Simak Tips Ampuh untuk Menjaga Trombosit Normal pada Anak
Mungkin kamu pernah mengetahui atau mendengar jika trombosit menurun dari jumlah normal, maka seseorang sedang menderita penyakit demam berdarah. Padahal, fungsi trombosit tidak hanya itu, lho! Trombosit atau keping darah adalah salah satu komponen penyusun darah selain eritrosit (sel darah merah) dan leukosit (sel darah putih) yang berfungsi dalam proses pembekuan darah. Tanpa trombosit, luka tidak bisa kering bahkan akan muncul perdarahan parah di seluruh tubuh. Itulah mengapa penting sekali menjaga trombosit normal pada anak.
Jika ada salah satu pembuluh darah di tubuh robek, ia akan mengirimkan sinyal ke trombosit. Sel darah ini kemudian akan bergegas ke tempat kerusakan untuk membentuk gumpalan, sehingga darah bisa berhenti. Oleh karena itu, menjaga kadar trombosit tetap normal penting. Hal itu juga berlaku untuk anak-anak. Pasalnya, kadar trombosit yang rendah atau tinggi bisa menyebabkan anak-anak mengalami gangguan kesehatan. Lalu, berapa nilai trombosit normal pada anak? Yuk, mari simak penjelasannya berikut ini.
Jumlah Trombosit Normal pada Anak
Trombosit, platelet, atau keping darah merupakan salah satu komponen penyusun sel darah dalam tubuh. Peranan sel ini sangat penting dalam proses penyembuhan luka. Selain itu, penghitungan jumlah trombosit juga sering digunakan dalam mendiagnosis berbagai penyakit yang disebabkan oleh penggumpalan darah.
Jumlah trombosit normal berkisar antara 140.000 – 450.000 keping per mikroliter darah (mcL), baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Meski begitu, rentang jumlah trombosit normal setiap orang bisa saja berbeda. Untuk perempuan, jumlah rata-rata keping darah dalam tubuh pada umumnya yakni 157.000 – 371.000 keping per mikroliter darah. Sementara itu, rata-rata trombosit pada laki-laki umumnya berkisar di antara rentang angka 135.000 – 317.000 keping per mikroliter darah.
Apa yang Terjadi Jika Jumlah Trombosit Anak Tinggi atau Rendah?
Nilai trombosit yang tinggi atau disebut dengan trombositosis dapat terjadi pada keadaan seperti polisitemia vera dan myelofibrosis. Kondisi dimana trombositosis dapat diketahui penyebabnya, maka disebut dengan trombositosis sekunder dan sering terjadi pada anak-anak.
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya trombositosis sekunder pada anak adalah:
- Infeksi bakteri, virus, atau parasit
- Inflamasi atau peradangan, seperti penyakit kawasaki dan radang saluran pencernaan
- Luka bakar, benturan, atau luka bekas operasi
- Kehilangan banyak darah
- Anemia hemolitik dan anemia defisiensi besi
- Asplenia atau hiposplenia
- Sindrom nefrotik kongenital
Sebaliknya, untuk nilai trombosit yang rendah atau disebut trombositopenia dapat terjadi pada keadaan seperti anemia hemolitik, demam berdarah dengue, atau gagal ginjal akut. Kondisi ini bisa terjadi akibat sumsum tulang tidak memproduksi cukup trombosit atau ada gangguan yang menghancurkan trombosit.
Karena fungsi trombosit adalah untuk membantu pembekuan darah, maka saat jumlahnya kurang dari normal, pembekuan darah sulit terjadi dan anak akan mudah mengalami perdarahan. Perdarahan yang terjadi di bawah kulit akan terlihat seperti memar, dan yang keluar akibat goresan atau luka maupun mimisan, akan sulit berhenti.
Trombositopenia bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, seperti:
- Campak
- Demam berdarah
- Hepatitis
- Leukimia
- Anemia aplastik
- Sepsis
- Penyakit autoimun
Kondisi ini juga bisa terjadi sebagai efek samping penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk obat kemoterapi.
Tips Ampuh untuk Menjaga Trombosit Normal pada Anak
Kamu bisa menjaga nilai trombosit tetap normal pada anak dengan cara memberi berbagai macam makanan bergizi, antara lain:
- Sayuran berdaun hijau
- Ikan berlemak
- Buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk
- Daging sapi
- Kacang-kacangan
Perlu diketahui juga bahwa terlalu banyak atau terlalu sedikit trombosit, fungsi trombosit yang tidak normal, dan kondisi terkait seperti pembekuan darah, semua itu bisa diturunkan. Jadi, bila ada anggota keluarga mengalami gangguan trombosit, ada baiknya beritahukan ke dokter. Meskipun anak tidak mengalami gejala apa-apa, tetapi dokter mungkin ingin memantau kondisinya.