarkan barang-barang berkualitas. Jangan ragu untuk mencari informasi dan membaca ulasan tentang thrift store tersebut sebelum berkunjung.

3. Periksa kualitas barang

Saat berbelanja thrift, penting untuk memeriksa kualitas barang sebelum memutuskan untuk membelinya. Perhatikan apakah ada kerusakan seperti sobekan atau noda yang sulit dihilangkan. Periksa juga bagian dalam pakaian untuk memastikan kualitas jahitan. Jika barang dalam kondisi baik dan hanya memerlukan sedikit perbaikan, itu masih merupakan temuan yang bagus.

4. Bersabar dan Telaten

thrift shop
Sumber: iStockPhoto

Berbelanja thrift bisa membutuhkan waktu dan kesabaran. Pakaian-pakaian yang bagus mungkin tersembunyi di antara barang-barang lain. Ambil waktu untuk menjelajahi setiap bagian toko dan cermati setiap rak atau gantungan. Siapa tahu kamu menemukan barang unik yang tidak akan kamu temui di tempat lain.

5. Cuci dan Perawatan Barang setelah pembelian

Setelah kamu membeli barang thrift, jangan lupa untuk mencuci dan merawatnya sebelum mengenakannya. Meskipun thrift store sejatinya sudah membersihkan barang sebelum dijual, namun langkah ini akan membantu memastikan kebersihan pakaian dan memberikan kesan segar saat kamu menggunakannya.

6. Jaga Ukuran dan Proporsi

Ketika berbelanja thrift, penting untuk memperhatikan ukuran dan proporsi pakaian yang kamu pilih. Pastikan pakaian tersebut sesuai dengan ukuran tubuhmu dan memberikan proporsi yang baik saat dikenakan. Jika diperlukan, kamu bisa melakukan sedikit penyesuaian atau memilih pakaian yang bisa disesuaikan dengan mudah.

7. Nikmati Proses Berbelanja

Berbelanja thrift bukan hanya tentang mendapatkan pakaian dengan harga murah, tetapi juga tentang pengalaman berbelanja yang menyenangkan. Nikmati proses menjelajahi toko, menemukan barang-barang unik, dan menciptakan gaya pribadimu. Jangan terlalu serius, tetapi biarkan kreativitasmu mengalir dan nikmati setiap momen.

Nah, itulah informasi yang perlu kamu ketahui tentang thrift shop. Semoga 7 tips di atas dapat membantumu dalam memilih barang thrift yang sesuai dengan yang kamu inginkan. Dan jangan lupa untuk menulis daftar barang yang diinginkan agar tidak “gelap mata” saat thrifting, ya!